Chapter 14

236 21 3
                                    

22 Oktober 2019

"Aku harus ke sungai Han sekarang. Maafkan aku kak. Aku harus segera pergi." Lisa berdiri dan mengambil tasnya.

"Sebentar. Aku akan mengantarmu." Taehyung meminta untuk menemani Lisa menjemput Jennie.

"Tapi kak..."

Bip... Bbiiiip... Biiip...

Panggilan masuk dari Adik manis

Taehyung masih menahan tangan Lisa sambil mengangkat telpon dari Jungkook.

"Halo?"

"Halo kak, kau dimana? Segera ke rumah sakit sekarang." Suara Jungkook terdengar panic.

"Ada apa?"

"Ibu pingsan."

"Kenapa bisa?"

"Nanti kuceritakan kalau kau sudah disini."

"Baiklah tunggu aku segera kesana."

Bipp... telpon ditutup oleh Taehyung

"Lisa-ya maaf sepertinya aku tidak bisa menemanimu. Aku harus ke rumah sakit sekarang. Ibu pingsan."

"Hah, lalu bagaimana? Kita ke rumah sakit sekarang."

"Tidak, aku akan naik taksi. Apa kau bisa pergi sendiri?"

"Iya, tapi apa tidak apa jika pergi sendiri?" Lisa ikut khawatir dengan keadaan Ibu Taehyung.

"Tenang saja. Maaf aku harus bergegas. Hubungi aku jika sudah sampai."

"Iya, baiklah. Nanti kabari juga keadaan ibu."

"Oke, aku pergi dulu." Taehyung memeluk Lisa sebelum melangkah pergi.

"Iya hati – hati kak."

Setelah berpisah, Lisa segera pergi menjemput Jennie.

"Maafkan aku Rosie-ya." Jimin berlutut dan memegang kedua tangan Rosie.

"Iya, aku memaafkan kakak. Sudah jangan menyakiti diri kakak sendiri."

Rosie memeluk Jimin yang masih berlutut di depannya.

Keduanya masuk ke mobil setelah situasi tenang. Tapi menjadi canggung saat Jimin menghindari kontak mata dengan Rose.

"Apakah kita pulang sekarang? Sepertinya kamu sudah lelah."

"Tidak, aku masih ingin mendengar penjelasan kakak."

"Oke, kita pindah ke tempat lain saja." Jimin menyalakan mesin mobil dan melaju sebuah taman yang tidak terlalu ramai.

"Tunggu sebentar, aku akan membeli minum disana." Jimin menunjuk sebuah minimarket di ujung persimpangan.

"Baiklah, hai – hati."

"Oke."

Rose memainkan kedua ujung lengan bajunya, hatinya masih sakit dan syok melihat jimin bersama wanita lain. Tapi Ia berusa setenang mungkin menghadapi ini, bahkan ini kali kedua Jimin bermain dengan wanita lain di belakangnya. Seharusnya Rose bisa lebih tegar.

"Ini minumlah." Jimin masuk kembali dan memberikan segelas kopi untuk rose.

"Ye, terima kasih kak."

"Rose-ya."

"Iya?"

"Maafkan aku."

"Iya, sudahlah kak. Lupakan."

My Little CalicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang