Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian malam itu, dimana haechan pergi meninggalkan mark dengan perasaan kesal, salama 3 hari itu juga haechan mengabaikan mark.
Mark selalu setia mengirimi haechan pesan, mencoba menelepon walau akhir nya haechan mengabaikan panggilan nya, setiap pulang kerja mark selalu menjemput haechan walau akhir nya haechan menolak dan lebih memilih pulang berjalan kaki di banding harus mark antar.
Namun mark tak putus asa, malam ini seperti biasa dia menunggu haechan di depan kantor nya, mengedarkan pandangan nya mencari sosok kekasih nya.
Sedangkan haechan menghela nafas beratnya begitu melihat mark yg tengah berdiri, apa mark tak kesal haechan abaikan selama ini? Mengapa dia begitu sabar?
Haechan melangkahkan kakinya menuju mark, masuk kedalam mobil mark begitu saja mengabaikan mark yg tersenyum manis kepadanya, tapi walau seperti itu mark senang karena akhir nya haechan mau masuk kedalam mobil nya.
Tanpa basa basi lagi mark langsung menyalakan mobil nya dan membawa haechan pergi.
Haechan hanya diam tak membuka suara, dia fokus dengan pemandangan sekitar jalan enggan melihat wajah mark.
“Maafkan aku..” Lirih mark. Menarik lengan haechan mengecup nya dengan lembut.
“Harus nya aku sudah bersyukur, karena dengan kamu berada disampingku saja sudah sangat berarti untuk ku, aku tak akan mengharapkan hal lebih, aku janji tak akan membahas soal per—”
“Ya, jangan bahas soal itu lagi. Aku mencintaimu mark apa kamu tahu itu?” Gumam haechan memandang lurus kedepan jalanan tak peduli dengan mark yg menggenggam lengan nya dengan erat.
“Tentu saja aku tahu lee haechan.” Ucap mark melirik sekilas haechan lalu kembali fokus dengan jalanan.
“Bukan kah kita bisa hidup bersama selamanya seperti ini? Aku akan memberikan apapun yg kamu inginkan mark.” Ucap haechan, hati kecil haechan sejujur nya tidak setuju dengan ucapan nya, ia juga ingin menikah dan memiliki anak bersama mark membangun rumah tangga bersama mark, namun tak bisa ia akan merepotkan mark.
Mark hanya tersenyum fokus dengan mobil yg ia kendarai, haechan tak akan pernah mengerti bahwa mark ingin lebih dari ini, ia ingin haechan membagi beban dengan dirinya, berkeluh kesah menjadikan mark orang yg bisa di andalkan, jika terus dengan status ini haechan akan tetap dengan pendirian nya berusaha sendiri untuk kehidupan nya dan keluarga nya.
Sadar bahwa mark tak merespon nya haechan pun melirik mark sekilas menatap wajah kekasih nya, apa haechan hanya sebuah beban untuk hidup mark? Apakah harus haechan melepaskan mark? Namun haechan mencintai mark ia tak mau kehilangan mark.
“Emm.. jeno mengundang kita ke pembukaan cafe dan bar nya malam ini, apakah kamu mau pergi kesana?” Ucap mark mengalihkan topik pembicaraan mereka sebelum mereka berdua terbawa dengan mood yg tak bagus.
“Hmm..” Haechan hanya berdeham menyetujui ajakan sang kekasih. Selanjutnya mark hanya fokus mengendarai mobil nya tanpa mengucap sepatah katapun begitu pula dengan haechan.
[]
Jeno menyambut kedatangan teman teman dekat nya, tidak banyak hanya ada jaemin, renjun, haechan dan mark. Jeno mengundang mereka untuk makan gratis hari ini mencoba beberapa menu di cafe nya.
Walaupun hanya ada mereka namun rasanya begitu ramai, mereka tak berhenti saling melempar canda dan tertawa terbahak bahak.
“Na jaemin, coba lah ini..” Jeno menaruh beberapa potong daging pangang di atas sendok jaemin.
“Aku bisa mengambil nya sendiri berhentilah bersikap genit kepadaku lee jeno!” Jaemin mendelik tak suka, jeno selalu melakukan jaemin berbeda dari pada sahabat nya yg lain ia selalu mem spesialkan jaemin.