29 September 2019
Temaram lampu masih menghiasi jalanan Seoul, udara sejuk semilir memanjakan siapapun yang menghirupnya. Beberapa daun kuning mulai berguguran menambah suasana syahdu. Lelaki berparas tampan terlihat mengeliat di kursi penumpang. Tubuhnya meringkuk di tengah pemandangan daun gugur yang sayang untuk dilewatkan. Sedang lelaki paruh baya duduk di kursi kemudi dengan tenang melewati jalananyang masih sepi.
Drrrrttt...
Drrrrttt...
Sudah hampir 20 kali handphone berlogo apel itu bergetar tapi masih tetap diabaikan oleh pemiliknya yang masih tertidur nyenyak.
"Tuan, mungkin ada yang penting."
Si empunya handphone mulai menggeliat, sepertinya dia sadar jika sedari tadi seseorang menelponnya. Diambilnya handphone dari kursi lalu memastikan siapa yang menelpon.
"Ah,..." Taehyung mengecek riwayat panggilan tak terjawab. Nama Lisa berada diurutan pertama. Tepatnya setelah 103 kali menelpon Taehyung dari satu hari yang lalu. Sedangkan pagi ini sudah menelponnya sebanyak 20 kali.
"Baiklah akan ku telpon."
"Kakak! Kenapa baru sekarang menelponku?"
"Ah, maaf. Aku benar – benar sibuk kemarin. Aku lupa memberitahumu."
"Kakak membuatku khawatir."
"Maaf Lisa-ya. Aku membuatmu khawatir. Nanti siang kita ketemu saja."
"Ah baiklah, apa sekarang sudah kembali ke Seoul?"
"Iya, aku masih perjalanan menuju apartemen. Nanti ku hubungi lagi."
"Baiklah kak. Aku tunggu."
Taehyung kembali meringkuk di kursi dan melanjutkan tidurnya. Kemarin adalah hari yang sangat melelahkan. Seharian kemarin melakukan survey dan presentasi kesiapan semua manajer bagian. Memegang posisi sebagai anak dari CEO tidak menjadikan Taehyung hanya berpangku tangan dan menjalankan tugas sebatas formalitas saja. Sekarang Taehyung sedang menjalani masa percobaan 1 tahun sebelum serah terima jabatan dari Direktur Rumah Sakit Kim Gen Seoul menjadi direktur Yayasan Global Kim Gen secara resmi menggantikan posisi ibunya. Tentu tidak hanya mengatur tentang rumah sakit di Seoul dan Busan saja, tetapi akan mengurus bisnis Kim Gen yang lain seperti bisnis property, perusahaan obat dan juga alat kesehatan. Waktu dan pikirannya habis hanya untuk mengurus bisnis yang selama ini sudah dibesarkan kakeknya.
♥
"Hoam..." Rose mengeliat di tempat tidurnya.
Baru 3 jam dia bisa tidur nyenyak setelah menyelesaikan project besarnya di semester ini. Kemudian dia akan segera mengambil skripsi sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan kuliahnya. Jika beruntung, project ini juga bisa diambilnya sebagai judul dan penelitian dalam skripsinya. Jadi tak perlu membuang banyak waktu dalam merampungkan penelitian baru karena tinggal meneruskan project yang sudah dikerjakannya sekarang. Karena itulah dia berusaha untuk memberikan yang terbaik pada project yang sedang dikerjakannya ini. Beruntungnya partnernya kali ini adalah Jungkook, mahasiswa cerdas, cekatan dan juga tampan.
"Wah, perutku. Lapar sekali." Rose berlari menuju kulkas untuk mengambil beberapa dada ayam dan juga pangsit untuk dipanaskan. Setelah 15 menit memanaskan, Rose sudah sibuk mengunyah sarapannya. Untuk urusan lapar, Rose tidak bisa ditawar lagi.
Biiiip...
Biiiip...
Biiiip...
Suara handphone di cabinet sebelah kasur mengganggu waktu makannya. Rose segera berlari untuk mengambilnya.
"Halo kak Jimin, tumben kakak sudah menelponku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Calico
FanfictionSebuah kebetulan menjadikan Taehyung sebagai penyelamat bagi Jisoo. Tanpa mereka sadari pertemuan itu membawa keberuntungan besar bagi Taehyung dan Jisoo. Takdir yang mereka jalani membawa dua orang tanpa rasa bertemu dan mengagumi satu sama lain...