Welcome to the last chapter!
Semenjak kejadian dua minggu yang lalu, hubungan Rose dengan kakaknya tidak terlalu baik. Mereka bahkan hampir tidak pernah menyapa satu sama lain dan Rose terlalu gengsi untuk meminta maaf terlebih dulu pada kakaknya.
Rose mulai merasa kalau tahun kelima ini benar-benar menyebalkan. Mulai dari aturan gila dari Umbridge, Daphne sahabat baiknya yang saat ini lebih mirip batu berjalan----karena gadis itu selalu saja melamun tanpa ada ekspresi sama sekali dan sangat jarang mengobrol dengannya. Ditambah lagi hubungan nya yang merenggang dengan Timmy karena insiden minggu lalu dengan pacarnya, belum lagi kepala gadis itu yang rasanya pusing karena akhir-akhir ini dia sibuk belajar untuk mempersiapkan ujian OWL nya.
Sial, lama-lama ia bisa berakhir seperti Daphne.
Dan satu lagi, hal yang baru Rosie sadari akhir-akhir ini adalah perubahan sikap Draco. Pacarnya itu sekarang lebih banyak diam----bahkan tugasnya sebagai Prefect mulai sering ia tinggalkan. Pernah suatu waktu ketika dia sedang berkencan bersama Draco ke Desa Hogsmeade, diam hanya melamun dan tidak memeperhatikan ucapan gadis itu ketika mereka tengah duduk bersama di Three Broomstick.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Draco? Kenapa ia terlihat seperti memiliki banyak beban hidup? Padahal lelaki itu kaya, pintar, tampan, dan memiliki reputasi yang mengesankan di Hogwarts. Hal apa lagi yang harus ia khawatirkan?
Rosie berjalan sambil menggenggam selempang tas sorennya. Ia tengah berjalan menuju Black Lake untuk mengerjakan tugas Bersama Luna disana. Gadis itu sudah menyelesaikan semua tugasnya hari ini, dan dia sudah menyimpan jubah seragamnya di Dorm tadi. Saat ini gadis itu hanya memakai kemeja dan rompi seragamnya, serta rok dan juga stocking hitamnya.
Rosie Kembali berjalan menelusuri koridor Hogwarts yang sepi sambil sibuk dengan pemikirannya, sampai tiba-tiba saja ia terkejut begitu merasakan seseorang menepuk bokong nya dengan cukup keras.
Seketika Rosie menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Matanya membulat ketika melihat Adrian Pucey tengah berdiri di hadapannya sambil tersenyum miring.
"Maksudnya apa kak?! Ga sopan tau!" Rosie memarahi Adrian dengan tatapan kesal. Lelaki itu tersenyum membuat Rosie semakin marah padanya.
"Kok lu marah sih? Lu mestinya berterima kasih sama gue karena gue udah laporin Draco ke kakak lu," perkataan Pucey membuat Rosie terkejut.
"Apa? Jadi kakak yang udah fitnah Draco?!" sahut Rosie.
"Fitnah? Bukannya foto yang gue kirim itu emang bener ya bukan editan?" tanya Adrian.
"Iya! Tapi disitu Draco nyium gue karena emang dia pacar gue! Dan gue juga ga masalah soal itu! Sedangkan kakak?! Kakak bahkan bukan siapa-siapa aku dan kakak malah coba buat rape aku! Kalau kakak ga bisa ngehargain perempuan itu artinya kakak juga ga bisa menghargai ibu kakak sendiri!" sahut Rosie marah.
"Alah, bacot lu. Gausah muna, apa bedanya lu di grepe sama gue atau sama Draco. Sama-sama aja 'kan? Bilang aja lu Cuma gengsi. Perlu gue buktiin lagi sekarang?" tanya Adrian sambil mengangkat alisnya. Rosie yang kesal segera menonjok pipi lelaki itu dengan kepalan tangannya yang kecil. Adrian meringis sambal memegangi pipinya yang cukup memerah akibat ulah tangan gadis itu.
"Sialan lu!" Adrian segera meraih pergelangan tangan Rosie dengan kasar.
"Lepas!" sahut Rosie dan mencoba menarik pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman kuat Pucey. Ketika lelaki itu hendak mencium wajahnya, tiba-tiba saja sebuah tangan besar menarik kerah lelaki itu dari belakang dan mendorongnya dengan keras. Tubuh Adrian tersungkur kebelakang dan Rosie segera memundurkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts Social Media (DracoxReader) ✔️
Fiksi Penggemar• finished • DON'T STEAL MY STORY, IT SUCKS 🚨Warning : banyak banget swearing🚨