Marc kembali ke paddock timnya, kedatangan Marc dapat sambutan meriah dari para anggota timnya, mereka tahu kalau pria itu sedikit kecewa karena harus merelakan kemenangan di sircuit ini untuk rider lain.
‘’Tidak apa-apa, kau sudah bekerja dengan sangat baik. Kau bisa lakukan itu di Argentina nanti,’’ Emilio selaku manajer Marc memegang pundak pria itu dan memberinya semangat.
Marc mengangguk, pria itu mencoba tersenyum tipis, ‘’Aku janji akan menebusnya di Argentina.’’ Lirihnya.
Marc kemudian duduk dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak, pria itu membuka resleting wearpacknya dan mengibas-ngibaskan tangannya. Walaupun balapan di Qatar digelar pada malam hari tapi tetap saja Marc merasa sedikit gerah setelah balapan selesai.
‘’Ini untukmu.’’
Marc menerima botol air yang diberikan Alex padanya kemudian menegaknya habis, ia merasa sangat gerah hingga botol yang tadinya terisi penuh dengan air itu kini hanya tinggal setengah.
‘’Tadi balapan yang menarik Marc, kau hebat. Kau bahkan bisa finish di depan Andrea dan Fabio yang star di depanmu,’’ ucap Jose yang berdiri di depan Marc atau lebih tepatnya di samping Alex.
‘’Kau bahkan bisa menyalip Rins dan Valentino yang sempat berada di depanmu saat balapan baru dimulai tadi.’’ Kini giliran Alex yang memuji performa apik kakaknya itu.
‘’Diantara mereka, menyalip Vale adalah yang tersulit, jika saja Vale tidak salah memasukkan gigi tadi, mungkin aku tidak bisa podium kedua hari ini,’’ jelas Marc.
‘’Kau tetap hebat, semua orang juga tahu kalau Vale masih menjadi rider kompetitif,’’ Alex bersikukuh mengatakan kakaknya itu hebat membuat Marc terkekeh ringan dengan sikap dan tingkah adik satu-satunya itu.
Marc kemudian mengedarkan pandangannya ke arah paddock sebelah, lebih tepatnya paddock Maverick Vinales. Sungguh sangat meriah pikirnya, mereka mungkin sedang bersuka cita dengan kemenangan rivalnya itu.
Mata pria Spaniard itu seketika membelalak saat mendapati Maverick tampak memeluk seorang wanita di sana, itu Sally. Marc yakin 1000% bukan 100% lagi, Sally ada di sana, membalas pelukan pria itu dan tersenyum hangat ke arahnya. Perlakuan yang sama perisis pernah dialaminya satu tahun lalu.
Alex dan Jose merasa aneh dengan perubahan raut wajah Marc yang tiba-tiba, mereka berdua kemudian mengikuti arah pandang Marc, dan ketemu! Mereka tahu penyebabnya.
‘’Aku tidak menyangka Sally benar-benar akan datang dan mendukung pria itu.’’ Jose bermonolog.
‘’Bukankah Maverick sudah menyukai Sally saat perempuan itu masih menjadi kekasih Marc?’’ Alex ikut menanggapi Jose.
‘’Ya, kurasa juga begitu, dia bahkan mencuri-curi kesempatan untuk mengobrol dengan Sally.’’ Jose kembali menimpali.
‘’Dan sekarang dia menang banyak, karena hubungan Marc dan Sally sudah berakhir,’’ Alex dan Jose sedari tadi terus membahas tentang dua insan itu.
Marc merasa geram menyaksikan perdebatan dua orang itu, lantas ia berdiri dan menggebrak dinding paddock dengan keras.
Braak
Semua orang yang berada di sana terlonjak kaget, tak terkecuali Alex dan Jose. Kedua pria itu bahkan menghentikan pembicaraan mereka yang memang terbilang sensitif untuk Marc, ‘’Bisakah kalian diam?’’ ucapnya.
‘’Membuat pusing saja,’’ lanjut Marc kemudian berjalan pergi meninggalkan paddock timnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Elección [Marc Marquez] Fanfiction (COMPLETE)
Chick-LitMarc menghilang bukan karena penasaran rasanya dicari, ia juga menghilang bukan karena ingin terbiasa tak bersama. Namun Marc menghilang karena keegoisannya, karena kebodohannya, dan karena ambisinya. Ambisi yang kembali membuatnya datang untuk memo...