Jung - 10

3.1K 325 2
                                    

Ini sudah hari ke tiga Renjun di rumah tanpa Jaehyun. Dan selama tiga hari itu juga Jaehyun tidak lagi menghubungi Renjun. Memang saat sudah sampai Jaehyun menelepon Renjun untuk mengabari jika ia sudah sampai. Namun hari hari setelahnya tidak ada lagi pesan atau telpon masuk melalui ponsel Renjun dari Jaehyun.

Apa Jaehyun sibuk disana sampai tidak mengabari lagi? Atau Renjun yang terlalu lebay hingga kesal jika pria itu tak lagi menghubunginya?

Sepertinya pilihan kedua adalah yang menggambarkan Renjun saat ini. Dilihat saja dari hari harinya yang selalu memantau ponsel padahal tidak ada apa apa selain pesan dari teman teman waktu ia sekolah.

Dan saat ini, Renjun sedang duduk di balkon kamarnya sambil memainkan ponsel. Sesekali ia akan menggerutu karena seseorang tak kunjung menghubunginya.

"Sesibuk itu kah dia?"

Entah Renjun berbicara dengan siapa, yang pasti saat ini ia sedang sendiri. Dan ini juga sudah malam, Jeffrey bahkan sudah tidur dari dua jam yang lalu. Menyisakan Renjun yang masih belum bisa tidur.

Renjun mendongak untuk memandang langit yang kosong karena malam ini tidak ada bintang. Mendung, mungkin akan turun hujan.

Renjun menghela nafas, ia bangkit dari duduknya kemudian masuk kedalam kamarnya dan menutup rapat pintu balkon. Dan saat Renjun merebahkan dirinya, saat itu juga terdengar suara hujan yang turun sangat deras, membuatnya jadi tidak bisa tidur gara gara suara tetesannya yang berisik.

Renjun menatap langit langit kamar. Ia ingin tidur, namun ia tidak bisa tidur. Renjun membolak balikkan badannya, dan tiba tiba ia jadi merasa haus.

Karena haus, Renjun turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar. Tangannya terulur untuk membuka kenop pintu.

Ceklek

"Astaga!"

Renjun kaget bukan main, seseorang berdiri di depannya dengan keadaan yang kacau. Seluruh badannya basah dan wajahnya yang pucat.

"J-jaehyun Oppa"

"Hehehe....hai"

Jaehyun tersenyum kikuk dengan wajah yang pucat dan juga badannya yang basah. Renjun langsung menarik tangan Jaehyun, langsung membawanya ke kamar mandi.

"Kenapa bisa basah seperti ini?"

Renjun bertanya sambil membuka satu persatu kancing kemeja yang Jaehyun pakai, sementara Jaehyun hanya diam sambil sesekali menggigil karena terlalu dingin.

"Oppa pasti menerobos hujan"

Jaehyun mengangguk patah, dan kemejanya sudah dibuka sepenuhnya, menyisakan kaos polos dan juga celana kain yang masih melekat di tubuhnya.

Renjun hanya membantu membuka kemeja karena ia harus mengisi bathub dengan air hangat untuk Jaehyun berendam.

"Ini air hangatnya-"

Renjun menggantung kalimatnya, wajahnya memerah kala melihat perut kotak kotak milik Jaehyun karena pria itu sudah sepenuhnya membuka bajunya, tapi celananya belum.

Tanpa melanjutkan kalimatnya, Renjun langsung keluar dari kamar mandi dan tak lupa menutup pintu kamar mandi. Sedangkan Jaehyun tertawa melihat tingkah lucu istrinya yang suka malu malu kucing.

"Hhh... yakin lah, besok pasti demam"

.

.

.

"Lain kali jangan menerobos hujan!"

Jaehyun hanya mengangguk mendengar peringatan Renjun yang entah sudah berapa kali. Saat ini rambutnya juga sedang dikeringkan oleh istri cantiknya yang tsundare ini.

Renjun mengusap rambut Jaehyun menggunakan handuk kecil sambil sesekali menggerutu. Sekarang ia sudah tau bahwa suaminya ini mudah sakit.

"Baby..."

"Hm?"

"Dingin"

Renjun menghentikan gerakkan tangannya, handuk yang tadinya berada di tangannya kini sudah berpindah ke lantai karena Renjun tadi melemparnya.

"Sini...berbaring"

Jaehyun langsung mengikuti apa yang Renjun suruh, tubuhnya langsung ia baringkan. Sementara Renjun, ia mengangkat selimut, menyelimuti tubuh Jaehyun dan ikut membaringkan tubuhnya. Tak lupa Renjun juga memeluk Jaehyun agar pria itu tidak lagi merasa kedinginan.

"Masih dingin?"

Jaehyun menggeleng, kepalanya ia benamkan di leher Renjun sambil sesekali menghirup aroma manis istrinya.

"Hangat"

Renjun mengangguk, tangannya ia gunakan untuk mengusap kepala Jaehyun.

"Baby.."

"Hm.."

"Apa kau sering menginginkan sesuatu selama aku tidak ada?"

Renjun menggeleng, dan tangannya masih asik mengelus kepala Jaehyun.

"Tidak, aku bahkan suka malas makan jika aku tak selera"

Mendengar itu, Jaehyun langsung menjauhkan kepalanya dari leher Renjun, kemudian mensejajarkan wajah mereka lalu menatap Renjun dengan pandangan tidak sukanya.

"Jangan begitu Baby"

Renjun menatap Jaehyun dengan raut bingung.

"Memangnya kenapa?"

Bukannya menjawab, Jaehyun malah mendekatkan wajahnya dan mengambil satu kecupan di bibir Renjun.

"Kasihan anak kita nanti"

Renjun menggeplak kepala Jaehyun sampai sang empu meringis sakit.

"Coba saja kau yang hamil"

Jaehyun menggeleng ribut, wajahnya ditekuk layaknya anak kecil yang sedang marah.

"Tidak bisa! Aku kan Lak-"

"Diam! Aku ingin tidur"

Renjun membalikkan tubuhnya, tak lagi ingin memeluk Jaehyun. Sementara Jaehyun, ia juga membalikkan tubuhnya berlawanan arah dengan Renjun.

Keduanya sama sama kesal sampai tidak lagi ingin melanjutkan pembicaraan mereka.

Beberapa detik kemudian, Renjun membalikkan badannya, ia melihat Jaehyun membelakanginya. Lantas ia bangkit untuk melihat apakah dia sudah tidur. Dan benar saja, Jaehyun sudah tidur dengan nafasnya yang teratur.

Renjun mendengus, tangannya ia gerakkan seolah ingin memukul kepala pria yang sedang tidur itu. Setelahnya, Renjun kembali membaringkan tubuhnya dengan perasaan kesal. Berusaha menutup matanya yang dari tadi terus terbuka sambil membatin.

'Tidak ada kata kata manisnya apa?'












Tbc

Keep It On The Low - JaeRen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang