20 Oktober 2019
"Rosie-ya, kau dimana? Aku sudah sampai di café depan rumah sakit." Jisoo berjalan masuk melewati beberapa dokter koas senior. Sedikit membungkuk untuk menyapa mereka. Terlihat seorang dokter cantik yang santer dikabarkan dekat dengan Pak Direktur.
"Kak!" Rosie melambaikan tangannya ke arah Jisoo. Jisoo segera berjalan cepat ke arah meja di sudut café.
"Maaf menunggu lama, ada hal yang mendadak yang perlu kuselesaikan." Jisoo segera duduk dan menjelaskan keterlambatannya.
"Ah, tenang kak. Ini baru 10 menit." Rosie menggelengkan kepalanya.
"Kenapa matamu sembab?"
"Ah, hariku sedikit berat kemarin."
"Benarkah?" Jisoo membalikkan menu dan segera membuat pesanan.
"Jimin mengabaikan pesanku."
"Sejak pesta ulang tahun Lisa?"
"Iya, dia juga tidak mengangkat telponku." Rosie terlihat akan meneteskan air mata.
"Apa mungkin dia sedang sibuk?"
"Entahlah. Biasanya Ia selalu cerita jika sedang menyelesaikan project."
Jisoo mengambil nafas berat, tidak begitu yakin apakah kejadian Ia memergoki Jimin dan Jennie harus diceritakan. Ia tidak yakin sekarang waktu yang tepat membuat Rose patah hati.
"Ehm, Rosie-ya lebih baik kalian bertemu dan bicarakan tentang hubungan kalian. Jimin tidak berhak membuatmu sedih begini."
"Huhu, Entahlah kak."
"Maaf Rosie-ya, apa kau yakin Jimin tidak sedang dekat dengan siapa –siapa?" Jisoo menggigit sudut bibirnya, takut jika menyinggung perasaan Rose.
"Ehm. Setahun lalu ia dekat dengan Nayeon, teman masa kuliahnya. Tapi untuk sekarang aku tidak tahu sama sekali. Dia bilang tidak akan mengulanginya lagi." Rosie tidak berhasil menahan kesedihannya.
"Oke. Anggap saja sekarang dia sedang sibuk dengan pekerjaannya." Jisoo yakin dari jawabannya, Rose belum pernah mendengar kedekatan Jimin dengan Jennie.
"Aku takut kak Jimin meninggalkanku." Rosie semakin sesegukan.
Jisoo hanya diam, dipeluknya sahabat yang sudah seperti adiknya sendiri.
"Tenanglah, kita harus berpikir positif."
"Hiks.." Rosie menyeka air matanya.
"Bukankah minggu depan ada bimbingan terakhir?"
"Iya,"
"Bagaimana jika fokus dulu menyelesaikan skripsimu?"
"Iya." Rosie menyeruput caramel macchiatonya.
"Fighting!" jisoo mengangkat kedua kepalan tangannya.
"Kak, apakah boleh aku menyelesaikan skripsi di apartemenmu?"
"Tentu saja boleh, tapi kenapa dengan apartemenmu?"
"Emm, hanya saja jika mengerjakan di kamarku aku jadi tidak fokus karena memikirkan hubungan kami."
"Baiklah, tinggal saja di apartemenku. Sebanyak yang kau mau."
"Hehe. Terima kasih kak, kau memang yang terbaik." Rose memeluk kakak kesayangannya itu
"Nanti kukirim password pintunya, tapi aku belum bisa pulang sekarang. Mungkin nanti sore aku baru bisa kembali."
"Ah, tidak masalah. Aku akan mengemasi barangku dulu. Aku akan mulai pindah besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Calico
FanfictionSebuah kebetulan menjadikan Taehyung sebagai penyelamat bagi Jisoo. Tanpa mereka sadari pertemuan itu membawa keberuntungan besar bagi Taehyung dan Jisoo. Takdir yang mereka jalani membawa dua orang tanpa rasa bertemu dan mengagumi satu sama lain...