Part 14 - First Memories

195 41 15
                                    

‘Mamaku merindukanmu, setidaknya temui dia sekali saja.’

Ucapan Marc beberapa jam lalu tak henti-hentinya mengganggu pikiran Sally. Perempuan itu tampak memijit pelipisnya dan sesekali menghela nafasnya, ia kemudian menatap ke luar jendela mobil dan kembali menghela nafasnya.

Maverick yang sedang mengemudi tentu saja heran dibuatnya, ada apa dengan kekasihnya itu? Pertanyaan seperti itulah yang ada di benak pria Spanyol itu.

‘’Kau baik-baik saja?’’ tanya Maverick.

Sally tak bergeming, perempuan itu tampak memandang lurus ke luar jendela. Bahkan suara Maverick barusan tampak tidak mengganggu aktivitasnya. Sikap Sally tentu saja kembali membuat Maverick bingung.

Pria yang berstatuskan pembalap Yamaha Monster itu kemudian mengulurkan tangannya dan menyentuh tangan Sally, lantas hal itu membuat Sally menoleh, ‘’Kau sakit?’’ tanya Maverick kembali.

Sally tampak bingung, namun sedetik kemudian ia tersenyum simpul kea rah Maverick, walau sebenarnya pria itu tahu kalau senyuman Sally saat ini tidak tulus.

‘’Aku baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan,’’ balas Sally mengelak. ‘’Tapi bersamamu sekarang membuat rasa lelahku pergi.’’ Sally meraih tangan Maverick dan menggenggamnya, ia juga memberikan kecupan manis di pipi Maverick.

Hal itu jelas membuat Maverick tersenyum, walau ia tahu jika perkataan kekasihnya barusan hanya sekedar pengalihan dari topik sebelumnya.

‘’Apa hari ini jadwalmu sangat padat?’’ tanya Maverick lagi.

Sally yang sedang bersandar di bahu Maverick lantas kembali menghembuskan nafasnya, bibir gadis itu tampak mengerucut membuat Maverick yang melihatnya justru terkekeh. ‘’Sangat-sangat padat, rasanya sangat melelahkan.’’

‘’Itulah resiko karena terlalu populer.’’

‘’Kau tidak senang memiliki kekasih yang populer sepertiku?’’ Sally mendongakkan kepalanya, menatap Maverick yang tampak fokus menyetir.

‘’Tentu saja aku senang, aku yakin dunia sedang iri padaku sekarang. Karena memilikimu.’’ Ucapan Maverick barusan membuat Sally terhenyak, pria itu terdengar sangat tulus.

‘’Dan aku juga yakin, gadis-gadis payung itu akan iri padaku karena berhasil menaklukkan hati seorang pembalap tampan sepertimu.’’

Maverick terkekeh, ‘’Kau masih tidak menyukai mereka?’’

‘’Bukan tidak menyukai, hanya saja aku risih melihat mereka dengan bangganya memayungi seorang pembal-pembalap tampan dan bergairah sepertimu di sircuit.’’

Uacapan Sally tentu saja membuat Maverick kembali terkekeh, ia lantas mengecup dahi dari tambatan hatinya itu. ‘’Tidak perlu risih, kau akan tetap menjadi yang terbaik dari mereka.’’

‘’Jangan bandingkan aku dengan mereka,’’ Sally mendelik ke arah Maverick lantas membuat Maverick memecah tawanya.

Maverick melajukan mobil yang mereka tumpangi memasuki sebuah rumah mewah dengan halaman yang terbilang luas, Sally keluar dari mobil saat mobil itu sudah terparkir dengan sempurna di garasi.

Maverick berjalan menuju bagasi dan mengeluarkan semua barang-barang Sally dari sana, lantas ia berjalan sembari membawa barang bawaan Sally ke dalam rumahnya, tentu saja dengan Sally yang mengekor di belakangnya.

‘’Welcome to my home princess,’’ ucap Maverick sembari mengulurkan satu tangannya pada Sally yang lantas diterima oleh gadis itu.

***

Marc duduk sendirian di bangku Café yang terletak paling pojok, ia memilih duduk di sana agar penyamarannya tidak diketahui para fans-fans di luar sana.

Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang