Part 3 - I See You

359 105 125
                                    

Sally turun dari taksi yang baru saja mengantarnya, melangkahkan kakinya memasuki aula salah satu Hotel mewah di Qatar sembari menarik koper yang cukup besar.

‘’Atas nama Sally Harstone,’’ ucapnya saat sampai pada meja resepsionis.

Resepsionis itu tampak kurang yakin, sebab Sally mengenakan topi hitam bernomor 12 serta logo Monster Energy, dan masker yang menutupi hidung serta mulutnya. Mengetahui keraguan sang resepsionis Sally kemudian membuka maskernya sebentar lalu kembali memakainya. Resepsionis tadi tampak mengangguk, kemudian mengeceknya.

‘’Kami kira anda tidak jadi datang.’’ Ucap resepsionis itu.

‘’Pesawatku delay 2 jam.’’ Balas Sally

Resepsionis itu tersenyum, kemudian menyerahkan kunci kamar milik Sally, ‘’Kami menyiapkan kamar anda yang biasanya.’’ Ucap resepsionis itu dengan ramah yang ditanggapi senyuman oleh gadis berdarah campuran itu.

Sally masuk kedalam kamarnya, mewah dan nyaman, kata yang cocok untuk mendefenisikan kamar itu, ia kemudian merebahkan tubuhnya sejenak yang terasa sedikit penat serta memejamkan matanya.

Ia terlelap sekitar 45 menit, dan kemudian bangun dari pembaringannya. Mulai berganti pakaian dan bersiap-siap untuk segera ke sircuit Losail Qatar, sebab race MotoGP akan segera dimulai, dan dia tidak ingin terlambat. Bagaimanapun dia sudah berjanji pada Maverick untuk menemaninya pada balapan seri pembuka musim ini.

***

Alex berjalan mencari keberadaan Marc yang sedari tadi menghilang entah kemana. Setengah jam lagi race akan dimulai, namun rider yang kembali menjadi juara dunia MotoGP tahun lalu itu malah menghilang bak ditelan Bumi.

‘’Apa yang kau lakukan?’’ tanya Alex saat mendapati kakaknya itu tengah menggoyang-goyangkan tangan, lengan, pinggang, hingga kakinya berulang kali.

‘’Apa lagi? Tentu saja pemanasan, bagaimanapun aku harus meraih kemenangan nanti. Podium dua atau tiga itu tidak cukup,’’ balas Marc dengan nafas tersenggal-senggal.

‘’Marc, bersiaplah. Pakai wearpack-mu, race akan segera dimulai. Bersiaplah ke track,’’ perintah kapten crew-nya dari belakang Alex.

Marc berhenti dari aktivitas konyolnya, ia berkacak pinggang dan menghembuskan nafas. Lumayan, semangat adrenalinnya mencapai titik maksimal. Setidaknya ia cukup yakin sekarang untuk mengkudeta ketiga rivalnya yang berada di barusan depan.

Di sisi lain, Maverick tampak sudah siap dengan wearpack Monster Energy Yamaha yang khas dengan dominan warna gelap, pria berdarah Spanyol itu berjalan ke paddock timnya.

Sesampainya di sana, Maverick dikejutkan dengan kehadiran seseorang. Sally, orang yang sejak kemarin tanpa kabar itu kini berdiri tak jauh, sembari memamerkan senyum manisnya.

Pria itu berjalan menghampiri Sally dan memeluknya, membuat senyuman di wajah perempuan itu semakin mengembang, "Aku kira kau tidak akan datang," ucap Maverick bersamaan dengan pelukannya yang terlepas.

"Aku tidak bisa berangkat kemarin karena jadwalku padat, aku juga tidak bisa menyaksikan sesi Warm Up karena penerbanganku yang tertunda," jelas Sally.

"Tapi kau bahkan tidak menjawab panggilanku dan membalas pesanku," ucap Maverick tak terima.

"Karena aku ingin memberimu kejutan."

Sally tersenyum, senyuman yang seketika membuat jantung Maverick berdetak dua kali lebih cepat dari yang biasanya, pria itu bahkan sekarang tidak yakin jika ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung, debaran jantungnya hanya karena senyuman Sally bahkan lebih cepat daripada saat ia mengendarai motor di kecepatan 310 km/jam.

Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang