Haechan pulang kerumah nya dengan menggunakan kaos kebesaran milik mark, celana kebesaran milik mark juga tentu nya, dia masuk kedalam rumah mendapati adik nya yg tengah sarapan.
“Kemana ibu?” Tanya haechan duduk di samping sungchan.
“Bekerja di kedai paman jung” Ucap sungchan lalu kembali memakan sarapan nya.
Haechan hanya mengangguk membulatkan bibir nya, sudah terbiasa dengan ibunya yg selalu bekerja serabutan di kedai kedai di sekitar rumah mereka, biasanya ibu nya mencuci piring atau mengepel lantai kedai.
“Kenapa kamu selalu menolak lamaran kak mark?” Ucap sungchan menatap haechan dengan ragu, sejujurnya sungchan takut membuat kakak nya ini marah dengan pertanyaan nya.
“Hanya ingin..”
“Apa dia kurang baik untukmu? Dia kurang tampan? Atau kurang kaya?”
Haecan mendelik kesal mendengar ucapan sang adik. “Kamu belum mengerti, menikah itu bukan hanya tentang aku dan mark tapi juga tentang keluargaku dan keluarga dia..” Ucap haechan.
“Lalu apa masalah nya dengan itu?” Tanya sungchan.
“Sudah ku bilang kamu tak akan mengerti” Ucap haechan mengambil segelas air milik sungchan dan meneguk nya.
“Kak..” Panggil sungchan menatap haechan, ia ingin bercerita tentang ibunya yg sakit namun sungchan takut haechan akan merasa lebih terbebani dengan keluarganya ini.
“Apa?” Jawab haechan menatap sang adik yg hanya menatap nya tanpa meneruskan ucapan nya.
Sungchan masih ragu untuk bercerita pada haechan, ia takut akan menambah beban kepada sang kakak.
“Kenapa diam? terjadi sesuatu?” Tanya haechan lagi karena sang adik hanya terdiam memandangi nya.
“Tidak hanya saja, tutup itu ibu akan mengomel jika melihat nya” Ucap sungchan melirik tanda ungu yg menghiasi leher haechan, tidak terlalu banyak namun sangat jelas terlihat.
“Aku sudah besar ibu tak akan mengomel hanya gara gara masalah ini, apa kamu tidak sekolah?!” Haechan menatap adik nya dengan tatapan tajam.
“Ini hari minggu apa aku harus sekolah juga di hari minggu?” Ucap sungchan lalu memutar bola matanya malas.
“Kamu harus belajar bukan berarti hari minggu kamu bebas dengan tugas mu sebagai murid!” Haechan menoyor kepala sungchan pelan lalu pergi masuk ke kamar nya melanjutkan tidur di hari minggu yg berharga ini.
Sungchan mendesah pelan, mendelik kesal kakak nya itu memang selalu menyuruh nya belajar setiap saat, apa dia pikir sungchan akan menjadi genius jika belajar terus tanpa henti?! Jawaban nya adalah tidak! Yg ada itu membuat sungchan semakin merasa muak dengan pelajaran pelajaran yg dia pelajari.
Notifikasi masuk di ke ponsel sungchan, ia membuka nya dan mendapat pesan dari mark yg mengatakan bahwa mark berada di depan rumah mereka sekarang, menyuruh sungchan untuk turun kebawah menemuinya.
Sungchan pun menuruti isi pesan mark turun dari rumah nya menemui mark yg sudah berdiri dengan senyuman nya begitu melihat sungchan keluar dari rumah.
“Ada apa kak?” Tanya sungchan begitu berdiri di hadapan mark.
“Berikan ini untuk lee haechan” Mark menyodorkan paper bag berisi vitamin dan minuman stamina untuk haechan.
“Kenapa tidak memberikan nya sendiri?” Tanya sungchan menatap paperbag yg mark serahkan padanya.
“Dia sedang merajuk jadi aku meminta bantuanmu..” Ucap mark, mengambil dompetnya mengeluarkan beberapa uang dan memberikan nya kepada sungchan.