8. Crazy Little Things

474 74 10
                                    

Maapin kalo terjadi Typo ya gengs

Aku berusaha update sesering mungkin tapi nyatanya gagal maapin yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha update sesering mungkin tapi nyatanya gagal maapin yaa

Hiiikkkddd

Apalagi akhir-akhir kemaren gatau kenapa buntu aja nih halusinasi

heheheeee

Udah deh happy reading aja sayangkuuu

Udah deh happy reading aja sayangkuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Hana mengikat rambutnya sambil keluar kamar menuju dapur. Tubuh rampingnya dibalut kemeja tipis warna jingga pucat dan rok span putih. Hana kenakan apron untuk menyelamatkan pakaiannya dari cipratan masakan. Dia cekatan meletakkan dua lembar roti ke toaster lalu menyalakan kompor, memasak dua butir telur setengah matang untuk Jimin. Gerakannya lincah di dapur, kini menyeduh dua cangkir kopi dan menuangkan segelas susu di mug rabbit milik Aera.

Selagi Hana menyiapkan sarapan, Jimin sedang di kamar Aera menyiapkan gadisnya untuk ke sekolah. Jimin sendiri masih santai dengan celana panjang dan kaos putih bahkan belum mencuci muka sama sekali. Hari ini jadwalnya free sehingga Jimin punya cukup waktu luang untuk menyiapkan Aera demi membantu Hana.

Justru akhir-akhir ini Hana lah yang disibukkan dengan berbagai jadwal seperti tour ke beberapa kota untuk membedah bukunya bersama komunitas. Semalam Hana baru kembali dari Daegu setelah dua hari berada di sana. Karena itu dia sangat bersemangat pagi ini menyiapkan sarapan Aera dan Jimin. Sedikit rasa bersalah karena sudah meninggalkan dua orang itu untuk kesibukannya.

"Kalau sudah ada wangi masakan seperti ini artinya istriku sudah kembali," ujar Jimin menghampiri dapur, namun keningnya seketika mengernyit melihat setelan pakaian Hana. "Kau mau ke mana lagi?" tanyanya bingung disertai rasa lemas yang seketika menghampiri.

"Aku ada rapat dengan Jia mengenai buku baruku," jawab Hana seperti tak terusik ekspresi sedih Jimin.

Hana menuangkan sereal ke dalam mangkok untuk Aera. Lalu meletakkan roti di atas piring berisi telur milik Jimin, disusul secangkir kopi di samping.

EveryWhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang