Mengandung unsur 18+++++++++
[]
Setelah puas menghabiskan waktu dengan bernostalgia bersama haechan dan mark pun memutuskan untuk kembali ke apartemen mark.
Apartemen mark terlihat begitu berantakan haechan tak henti hentinya mengomeli mark sejak mereka tiba disana, botol soju berserakan dimana mana, Cup ramyeon hingga cucian piring yg menumpuk.
Mark hanya tersenyum ketika haechan terus mengomelinya tak melawan karena dia mengaku bahwa dia salah.
Haechan mencuci piring dengan kesal menatap mark yg malah menyalakan tv dan asik menonton nya, apakah mark tak memiliki niat membantu nya?!
“Mark! Aku akan pulang setelah selesai mencuci!” Teriak haechan, membilas piring piring kotor, melirik mark dengan sinis.
“Pulang?” Tanya mark langsung bangkit dari duduk nya dan menghampiri haechan kedapur.
“Iya..” Jawab haechan dengan singkat mengerucutkan bibirnya kesal.
“Apa kamu tak kasihan melihatku?” Lirih mark melingkarkan lengan nya di pingang haechan, memeluk haechan dari belakang.
“Kenapa aku harus kasihan? Kamu tidak sakit” Ucap haechan dengan dingin masih sibuk menata piring piring yg selesai ia bilas.
“Apa kamu tak merasakan dari semalam aku menahan sakitnya..” Mark menekankan pusat tubuhnya dengan pantat haechan, mengecup leher haechan dengan lembut.
“Shh.. aku marah padamu..” Lirih haechan, tubuh nya meremang begitu merasakan tonjolan keras yg menyentuh pantatnya.
“Tolong kasihani aku.. kali ini saja..” Mark mengecup pipi haechan mengeratkan pelukannya pada pingang ramping haechan.
“Dan tolong tuan mark lee jangan menungguku datang kesini untuk membersihkan rumahmu, bersihkan lah sendiri..” Haechan menarik lengan mark agar menjauh darinya, menghentakkan kaki nya pergi ke kamar, untuk membereskan kamar mark yg tak kalah berantakan nya.
Mark tersenyum memandang haechan yg menghilang dibalik pintu kamar nya, padahal tadi mereka sepakat untuk melakukan seks yg telah haechan janjikan semalam tapi begitu masuk kedalam apartemen nya, haechan langsung mengomelinya.
Ranjang mark telah rapih haechan bereskan, mengganti sprei dan menghisap debu debu yg berada di dalam kasur. Mark benar benar tak bisa mengurus rumah nya sendiri haechan begitu kesal, selalu seperti ini keadaan apartemen mark akan berantakan bila haechan tak berkunjung kesini.
Mark melingkarkan lengan nya di pingang mungil haechan, saat haechan sedang berdiri merapikan pakaian di lemarinya.
“Kamu terlihat begitu cantik ketika sedang marah..” Bisik mark di telinga haechan, mengecup pipi haechan dengan lembut.
“Hmm..” Gumam haechan ia masih kesal, padahal haechan telah menbayangkan adegan panas begitu mereka sampai di apartemen mark, namun gairah seks haechan hilang begitu melihat rumah yg luar biasa berantakan nya.
“Kamu berkali kali lipat terlihat cantik haechan..” Mark mengelus perut rata haechan, mengecupi pipi haechan dengan gemas.
“Aku tak ingin! Jangan meminta seks kepadaku! Sana menjauh..” Haechan menjauhkan lengan mark yg terasa menggelitik di perut nya.
“Aku tidak mendengar nya..” Mark membuka kancing seragam yg masih melekat di tubuh haechan, mengecupi leher haechan dengan lembut.
“Mark.. tunggu aku masih merapikan lemarimu..” Haechan menjauhkan lengan mark namun mark melawan haechan melanjutkan membuka kancing baju haechan.