01 : dunia kecil jendral

120K 17.3K 21.7K
                                    

[⚠️] Hai teman-teman, berhubung ada yang memberi saran ke aku, katanya kalau memanggil taeyong bunda itu termasuk missgendering, apakah teman-teman terganggu? Jika iya, aku bisa mengubah panggilan anak-anak ke taeyong.

[⚠️] Yang masih salah mengira ini cerita straight, im sorry- ini cerita bxb.

[💚] Terimakasih, selamat membaca, semoga kalian suka.

[💚] Terimakasih, selamat membaca, semoga kalian suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Banda neira - sampai jadi debu♪]

- 23 april, 2003

Malam itu hujan sangat deras, jalanan kota Malang hampir tak terlihat karena guyuran air yang ribut membasahi hausnya tanah kering pada saat itu.

Tanaka, baru saja ia mempertaruhkan hidup dan matinya.

Ditemani sang suami-Jaka, ia berbaring di atas ranjang rumah sakit, saksi bisu bahwa ia baru saja melahirkan seuntai doa yang setiap hari keduanya minta pada sang pencipta.

Jaka tak henti-hentinya mengecup puncak kepala Tanaka, ia bersyukur mengetahui bahwa belahan hatinya baik-baik saja. Ia lebih bersyukur mengetahui bahwa Tanaka baru saja melahirkan seorang putra.

Ya, seorang putra.

Tidakkah mereka senang?

Lebih dari itu bahkan.

Tanaka dan Jaka tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya sekarang.

Kelahiran anak keduanya sangat dinanti-nanti, setelah dua tahun berselang mereka menunggu.

Tanaka menangis, penuh haru. Dengan pelukan hangat sang suami, keletihannya selama sembilan bulan ini seolah terbayarkan dengan bagaimana ia melahirkan seorang putra hebat, buah hati mereka.

"Nanti, anak kita dinamai jendral ya pa? Aku pingin anak kita menjadi anak yang hebat, selalu dikenang, baik ke semua orang dan mengayomi orang-orang layaknya seorang jenderal."

Jaka tersenyum, lelaki yang memasuki kepala tiga itu hanya menanggapi ocehan kecil belahan hatinya dengan senyuman hangatnya, "anything."

"Jendral anargya. Bagus nggak?"

"Bagus." Jaka sekali lagi menggenggam tangan Tanaka yang masih tertancap jarum infus, mengusapnya seolah takut kehilangan.

Kata orang-orang, kekurangan itu ada di setiap jiwa dan pikiran manusia. Baik itu kekurangan fisik maupun batin.

Kata orang-orang, tak semua manusia mau dan menerima kekurangan yang telah diberikan oleh sang penciptanya.

Kata orang-orang yang merasa tersingkirkan karena kekurangannya, "menjadi sempurna hanya akan membuatmu lupa diri! Lebih baik jadi cacat saja! Kamu bisa sujud tiada henti pada Tuhanmu!"

Anargya | Jaeyong & Nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang