Chapter 22 {ngidam}

11.9K 788 34
                                    

Happy Reading✨
.
.
.

Kini usia kandungan milik Gulf telah menginjak 2 minggu. Hari ini jadwal Gulf kembali check up untuk melihat perkembangan bayi nya.

Gulf tengah duduk di ranjang sembari mengelus halus perutnya yang belum mulai membesar, tapi Ia tahu ada buah hatinya yang mungkin tengah tertidur saat ini.

"Hai anak papa, apa kabar hari ini? Hari ini kita mau melihat perkembangan kamu lagi" ujar Gulf sembari mengelus perutnya, sesekali Ia terkekeh kecil.

Cklek...

"Sedang apa anak daddy? Apa yang Papa katakan kepadamu?" Mew langsung duduk disebelah Gulf sembari meletakkan kepalanya di perut Gulf.

Gulf memukul pelan bahu Mew "Phi! Bukankah Phi sedang mengerjakan laporan?"

"Eum... Phi lelah Gulf, Phi membutuhkanmu dan juga baby." rengek Mew gemas, Ia menduselkan kepalanya di perut milik Gulf.

"Hah... ada-ada saja, lihat kelakukan daddy mu,sayang" Gulf terus mengelus perutnya dengan salah satu tangannya, sedangkan matanya melirik sinis ke arah Mew.

"Gulf, hari ini kamu check up jam berapa? Phi akan mengantarmu ya" ujar Mew.

"Sebenarnya Gulf bisa sendiri Phi, Phi sedang banyak pekerjaan kan?" tanya Gulf, Ia tidak enak, Ia selalu di antar jemput oleh Mew, kerap Mew sering pulang di sela-sela jam kantor karena terlalu paranoid akan keselamatan Gulf dan juga bayinya.

"Kenapa Gulf bertanya seperti itu? Sesibuk apapun Phi, Gulf adalah prioritas Phi. Tidak perlu memikirkan itu, Phi yang akan mengantarmu"

"Phi..."

"Hey Papa Gulf, tidak ada penolakan, Papa Gulf tidak boleh nakal ya" ujar Mew dengan nada menggoda membuat wajah milik Gulf memerah.

"Uh! Selalu saja, baiklah Gulf bersiap dulu ya Phi" Gulf beranjak dari ranjangnya.

"Ingin Phi bantu sayang?" Mew menaikkan salah satu alisnya, nakal memang.

"Berhenti berpikiran kotor Phi! Gulf bisa sendiri!" dengus Gulf sebal, suaminya ini tidak kenal waktu dan tempat.

Setelah Gulf masuk ke kamar mandi, Mew tersenyum tipis.

"Dia selalu menggemaskan jika malu-malu seperti itu" gumam Mew, setelah itu Ia langsung meninggalkan kamar mereka, dan menunggu Gulf hingga selesai.

Di Perjalanan...

"Gulf, kamu kapan ingin memberitahukan ini kepada orang tua kita?" tanya Mew tanpa melihat Gulf, pandangannya fokus kedepan.

"Entahlah Phi, Gulf juga sedang mencari harinya, nanti Gulf akan beritahu P'Mew, lebih baik selesaikan semua pekerjaan Phi yang menumpuk dulu, setelah itu baru kita kerumah mereka untuk memberitahu itu" jelas Gulf, Ia menyandar pada sender kursi mobil.

Mew melirik Gulf sebentar "Kursinya ingin dimundurkan, sayang?"

Gulf mengangguk lucu "Heum! Mau Phi, Gulf agak tidak nyaman duduk tegap begini"

Mew menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Ia memundurkan kursi mobil Gulf agar Ia dapat menyamankan dirinya, kenyamanan Gulf merupakan hal penting yang harus Mew perhatikan.

"Nah, sudah selesai Gulf" Mew mengusap surai rambut milik Gulf, sedangkan Gulf hanya menutup matanya menerima usapan dari Mew.

"Terimakasih daddy" ujar Gulf pelan.

"Hem? Daddy? Itu keinginan dari diri Gulf sendiri atau bayinya?" goda Mew.

Gulf membuka matanya, dan melirik Mew yang tengah tersenyum kepuasaan disana "Babynya Phi... jangan terlalu yakin!"

Tell Me to Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang