Warning : 17+
This story will be delete in one/two day!
"Argh, Rose!" Draco menarik wajah Rose yang sedari tadi tenggelam di lehernya. Mereka berdua terdiam. Draco menatap kearah Rose yang penampilannya saat ini benar-benar berantakan. Rambut gadis itu sudah acak-acakan, bibirnya bengkak dan memerah dan terdapat beberapa tanda di lehernya----hasil dari kerja mulut Draco.
Rosie menatap kearah Draco dengan tatapan sayu lalu kemudian mengusap lembut pipi lelaki itu. Draco tersenyum dan tiba-tiba saja kembali mencium bibir Rosie. Draco menggigit bibir Rosie dan secara otomatis gadis itu langsung membuka mulutnya----memberikan akses untuk lidah Draco masuk dan mengeksplor mulut gadis itu.
Tubuh Rosie menggeliat ketika Draco menurunkan ciumannya ke bawah---menuju leher gadis itu yang saat ini sudah terdapat beberapa kissmark di kulitnya. Rosie meremas erat bahu Draco ketika lelaki itu kembali memberikan beberapa tanda lagi disana.
"Ahh, dre~" desah Rosie sambil memejamkan matanya. Draco kembali menjauhkan wajahnya. Lelaki itu menatap Rosie sesaat sebelum akhirnya melarikan tangannya ke depan kancing kemeja gadis itu. Dengan perlahan Draco mulai membuka kancing kemeja gadis itu satu persatu----Rosie terdiam dan memperhatikan Draco yang sibuk dengan pekerjaannya.
Ketika selesai, Rosie mengangkat sedikit tubuhnya untuk membantu Draco melepaskan kemejanya. Akhirnya kemeja itu pun terlepas dan Draco melemparnya begitu saja kesamping Sofa.
Draco terdiam sambil memperhatikan Rosie yang saat ini tengah terbaring dibawah tubuhnya dengan hanya berbalut bra hitam dan juga jeans yang masih melekat ditubuhnya. Ketika sadar Draco terus menatapnya, Rosie dengan cepat menutup dadanya dengan kedua tangan. Pipi gadis itu seketika memerah.
"Dre, jangan liat kaya gtu!" protes Rosie tanpa berani menatap kearah Draco.
"Lu cantik banget Rose," Draco tersenyum sambil menarik kedua pergelangan tangan gadis itu untuk menjauhkan tangannya agar tidak menutupi dadanya lagi. Draco mengurung kedua tangan gadis itu sambil mengangkatnya ke atas----menyimpannya di antara kedua sisi wajah Rosie.
"Dreeee," protes Rosie lagi.
"Hm?"
"Gue malu," lirih Rosie pelan.
"Ngapain harus malu? You are perfect," bisik Draco lagi sambil mencium kening gadis itu cukup lama. Rosie tersenyum dan menarik tubuh Draco untuk memeluknya. Rosie mulai membuka sisa kancing kemeja Draco dan menarik kemeja nya dengan cepat. Kini Draco hanya bertelanjang dada----menyisakan celana bahan hitamnya.
Rosie terpana melihat tubuh Draco sekali lagi. Dia belum pernah bisa melihat tubuh Draco sedekat ini dan dia benar-benar terkagum melihat tubuh atas Draco yang berwarna putih pucat dengan sedikit otot di dadanya. Rosie melarikan tangannya ke dada lelaki itu----mengelusnya pelan. Usapan nya turun ke perut dan berakhir tepat diatas kancing celana lelaki itu.
"Tunggu---" ucap Rosie dengan tiba-tiba.
"Kenapa?"
Rosie menarik lengan kiri Draco dan melihat lagi Tattoo yang sekarang menghiasi lengan lelaki itu. "Kenapa lu tiba-tiba mau di Tattoo, dre?" tanya Rosie penasaran. Draco meringis dan nampak berfikir.
"Um---karena---gue--- gue mau aja. Lu gak suka?" tanya Draco gugup.
"Hmm, ngga kok. Gue ga masalah. Tattoo nya lumayan keren, walau agak serem." Rosie tersenyum. Draco tersenyum kearah gadis itu dengan cukup bingung. Terkadang ia bingung kenapa gadis itu bisa masuk Ravenclaw. Draco ingat di tahun pertama ketika Rosie mengalami Head Stall dan Sorting hat hampir menempatkannya di Slytherin----tetapi gadis itu memohon-mohon supaya bisa masuk Ravenclaw dan akhirnya gadis itu pun ditempatkan di asrama yang menjadi keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts Social Media (DracoxReader) ✔️
Fanfic• finished • DON'T STEAL MY STORY, IT SUCKS 🚨Warning : banyak banget swearing🚨