Setelah berkaca sekali lagi, Assa akhirnya keluar dari kamar untuk berangkat kerja. Ia mengambil flat shoes yang berada di rak sepatu dekat pintu masuk yang bergabung dengan sepatu milik penghuni kost lain.
"Berangkat, Mbak?" tanya Momo yang sedang memakai sepatu di kursi teras.
Assa mengangguk. "Aku duluan ya, Mo."
"Oke, hati-hati!" teriak Momo yang langsung mendapat acungan jempol dari Assa.
Di depan pagar kostan, mobil milik Digta sudah terparkir rapi dengan mesin mobil yang masih menyala.
Dengan senyuman lebar, Assa berjalan menuju pintu penumpang bagian depan dan langsung memeluk Digta setelah menutup kembali pintu mobil.
"Manja banget anaknya Jainudin," ucap Digta sambil mengelus punggung Assa dan satu tangan yang lain mengeratkan pelukannya di pinggang.
Assa memukul punggung Digta, tetapi setelah itu ia makin mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya menikmati sentuhan Digta.
"Yang penting manjanya cuma ke kamu," balas Assa sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar.
Digta terkekeh dan mengacak puncak kepala Assa hingga gadis itu memanyunkan bibirnya sebal karena Digta merusak tatanan rambutnya yang hari ini sengaja ia kuncir kuda.
"Buru deh jalan, nanti aku telat," ucap Assa dengan wajah merengut, padahal belum lima menit yang lalu wajah itu menampilkan senyum cerianya.
Digta tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Siap, Ndoro."
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan area kostan dan Aksa yang muncul dari arah berlawanan dengan kepergian Assa dan Digta.
"Hati-hati," gumam Aksa dengan pandangan lurus tertuju pada mobil putih yang kini sudah berbelok di tikungan.
Setelah mobil milik Digta menghilang di tikungan, Aksa melanjutkan langkah kakinya ke arah kostan.
"Astaghfirullah!" jerit Aksa, saat ia membuka gerbang yang bertepatan dengan Momo yang juga ingin membuka gerbang.
"Ih, yang bener dong, Mas, kalo mau buka gerbang."
Aksa tak langsung menjawab, ia mengelus-eluskan dadanya yang kini berdegup kencang. "Kamu tuh, rambutnya yang bener dong! Jalannya jangan nunduk, rambutmu jadi ke depan semua."
Momo langsung merapikan rambut panjangnya setelah mendengar ucapan Aksa. "Kan aku lagi nyari ikat rambut, Mas."
"Nih!" Aksa mengulurkan pergelangan tangannya yang terdapat satu karet gelang yang berwarna kuning. "Ikat rambutmu pake ini," sambung Aksa.
"Enak aja! Emangnya kepalaku itu nasi uduk, diikat pake karet itu? Ogah!" balas Momo tak terima.
"Yee, dikasih tau malah nyolot." Aksa menggelengkan kepalanya dramatis dan kembali berjalan untuk masuk ke kostan.
Momo mendengkus dan menatap sewot punggung Aksa yang sudah menjauh.
-
"Pagi, Mbak Assa," sapa seorang security yang berjaga di pos di tempat kerja Assa.
"Pagi, Pak Bambang." Assa tersenyum lebar pada security yang seumuran dengan sang ayah.
Assa kembali berjalan dan membalas sapan dari rekan-rekan kerjanya yang kebetulan berpapasan dengannya.
"Pagi, Dek," sapa Mark tiba-tiba, membuat Assa menoleh kaget ke arahnya.
"Kebiasaan!" Assa memukul lengan Mark yang kini sudah berada di samping kanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
RomansaHanya cerita klise tentang cinta segitiga. Assa - Suzy Digta - Jinyoung GOT7 Aksa - Jb GOT7