CHAPTER 4: FIRST DAY, FIRST TEAR

264 30 0
                                    

Mereka berdua sedang di dalam mobil di depan dorm seventeen. Tak ada yang bersuara hingga deheman seorang Choi Seungcheol memecah keheningan.

"Kau tau, aku tak akan mencintaimu. Meskipun kita dijodohkan, jangan pernah ada rasa padaku. Buang rasa itu, dan terakhir aku tak akan peduli padamu meski kau ada di dorm ini

Aah satu lagi, keluar dari pekerjaan cafe mu itu dan jangan dekati laki-laki manapun.

Jangan dipikir perintahku ini karena aku cemburu, tapi ini soal nama baikku"

Deg

Nara hanya menunduk tak tau harus bagaimana menanggapi ucapan pemuda itu, kini Scoups hanya turun dan membuka pintu mobil Kim Nara. Ah jangan lupakan bagaimana kasarnya seorang Scoups menarik tangan Kim Nara untuk masuk ke dorm.

"Yak! Hyung, dia siapa?" Semua member terkejut dengan Scoups yang membawa gadis ke dormnya.

"Dia jaminan, Eommanya terlilit hutang jadi ia dijodohkan denganku. SIALAN!!" Teriak Scoups yang masuk ke dalam kamar setelah menatap sadis Nara.

Deg.

Hati seorang Kim Nara terluka dengan ucapannya.

Jaminan

Benar juga, dia hanya jaminan ibunya yang berhutang pada Tuan Choi. Ia hanya mengepalkan tangannya dan menahan semua kesedihannya. Hingga ia tersadar seseorang berdiri dihadapannya.

"Anyeong! Salam kenal, ah aku Seungkwan.. Bagaimana aku memanggilmu?" Ucap Seungkwan sang main vocal Seventeen.

"Seungkwan-a, tak baik ada tamu tak kau suruh duduk. Kemarilah" Hoshi melambai pada mereka. Dan seungkwan menggiring Nara untuk duduk di sofa dorm tersebut.

"Anyeong, aku Kim Nara, aku lahir tahun 98 jad-

"Ah kita seumuran, kalo begitu kita teman" Potong Vernon

"Vernon-aa, jangan potong ceritanya" Sanggah Wonwoo. Kim Nara seperti mengenali suara itu, tapi ia lupa siapa yang memiliki suara itu.

"Noona, lanjutkan ceritamu" Ucap Dino sang maknae

Nara menceritakan semua kisahnya di hadapan 12 member seventeen, kebetulan malam itu semua member sedang berkumpul jadilah mereka mengetahui hal ini. Semua cerita ia sampaikan bahkan keadaan orang tuanya. Dino dan DK sudah meneteskan air mata karena kisah Nara.

BRAAKK

Suara pintu kamar ditutup terdengar sangat keras. Semua orang mengalihkan pandangannya pada asal suara itu.

"Yak, seungcheol-aa mau kemana?" Tanya Jeonghan yang melihat Scoups keluar dari kamar dan menuruni tangga.

"Mencari kesenangan, Ya! Neo! Jangan coba-coba masuk ke kamarku." Ucap Scoups dengan menunjuk Nara tegas. Setelahnya ia hanya pergi tanpa mendengarkan ucapan member lainnya.

"Aku akan menyusul dia, kalian jaga Nara di dorm ya. Aku takut jika dia tak disusul akan menyebabkan hal buruk" Ucap Joshua dan pergi mengejar Scoups.

Setelahnya Nara masih menuduk dalam duduknya. Ia sudah menahan tangisnya sedari tadi, sebegitu bencinya Scoups kah pada Nara.

"Memberdeul, sebaiknya kalian semua masuk kamar. Sudah sangat malam, lagian besok kita ada latihan bukan?" Ucap Hoshi.

Semua member sudah masuk ke kamar masing-masing, yang tersisa hanya Nara, Wonwoo dan Hoshi.

"Nara-ya, kau tidur di kamarku saja ya yang sebelah situ. Aku akan tidur dengan macan satu ini" Ucap wonwoo dengan menunjuk kamarnya dan mengusap kepala Hoshi

"YAK! Tapi benar Nara, kau tidur di kamarku atau Wonwoo saja okey?" Sambung Hoshi

Nara merasa tidak enak dengan kebaikan para member kepadanya, "Aniya, aku akan tidur di kamar belakang saja. Scoups-ssi bilang ak-"

"Hust sudah, ayo masukan barang-barangmu ke kamarku" Sanggah Wonwoo dan bergegas membawa koper milik Nara yang dibantu oleh Hoshi juga.

Setelahnya mereka kembali ke sofa, tapi tidak dengan Hoshi yang memilih kembali ke kamarnya karena acara kesayangannya sudah mulai. Jadilah di sofa hanya ada Wonwoo dan Nara.

"Wonwoo-ssi, terimakasih banyak kau sudah sangat baik padaku" Nara mengatakannya dengan sangat lemah bahkan ia sudah tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi ia tahan.

"Jangan formal seperti itu, panggil Oppa saja. Ah aku tau kau ingin menangis bukan? Menangislah di pundakku. Its okay, seperti saat kau tertidur di dalam Bus waktu itu"

Nara terkejut bukan main mendengar ucapan Wonwoo, "Jadi pemuda itu wonwoo-ssi, ani.. wonwoo oppa?"

"Heem, bisa dibilang seperti itu. Lama tak berjuma Nara-ya" Wonwoo tersenyum pada Nara sangat lembut.

"Aku tak menyangka dia adalah kau. Terimakasih yah"

"Sudah tak perlu berterimakasih terus, kalo gitu aku masuk kamar dulu ya. Kau jangan tidur terlalu malam" Ucapnya bangkit dari duduknya

"Good Night" Usapan lembut di kepala Nara Wonwoo berikan, yang membuat Jantung Nara berdegub kencang.

Akhirnya, Nara sendiri di sofa ini, ia masih tak menyangka takdir membolak-balik hidupnya dalam satu hari. Ia bertemu Eomma yang dirindukannya dan hari ini pula ia bertemu nerakanya. Tetesan mutiaranya jatuh membasahi pipi cantiknya.

"Hiks.. haruskah seperti ini? hiks aku bahkan belum ada sehari disini, kenapa rasanya seperti ada di neraka" monolognya.

Triinggg

Dering ponsel mengganggu kesedihannya, setelah ia mengusap air matanya ia menatap mengecek layar ponselnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Yeoboseyo Sera-aa?", Mulai Nara saat mengangkat ponselnya.

"Eoddiya?" Jawab Sera

"Hiks.. hiks, aku ingin bertemu"

"Ya? Jangan membuatku khawatir, kau kenapa? ayo bertemu besok"

Perbincangan berlangsung cukup lama hingga akhirnya, mata lentik Nara mulai berat. Ia sudah sangat mengantuk dan tak sadar tidur di Sofa dorm.

CEKREEKK

Pintu dorm terbuka, menampilkan dua pemuda yang menatap sofa dengan tatapan yang berbeda.

"Aku akan ke kamar" ucap yang lebih tinggi. Seseorang menghampiri Nara yang tertidur di sofa, ia duduk di hadapan gadis cantik itu. 

Tangannya ia ulurkan untuk menyentuh wajah yang masih ada jejak air mata milik Nara. Namun saat tangannya tinggal berjarak 2 centi lagi ia urungkan niatnya dan meninggalkan Nara begitu saja dan masuk ke kamarnya.

Ia tak sadar bahwa seseorang menatapnya dari jauh.

"Jika cinta tak pernah tumbuh diantara kalian maka ijinkan aku yangmenyiraminya."

LAST CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang