Lelah, penat, jenuh menjadi satu di dalam diri haechan. Sore ini ia baru saja menyelesaikan pekerjaan nya namun mark tak menjemputnya karena memiliki urusan bersama orang tua nya.
Haechan menaiki bis untuk menuju caffe milik jeno yg sekarang seperti sebuah markas bagi dia dan teman teman nya yg lain.
Jaemin tersenyum lebar menyambut haechan yg baru saja masuk, sedangkan renjun ia tersenyum kaku dirinya masih merasa tak enak dengan haechan.
Haechan duduk di hadapan jaemin dan renjun menatap teman teman nya dengan senyumannya.
“Wah akhirnya kita bertemu..” Ucap haechan, ini adalah pertama kalinya lagi bagi mereka bertemu semenjak kejadian dimana haechan pergi tanpa pamit meninggalkan sahabat sahabat nya ini kejadian itu mungkin sudah satu minggu yg lalu.
“Iya dan aku sangat merindukan kalian! Aku begitu kesepian, aku anak tunggal hufftt.. tak memiliki kekasih dan hanya memiliki kalian” Tutur jaemin memasang wajah imut nya melirik renjun dan haechan silih berganti.
“Itu terdengar berlebihan kamu pasti memiliki teman di tempat bekerja, siapa yg tega mengabaikan jaksa kita yg manis ini?!” Ucap haechan tertawa kecil menggoda jaemin.
“Eyy! Aku serius sebanyak apapun teman ku aku pasti merindukan kalian” Ucap jaemin mengedipkan mata nya balas menggoda haechan.
Haechan hanya tertawa geli melihat jaemin, dan menatap renjun yg hanya diam dan tersenyum tipis.
“Haechan maafkan aku tak bermaksud untuk berbicara seperti itu pada saat kemarin..” Ucap renjun menatap haechan dengan sendu, renjun benar benar merasa bersalah.
“Maafkan aku juga karena bersikap berlebihan, aku pikir aku tak seharusnya bersikap seperti kemarin..” Ucap haechan menatap renjun dengan lembut.
Renjun tersenyum lebar dan bernafas lega, beban nya akhir nya hilang.
“Owww.. drama macam apa ini?” Jeno lelaki itu tiba tiba muncul membawa kentang goreng dan camilan lain nya menaruh di atas meja mereka dan duduk di samping haechan.
“Ini khusus untuk kami! Kamu tak bisa ber— ampphh..”
Jeno memasukan satu kentang goreng kedalam mulut jaemin, lalu menatap haechan dengan penuh antusias.
“Haechan! Aku dengar kamu bertengkar dengan ibumu gara gara kondom yg kamu stock dikamar?!” Ucap jeno menanyakan cerita yg kemarin mark ceritakan padanya.
Jaemin dan renjun membulatkan mata nya, bisa bisanya jeno dengan polos nya membahas itu di tempat umum seperti ini?!
“Hmm..” Haechan tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan jeno.
“Woahh! Berapa banyak kondom yg kamu simpan hingga ibumu marah?! Untuk apa kamu menaruh nya di dalam kamar?” Kali ini bukan pertanyaan dari jeno, melainkan dari jaemin, renjun memukul lengan jaemin dengan sangat kencang.
Haechan tertawa kecil. “Apa kalian mau mendengar ceritanya?” Tanya haechan.
“Ump!!..” Jeno, jaemin, dan renjun mengangguk bersamaan mendekatkan wajah mereka dengan haechan.
“Aku baru saja merayakan hari jadi ku dan mark yg ke 10 tahun, lalu teman kantor ku menyarankan untuk memberi hadiah tidur bersama saja, 10 tahun berkencan tanpa seks menurut teman kantor ku itu membosankan..”
“Sebentar! Sepuluh tahun berkencan dan mark baru menidurimu akhir akhir ini saja?! Daebak!!!” Renjun menyela haechan dan bertepuk tangan menurutnya itu sangat mengesankan, karena dia dan guanlin baru berkencan 3 bulan sudah tidur bersama.