Jaemin menatap haechan yg hanya duduk di hadapan nya dengan pandangan yg kosong, tadi haechan menelepon nya mengajak nya untuk bertemu disebuah caffe yg tak jauh dari rumah sakit dimana ibu haechan dirawat.
Namun sejak tiba tadi haechan hanya diam dan sesekali mengehal nafas berat nya, jaemin pun tak berani mengajukan pertanyaan lebih dulu kepada haechan.
“Jaemin..” Lirih haechan menatap jaemin dengan mata semabab nya.
“Hmm? Ada apa? Apa kamu ingin bercerita? Ceritakan lah padaku, aku akan mendengar nya..” Jawab jaemin menatap wajah haechan yg terlihat begitu kacau.
“Menurut mu apa itu cinta?” Tanya haechan.
“Huhhh kamu menanyakan cinta pada orang seperti ku haechan? Aku saja baru berpacaran dengan jeno sekali ini mana paham aku soal itu..”
Haechan tertawa mendengar jawaban jaemin “Emm.. benar juga, lalu bagaimana dengan hubungan mu dan jeno?” Tanya haechan.
“Aku sedang tak ingin membahas hubunganku bersama jeno, aku datang kesini untuk menemanimu bukan, membicarakan hubunganku dengan jeno.. ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu?”
“Aku melepaskan nya..”
“Melepaskan apa?”
“Mark.. selama bertahun tahun aku menjadikan nya tahananku dan hari ini aku sudah memantapkan hatiku untuk melepaskan nya, tapi begitu dia lepas aku merasa jiwaku juga ikut hilang..”
“LEE HAECHAN APA KAMU GILA?! BUKAN NYA KAMU BILANG AKAN MEMBERI DIA HADIAH SPES—”
“Jaemin tolong rahasiakan itu dari siapapun, cukup aku dan kamu saja yg mengetahui nya..”
[]
Sungchan tertidur di bangku rumah sakit, dengan mark yg setia menemani nya, mark menunggu haechan berharap haechan akan datang kerumah sakit malam ini namun sepertinya tidak ini sudah pukul 3 dini hari namun haechan tak juga datang kesini.
Mark melirik nyonya lee yg menatap nya dengan tatapan kosong lalu menghampirinya, mengelus rambut nyonya lee dengan lembut.
“kenapa bangun? Apa ibu menginginkan sesuatu?” Tanya mark.
“Mark mana haechan?” Tanya nyonya lee dengan suara parau nya yg terdengar begitu lemah.
“Dia sedang pulang dulu, beristirahat aku yg akan menunggu ibu malam ini..” Ucap mark berbohong sebenarnya dia tak mengetahui dimana haechan berada karena haechan sejak tadi tak bisa di hubungi bukan oleh nya saja tapi juga oleh sungchan juga.
“Mark ibu pikir ibu sudah tidak kuat, tolong jaga haechan.. sampaikan pada haechan tolong rawat sungchan dengan baik..”
“Apa yg ibu bicarakan, ibu harus kuat, ibu jangan bicara sembarangan dokter bilang bahwa ibu akan sembuh.. ”
Nyonya lee hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya, mark masih setia di samping nyonya lee mengelus rambut nya memastikan bahwa nyonya lee sudah kembali tidur dengan nyaman.
Tak lama pintu ruangan pun terbuka, mark menoleh dan melihat haechan yg berjalan dengan gontai, pandangan mereka sempat beradu namun haechan mengalihkan pandangan nya kesembarang arah.
Haechan menatap sungchan yg tidur di kursi, ia menyelimuti sungchan dan duduk samping sungchan, memejamkan matanya, mengabaikan mark yg masih menatap dan memerhatikan nya.
“Haechan kita perlu bicara..” Ucap mark memghampiri haechan berdiri dihadapan mantan kekasihnya.
Haechan tak peduli dia masih memjamkan mata nya menganggap mark seolah tak berada disana.