2. Morning Glory

450 68 11
                                    

Mau ngapain ya hari ini Hana dan Jimin 👉👈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau ngapain ya hari ini Hana dan Jimin 👉👈

🌚🌚🌚

JANGAN LUPA GASKAN VOTE NYA GENGSS!!!!

.

.

Hana menyatap sandwich yang dia beli di drive thru tadi sambil menyetir. Sesekali fokusnya terbagi untuk memperhatikan jalan padat Gangnam  pagi ini. Mobilnya melaju santai karena pagi ini dia berhasil bangun tepat waktu tanpa bantunan Ha Eun. Hanya bermodal tekad dan alarm ternyata dia bisa bangun pagi. 

Di jok belakang mobil sudh terisi tiga dus buku dongeng yang akan dia bagikan di taman kanak-kanak tujuannya hari ini. Hana mendapat tawaran dari sunbae nya yang merupakan kepala sekolah TK itu untuk mengisi kelas mendongeng akhir pekan. 

Tentu saja saat ini Hana tidak akan berpikir dua kali untuk menjawab Ya. Selain memang tawaran itu sudah sering ditujukan padanya, Hana juga merasa kali ini kesempatan bagus untuk memulai observasinya tentang anak-anak. 

Hana menepikan mobilnya di lahan parkir lalu meminta bantuan untuk menurunkan tiga dus berisi buku yang dia bawa. 

"Hana-ya," sambutChoi Seonsaeng. "Akhirnya kau memenuhi undanganku," dia merentangkan tangan dan memeluk Hana. 

"Mianheyo Eonni. Bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Dan aku sudah membaca buku barumu, Ommo!!" serunya. 

Mereka lanjut mengobrol di ruangan Choi Seonsaeng. Membahas buku baru Hana dan sedikit menyinggung soal pemberitaan yang akhir-akhir ini ramai di media tentang Hana. 

"Jadi kau sudah memutuskan akan menikah?" 

Hana menyeruput tehnya, tersenyum, "aku masih memikirkannya."

"Hana, kau tau aku akan sangat senang mendengar kabar baik itu datang darimu."

"Waeyo?" tanya Hana tersenyum canggung. 

"Itu artinya adikku sudah tidak menganggu pikiranmu lagi."

"Eonni..." Hana menghela napas, kebingungan mencari balasan untuk kalimat Choi Seonsaeng barusan. 

"Lelaki kurang ajar begitu sebaiknya tidak kau harapkan."

Hana menyurai senyum melihat wajah kesal Choi Seonsaeng. "Sebaiknya dia tidak mendnegar yang barusan," gelak Hana.

"Meskipun aku tetap berharap kalian membaik."

Hana tersenyum tanpa menjawab, sebab hingga detik ini rasanya tidak ada yang bisa dia dan lelaki bermarga Choi itu perbaiki lagi.

EveryWhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang