CHAPTER 20 : BETTER DIED

219 22 0
                                    

Seungcheol terusik dalam tidurnya, ia meraba ranjang di sebelahnya yang dingin dan kosong. Ia membuka matanya dan tak menemukan Nara di sampingnya.

Ia mengedarkan pandangannya dan tak menemukan apapun, hingga ia melihat sepucuk kertas di bantal Nara.

Seungcheol membuka kertas tersebut dengan berbagai pikirannya.

To: Choi Seungcheol-ssi

Anyeong!

Seungcheol-ssi, aku Nara. Maaf, mungkin saat kau bangun kau tak bisa melihatku lagi. Seungcheol Oppa, ani.. atau seungcheol-ssi. Aku tak tau apa arti dari diriku untukmu. Selama hampir 6 bulan aku mengenalmu sudah banyak sekali kenangan dari pahit hingga manis.

Seungcheol-ssi yang marah, kejam dan tak berperasaan. Hingga menjadi lembut dan tatapan memuja untukku.

Tapi aku tak tahu, apakah kau benar menyanyangiku atau tidak.

Mianhae Seungcheol-ssi, aku pergi.

Aku harap kau bisa menerima Sooyoung-ssi menjadi istrimu, menjadi suami yang baik dan menjaga anak kalian dengan baik

Kim Nara

Seungcheol bangun dari tempat tidurnya dengan air mata yang sudah lolos, ia keluar dari kamarnya untuk mencari tau bahwa Naranya masih di dorm. Ia tak mau percaya bahwa sang belahan jiwa meninggalkannya.

"Nara!! Kim Nara! Kau dimana! Aku tau kau bersembunyi! Jangan bermain! Cepat keluar. Apakah kau di dapur?!" Seru Seungcheol dengan nada gaduhnya membangunkan para member.

"Hyung, wae? Ada apa?" Mingyu yang bangun dari tidunya khawatir melihat sang leader sedang kalang kabut.

"Gyu, kau menyembunyikannya kan? Dimana dia?! Kumohon beritahu aku!" Seungcheol mencengkram kerah piyama mingyu dengan tatapan memohon.

Semua member keluar dari kamarnya mendengar kegaduhan itu.

Mingyu memegang tangan Seungcheol yang mencengkram kerahnya, "Hyung, tenang dulu kumohon. Jangan seperti ini."

Seungcheol jatuh merosot lemas ia terjatuh di hadapan mingyu, semua member khawatir melihat sang leader yang nampak sangat syok.

Seungcheol meremat rambutnya dengan keras, isakan masih terus terdengar.

"Cheol, tenang dulu. Hei dengar aku! Choi Seungcheol!" Jeonghan mengangkat badan seungcheol dan menggoyangkan tubuhnya, ia membentak seungcheol yang sedari tadi terus bergumam tak jelas.

"H-hyung, Kemana Nara?" Mata Wonwoo memanas dan bingung dengan situasi yang terjadi.

"Aku menemukan ini" Jun menyodorkan surat di hadapan para member.

"Memberdeul, bantu coups hyung duduk di sofa." Titah Hoshi

Dokyeom dan Minghao membantu Seungcheol untuk bangkit dan membawanya ke Sofa.

Seungcheol bersandaran pada kepala sofa dengan tatapan kosong dan air mata yang terus mengalir.

Dalam benaknya

Lebih baik ia mati daripada harus berpisah dengan Nara.

Beginilah Seungcheol, di luaran sana ia akan sangat kuat dan sangat kompetitif. Namun, inilah kelemahannya, ia akan sangat lemah jika seseorang yang dicintainya pergi meninggalkannya.

Member Seventeen juga pernah melihat Seungcheol dengan sisi ini, namun itu sudah sangat lama berlalu dan hanya satu kali ketika sang nenek kesayangannya pergi menghadap Tuhan.

LAST CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang