"Babeh nggak pengen nginep aja?" tanya Assa, sambil memperhatikan sang Ayah yang tengah memakai sepatu di teras kost-an.
Babeh menggeleng. "Ibumu udah nanyain terus."
"Pasti Babeh gak bilang kalo lagi mampir di sini, iya kan?"
Babeh tersenyum lebar membuat Assa menatapnya dengan wajah malas.
"Kalaupun izin juga, pasti nggak bakal diizinin juga," sambung Assa dengan kepala tertunduk.
Babeh bangkit dan mengusap belakang kepala Assa. "Sabar sebentar lagi buat Babeh, mau?"
Assa menarik napas dalam-dalam lalu merubah ekspresi murungnya dalam sekejap. "Iya, Babeh tenang aja," ucap Assa membuat Babeh tertawa.
"Ya udah, Babeh pamit. Salam buat Digta."
Assa mencium punggung tangan sang Ayah dan mengantarkannya sampai ke mobil yang berada di garasi.
Assa menatap kepergian mobil sang Ayah yang semakin menjauh hingga mobil hitam itu berbelok di tikungan. Saat ia berbalik untuk mengunci pagar dan saat itu pula ia menyadari ada Aksa yang memperhatikannya dari ambang pintu masuk dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
"Kamu deket banget ya sama Babeh?" tanya Aksa saat Assa sedang berjalan ke arahnya.
"Seperti yang kamu liat."
Aksa mengangguk. "Kaya ayah sama anak."
Assa tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dulu.
"Sa?"
"Hm?"
"Mau temenin aku ke warung mie ayam?"
"Mie ayam?"
"Iya, kata Mina, kamu tau warung mie ayam enak di sekitaran sini."
Assa berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya. "Boleh, aku ganti celana panjang dulu."
"Silakan."
-
Pukul empat sore, Digta bangun dari tidurnya karena merasa lapar. Ia duduk di tepi ranjang untuk mengumpulkan kesadarannya lebih dulu dengan pandangan tertunduk.
"Bang?" Bian—adik Digta membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu.
Digta menoleh ke arah pintu dan melihat sang adik yang hanya menyembulkan kepalanya dengan senyum menyebalkan.
"Apa?"
"Mau ke warnet," balas Bian, lalu makin melebarkan senyumannya.
"Ya terus?"
"Terus mau minta duit."
"Duit siapa?"
"Duit abang."
"Buat apa?"
"Buat main warnet."
"Ngapain?"
"Main game."
"Game apa?"
Bian berdecak dan membuka lebih lebar pintu kamar Digta dengan kasar.
"Abang sebenernya mau ngasih apa enggak sih? Nanya terus kaya lagi interview kerja."
"Enggak. Udah tutup lagi pintunya," balas Digta acuh, lalu kembali merebahkan tubuhnya untuk menghindari pemalakan yang Bian lakukan.
"Bilang aja gak punya duit," cibir Bian menatap sinis Digta.
Digta menutup kepalanya dengan bantal dan berpura-pura tidur kembali.
Setelah mendengar pintu kamarnya ditutup kembali, Digta menyingkirkan bantalnya dan melirik ke arah pintu untuk memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
RomansaHanya cerita klise tentang cinta segitiga. Assa - Suzy Digta - Jinyoung GOT7 Aksa - Jb GOT7