5

1.2K 167 35
                                    

Satu minggu berlalu setelah kejadian malam itu, haechan tak pernah menghubungi mark, bahkan pesan dan panggilan dari mark pun tak pernah di jawab oleh haechan, mark ingin sekali menemui kekasih nya itu memeluk nya dan memberi semangat bahwa dia tak sendirian, namun mark takut niat baik nya akan menjadi sesuatu yg menganggu bagi haechan.

Hari ini mark memutuskan untuk pergi menemui sungchan kesekolah nya, untuk menanyakan kabar haechan dan juga nyonya lee.

Sungchan tersenyum begitu melihat mark berada di depan gerbang sekolah nya, berlari menghampiri mark.

“Kak mark!!”

Mark menoleh dan tersenyum melihat sungchan yg berlari menghampiri nya.

“Bagaimana harimu? Apa kamu sudah makan?” Tanya mark begitu sungchan berdiri di hadapan nya.

“Belum aku melewatkan makan siang tadi karena mengerjakan tugas, tapi aku tidak bisa menemani kak mark jika ingin mengajak ku makan sekarang..” Ucap sungchan menatap mark yg masih tersenyum dengan teduh.

“Kenapa?” Tanya mark.

“Aku harus membantu ibu mengurus kepulangan nya hari ini karena kak haechan lembur tidak akan sempat mengurusinya, tapi kak haechan telah memberiku uang untuk membayar biaya rumah sakit nya...” Ucap sungchan tersenyum menatap mark.

“Yasudah ayo kita kerumah sakit bersama” Ucap mark menarik lengan sungchan agar mengikutinya untuk kedalam mobil.

“Kak mark, tapi kak haechan akan sangat marah jik—”

“Aku akan yg bertanggung jawab bila dia marah, tak perlu takut aku hanya ingin melihat ibu..” Ucap mark sudah paham dengan apa yg ingin sungchan katakan, jangankan sungchan semua teman teman haechan saja akhir akhir ini seperti menjauhi mark karena tak ingin mark tanyai soal haechan, kekasih nya selalu seperti itu jika sedang tak ingin di nganggu mark sudah paham.

Sungchan hanya mengangguk dan menyetujui mark mengikuti mark masuk kedalam mobil nya, tak ada yg membuka topik sungchan menjadi diam tak seperti biasanya.

Mark melirik sungchan, mark paham bahwa sungchan juga sama terpukul nya seperti haechan, adik dari kekasih nya itu juga pasti memiliki ketakutan yg sama seperti haechan.

“Apa ibu lebih baik sekarang?” Tanya mark memecah keheningan antara mereka.

“Ya ku pikir begitu dokter menyarankan untuk pulang, 3 hari lagi ibu akan kemo, setelah melihat hasil kemo barulah dokter bisa mengambil keputusan operasi ibu..”

“Ibu pasti akan sembuh kamu tak perlu takut..”

Sungchan hanya mengangguk ia tahu semua orang mengatakan itu padanya, sungchan paham orang orang hanya mencoba menenangkan nya tak ada jaminan ibunya akan sembuh bahkan dengan operasi atau kemo sekalipun.

“Bagaimana dengan kabar haechan?”

“Dia bekerja lembur setiap hari untuk menutupi biaya rumah sakit, dia juga mengambil kerja sampingan menjadi guru les ketika libur bekerja, dia sangat bekerja keras..”

Mark hanya tersenyum mendengar penjelasan sang adik, mark sebenarnya merasa marah kenapa haechan sangat bekerja keras seperti itu padahal haechan bisa mengandalkan nya.

“Ku pikir kak mark lebih paham.. kak haechan tak pernah mau di bantu oleh orang lain” Ucap sungchan melirik mark yg hanya diam tak menjawab lagi ucapan nya. Sungchan paham pasti mark merasa bahwa dirinya tidak di butuhkan oleh haechan.

“Sungchan ahh.. bagaimana dengan sekolahmu? Apa kamu telah menentukan ingin masuk kekampus mana?” Mark mencoba mengalihkan topik pembahasan mereka.

More (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang