24 September 2019
Suara ban berdecit nyaring, BMW hitam direm mendadak memecah keheningan malam kota Seoul. Terlihat seorang wanita usia 20 tahunan keluar dari pintu kemudi. Gaun panjang merahnya menjuntai menyapu jalanan. Langkahnya tergesa-gesa membuka pintu penumpang, terlihat seorang wanita diseret keluar dari mobil dengan pasrah. Penampilannya tampak berantakan. Rambut coklat lusuhnya tergerai tak beraturan dengan celana jeans dan kaos putih panjang, kontras dengan wanita bergaun merah yang menyeretnya keluar dari mobil. Kedua matanya sembab dengan pipi yang masih basah. Pemandangan yang cukup mengiris hati, apa salah wanita itu sampai harus diseret keluar dan tubuhnya dihentakkan kebahu jalan. Wanita yang lain duduk di kursi depan sebelah kursi kemudi, Ia hanya melihat dari dalam mobil. Tidak jelas apa yang terjadi malam itu. Tidak ada adu mulut atau tangisan memohon ampun. Setelahnya wanita berambut coklat itu hanya ditinggalkan sendiri tepat setelah tubuhnya mendarat kasar di aspal jalan.
Ciiiit
Suara mobil di rem mendadak kembali terdengar, tapi bukan mobil hitam yang 10 menit lalu berhenti dan membuang seorang wanita ke pinggir jalan.
"Hei, apa yang terjadi?" Seorang pria berlari mendekati wanita berambut coklat yang memeluk lutut dan mata yang sembab. Tampak tidak ada jawaban, hanya sorot mata sendu meminta tolong.
"Tolong katakan sesuatu. Apa yang terjadi?"
Tetap tidak ada jawaban. Wanita itu hanya tenggelam mendekap lututnya.
"Ya kak, masuklah. Jangan ikut campur urusan orang lain." Suara pria dalam mobil mengagetkan keduanya.
"Tapi kita harus mengantarnya pulang, atau setidaknya bawa dia ke kantor polisi."
"Kak, dia saja tidak menjawab pertanyaanmu. Mungkin memang dia sedang syuting film disini."
"Jungkookie, jangan bercanda seperti itu."
"Ayolah kak, kita pergi saja dari sini. Ibu pasti mencari kita." Jungkook merengek.
"Diamlah sebentar." Pria yang dipanggil kak itu berjongkok memiringkan wajahnya. Dilihatnya wanita yang ada didepannya. Wanita duduk menangis di jalan sepi seperti ini membuat hatinya sakit. Apalagi dengan kondisi yang benar – benar menyedihkan. Ia tak tega meninggalkannya begitu saja.
"Nona, namaku Taehyung. Aku bukan orang jahat. Jadi tolong katakan sesuatu agar aku bisa menolongmu. Aku tidak bisa hanya lewat dan meninggalkanmu disini sendiri. Mungkin orang jahat akan melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu."
Kalimat itu membuat wanita yang sedari tenggelam dalam kedua lututnya mulai mengangkat wajahnya menatap mata Taehyung.
"Bawa aku bersamamu." Suaranya lirih, sorot matanya yang tajam tampak memelas.
"Lalu berdirilah, ikut bersama kami. Setidaknya jangan disini." Taehyung terlihat bingung dengan jawaban wanita itu. Tapi daripada terlalu lama berdiam di jalan yang sepi Ia memilih untuk berdiri dan mengajak wanita itu masuk ke mobilnya dan berlalu.
Jungkook memutar bola matanya, memasang wajah kaget karna kakaknya serius untuk mengajak wanita asing masuk ke mobil bersama mereka. Tubuhnya menunjukkan sikap tidak nyaman.
"Boleh kutahu namamu?" Taehyung membuka pembicaran, suasananya canggung. Apalagi Jungkook hanya sibuk membalas pesan di handphonenya.
"Jisoo." Wanita itu menjawab singkat dengan pandangan dingin ke luar jendela.
Taehyung hanya mengangguk, tanpa tau apa yang disetujuinya. Lalu suasana kembali canggung.
"Apa kau baru saja dibuang pacarmu?" Jungkook membuka suara. Lengan Taehyung langsung menyenggolnya. Menatap tajam tanda melarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Calico
Fiksi PenggemarSebuah kebetulan menjadikan Taehyung sebagai penyelamat bagi Jisoo. Tanpa mereka sadari pertemuan itu membawa keberuntungan besar bagi Taehyung dan Jisoo. Takdir yang mereka jalani membawa dua orang tanpa rasa bertemu dan mengagumi satu sama lain...