chapter lll

37 18 8
                                    

Setelah pulang sekolah Ririn sedang menunggu angkutan umum namun seketika ada dua orang laki laki berjalan ke arahnya.

"Halo cantik."

"Lepasin gue." laki laki itu menggenggam legan gadis itu

"Lepas atau gue teriak." ucap Ririn frontal.

"Teriak aja. Ga ada orang di sini cantik."

"TOLONG... TOLONG."

"Kan udah kita bilang cantik ga bakal ada orang di sini." ucap laki laki yang ke dua

"Bunda tolong." lirih Ririn.

Bugh.

Tiba tiba ada seseorang yang menonjok muka pria itu .

"Bangsat. Mau apa lo anak kecil." teriak laki laki yang ke dua saat melihat temannya di tonjok orang lain.

"Lepasin dia. Kalo berani jangan sama cewe." ucap pria yang menolong.

Mereka pun adu otot satu sama lain, hingga pria yang menolong Ririn pun tertonjok di bagian pipi hingga di sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Pergi lo bajingan." ucap pria yang menolong Ririn.

"Lo gapapa kan?" Tanya pria itu.

"Hah. Ngga gue gapapa makasih banget yaa. Duh bibir lo jadi berdarah." ucap Ririn.

"Yaudah gapapa. Lo gue anter pulang ya, jam segini udah ga ada angkot yamg lo tunggu. Dan pasti banyak preman kaya tadi."

Ririn pun merasa takut karna omongan ptia itu dan akhirnya ia pun ikut dengan pria itu.

"Rumah lo yang mana?" tanya pria itu yang sudah ada di tengah jalan.

"Gang di depan belok kiri." ucap Ririn.

Setelah ia sampai di rumah pria itu membuka helm fullface nya yang menampilkan wajah tampannya yang terdapat noda darah di bibirnya membuat bibirnya bewarna merah darah.

"Mampir dulu yu biar gue obatin luka lo." ucap Ririn.

"Ga us.."

"Tanda sebagai ucapan terimakasih gue" ucap Ririn.

"Eumm yaudah."

Setelah Ririn membersikan luka lebam pria itu. Baru lah jelas ketampanan pria itu.

"Makasih ya."

"Iya. Nama lo siapa? Gue Ririn." ucap Ririn.

"Gue Bara."

"Ehh Ririn ada siapa ini nak?" tanya Sinta

"Ini bun Bara yang nyelamatin Ririn dari preman jahat"

"Oh makasih ya Bara. Kalo ga ada kamu pasti anak tante udah kenapa kenapa" ucap Sinta khawatir.

"Iya tante gapapa."

"Yaudah Rin gue pulang dulu. Mari tante." pamit Bara.

"Iya hati hati Bar." ucap Ririn.

"Rin itu tuh beneran nemu di jalan? Yang nyelamatin kamu?" Tanya Sinta

"Beneran bun."

"Meni kasep pisan euy." ucap Sinta.

"Idih bunda sadar bunda udah tua bun." ucap Ririn yang tertawa terbahak bahak.

"Kamu jadiin pacar aja. Kan lumayan tuh bunda dapetin mantu yang ganteng." ucap Sinta.

"Bunda udah deh Ririn mau ke kamar aja deh." ucap Ririn yang masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Sinta di luar.

"Anak durhaka yaa main tinggalin bunda sendirian di luar." ucap Sinta sendiri.

Ke esokan harinya Ririn datang ke sekolah lebih awal karna ia tak mau terlambat.

"Pagi val. Gue boleh minta id line lo ga?" Tanya Ririn

"Ngapain si lo masih aja ngikutin gue. Kan gue udah bilang sama lo. Kalo lu ga mau dalem bahaya lo pergi jauh jauh dari gue, dan jangan pernah kenal sama gue" ucap Noval.

"Val lo kenapa si masih aja menghindar sama gue. Kalo lo mau cerita cerita aja" ucap Ririn kesal.

"Pergi Rin atau gue yang pergi" ujar noval serius

"Atau" ucap Ririn cengar cengir

Sebenarnya Ririn merasakan detak jantung yang sangat kencang di dadanya. Karna  Noval memanggil namanya untuk yang pertama kalinya.

"Oke gue yang pergi" ucap noval dan benar saja ia bangkit dari duduknya dan meninggalkan ririn pergi. Ririn yang di tinggalkan pun bengong karna tak di sanggka dia beneran pergi.

"WOY RIN" teriak seseorang yang membuyarkan lamunannya.

"Apaan si Gin ganggu aja lo." ucap Ririn kesal.

"Yaudah si sorry. Oh iya kenapa lo masih aja deket deket sama Noval" tanya Gina.

"Hmm mungkin karna gue suka sama dia." ucap Ririn.

"HAH? gila lo ya." ucap Gina kaget

"Kenapa masalah emangnya?" Tantang Ririn.

Ririn sangat kesal dengan temannya itu. Sudah pasti ia juga melarang untuk dekat dekat dengan Noval.

"Kenapa lo bisa suka sama dia?" Tanya Gina.

"Nanya terus lo ahh bosen gue jawabnya. Mungkin karna dia beda dari yang lain" ucap jujur Ririn

"Ya beda karna dia anak dari seorang mafia" ujar Gina

"Lo bisa ga si ga manggil dia dengan sebutan itu. Lo sama nya berati sama mereka. Dia anak dari seorang mafia belum tentu Gin dia juga mafia. Lo ga kasian sama dia apa? Jadi stop manggil dia dengan panggilan itu. Karna gue ga suka." ucap Ririn dengan lantang.

"So-sorry Rin oke oke gue minta maaf." ucap Gina.

Ririn mengangguk dan pergi begitu saja untuk mencari Noval. Mungkin ada di perpustakaan.

"Val, gue minjem hp lo ya" ucap Ririn yang sudah menemukan Noval.

Noval jengah menghadapi gadia di hadapannya itu.

Noval menaikan satu alisnya. " buat apa?"

"Pinjem aja sini" ucap Ririn yang sudah mengambil ponsel milik Noval.

"Nih save nomor hp gue oke?" Ucap Ririn yang memberikan ponsel milik Noval.

"Buat apa?" Ucap Noval yang hendak ingin menghapus nomor Ririn lagi.

"Jangan di hapus. Gue ngasih nomor hp gue biar gue bisa hubungin lo" ucap Ririn dengan senyuman tulusnya.

"Kenapa?" Tanya Noval.

"Karna gue suka sama lo." ucap Ririn dengan senyuman manisnya













Hayo Ririn jadi suka sama Noval

Jangan lupa vote

Spam komen

Follow akun wp aku biar kalian bisa tau aku mempublis cerita apa aja

Follow ig aku @aly2403_

Ririnoval [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang