Bab 7

137K 6.1K 58
                                    

Tak terasa sudah 3 bulan pernikahan Ran dan Aldero berjalan, keduanya sama-sama menanti kehadiran anak apalagi Aldero yang merasa dirinya sudah tua dan harus segera memiliki anak. Sampai ketika di pagi ini, Ran yang masih tertidur tiba-tiba merasa mual. Perempuan itu berlari dengan tergesa-gesa menuju kamar mandi.

Hoek... hoek... hoek

Aldero yang mendengar suara Ran langsung terbangun dan menghampiri Ran yang berada di kamar mandi, pria itu memijat tengkuk Ran.

"Kamu kenapa Ran? " Tanya Aldero dengan nada khawatir. Sejenak belum ada jawaban dari sang istri, Ran mengusap bibir nya lalu menggelengkan kepala nya.

"Aku gak tau mas" Jawab Ran lemah, tangan nya menggapai lengan Aldero untuk memapah tubuh nya yang menjadi lemas.

"Kita ke dokter yah Ran" Usul Aldero lembut, Ran menggelengkan kepala nya tanda tak setuju. Aldero yang melihat tubuh Ran semakin lemas membuat nya segera menggendong tubuh mungil Ran dan membaringkan nya di atas ranjang. Dengan cekatan Aldero mengambil minyak kayu putih di atas nakas dan memberikannya kepada Ran. Tapi yang ia dapat malah Ran semakin mual.

"Hoek... bau mas. Aku tidak tahan dengan bau nya, singkirkan itu! " Perintah Ran sambil mendorong minyak kayu putih itu menjauh dari dirinya.

"Pokoknya kita harus ke dokter Ran, tanpa penolakan" Ucap Aldero sambil menatap Ran tajam.

Ran seketika menjadi takut, ia beringsut menjauh dari Aldero sedangkan pria itu terheran-heran dengan sikap istrinya yang begitu. Seolah ia ingin berbuat bejat saja.

"Ada apa Ran? Kenapa kamu begitu? " Tanya Aldero kali ini dengan nada lembut.

"Kamu jahat natap aku kayak gitu... hiks" Dan alhasil sekarang malah Ran menangis tersedu-sedu.

"Ke dokter yah sayang, siapa tau kamu lagi hamil" Bujuk Aldero tanpa sadar mengucapkan kata hamil. Ran diam, ia menatap wajah Aldero dengan tatapan bertanya.

"Hamil? " Tanya Ran kepada Aldero, pria itu sekarang baru sadar dengan ucapan nya tadi.

"Mungkin... kan? "

***

Sekarang disinilah mereka berada yaitu di rumah sakit, perjuangan mereka untuk pergi ke rumah sakit saja susah nya minta ampun. Butuh sepuluh kali Aldero membujuk Ran terlebih dahulu barulah perempuan itu akhirnya mau.

"Tiduran bu" Ucap dokter itu menyuruh Ran.

Ran ikut saja apa kata dokter itu, ia tak tau apa yang dokter itu lakukan. Sampai dokter itu menyuruh nya untuk bangun dan duduk.

"Selamat yah pak, bu. Bu Ranika sedang hamil, usia kandungan nya baru 2 minggu. Saya harap kalian dapat menjaga nya dengan baik yah, dan juga disini bapak sebagai suami juga harus selalu sigap" Ucap dokter itu menjelaskan kepada Ran dan Aldero.

Aldero menatap wajah dokter itu dengan tatapan tak percaya.

"Apa aku bermimpi? " Gumam Aldero tanpa sadar, dokter yang memeriksa Ran terkekeh pelan.

"Tidak pak ini nyata terjadi" Timpal dokter itu masih sambil terkekeh.

Aldero menatap wajah Ran yang diam, ia berbisik kepada istrinya.

"Kamu tidak suka? " Bisik Aldero pelan sambil menunjukkan wajah sedih nya.

Ran tersadar dari lamunan nya, lalu ia menatap wajah Aldero dengan tatapan bahagia terlihat dari binar mata nya.

"Aku masih tidak percaya bahwa aku akan menjadi ibu, aku terharu rasanya" Jawab Ran sambil memeluk sang suami. Tidak sadar saja berpelukan di sana padahal masih ada dokter yang melihat kegiatan mereka. Merasa menjadi nyamuk, si dokter berdehem agak kencang.

"Eh maaf bu dokter" Kekeh Ran lalu melepas pelukan nya.

Tanpa mereka ketahui bahwa di rumah sakit yang sama Sera juga sedang berada di sana, bahkan ia juga pergi ke dokter kandungan dan duduk di kursi tunggu dengan gelisah.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang