Bab 15

89.3K 4.4K 102
                                    

Hari ini Riko yang ingin membujuk Ran untuk kembali pada nya pun datang ke rumah Ran dan Aldero tanpa rasa bersalah. Beberapa hari yang lalu pria itu sudah menanyakan keberadaan tempat tinggal Ran yang sekarang kepada teman dekat perempuan itu. Setelah yakin akan tujuan nya, ia melajukan mobil nya dengan cepat ke mansion pasangan harmonis itu.

"Ran" Teriak Riko kencang, ia melihat sekeliling mansion yang terasa sepi dan sunyi.

"Kemana manusia di mansion ini? Kenapa mansion ini sangat sepi" Batin Riko merasa bingung.

Tak lama kemudian, tukang kebun mansion tersebut menghampiri Riko sambil memandang Riko dengan tatapan meneliti.

"Ada apa mas? Cari siapa? " Tanya tukang kebun itu masih dengan perasaan was-was ia takut jika orang di depan nya ini punya niat jahat.

"Saya cari Ran" Ucap Riko jujur dan to the point.

Dengan ragu-ragu, tukang kebun itu bicara.

"Nyonya dan tuan masih di rumah sakit belum pulang, nyonya habis melahirkan" Ucap tukang kebun itu pada akhirnya.

Riko masih merasa tak puas dengan jawaban tukang kebun di depan nya, ia bertanya lagi.

"Di rumah sakit mana pak? "

"Di rumah sakit xxxxxxx mas"

"Itu kan rumah sakit tempat Sera melahirkan" Batin Riko.

"Baiklah kalau begitu terimakasih yah pak"

"Iya mas"

Riko langsung saja melajukan mobil nya kembali ke rumah sakit, ia bertanya kepada resepsionis letak ruangan Ran.

Brak.

"Ran" Panggil Riko dari pintu lalu menghampiri Ran dan baru saja ia ingin memeluk perempuan itu. Aldero yang masih berada di sana melihat kehadiran Riko yang membuat nya mengganggu suasana rahang nya mengeras, apalagi ketika melihat anak nya itu yang ingin memeluk istri tercinta nya.

"Apa-apaan kamu hah? Mau memeluk istriku?" Tanya Aldero langsung menyerang Riko dan ingin menghajar lelaki itu, tapi Ran mencegah Aldero dengan memegang lengan suaminya lembut.

"Jangan emosi sayang" Ucap Ran lembut, hati Riko serasa sakit mendengar Ran memanggil Aldero dengan panggilan sayang.

"Jadi ini suami kamu Ran? Hm... sudah tua, bau tanah, mending kamu sama aku aja yah. Kita kembali lagi seperti awal, menjalani hari-hari indah bersama" Ujar Riko menghina Aldero.

Tangan Ran mengepal erat, tentu saja ia tak terima mendengar penghinaan dari Riko kepada suaminya.

"Kamu! Dasar pria brengsek! Aku tidak mau bersama mu Riko lagi pula kamu juga sudah menikah dengan Sera! " Bentak Ran emosi.

"Kalau begitu tinggal aku ceraikan Sera lalu kita menikah. Gampang kan? " Ucap Riko santai, Aldero dan Ran menatap Riko dengan tatapan tak percaya. Sebrengsek itu kah dia? Sifat turunan dari siapa itu? Jika Aldero tentu saja tidak, apalagi pria itu sangat menghormati perempuan.

"Pergi! " Bentak Aldero marah, ia menatap Riko dengan tatapan nyalang.

Tiba-tiba entah tau darimana Diana juga ikut masuk ke sana, ia melihat sekeliling ruangan.

"Riko, kamu kenapa nak? " Tanya Diana khawatir yang belum menyadari keberadaan Aldero. Tapi setelah beberapa menit, ia menatap Aldero dengan pandangan terkejut. Sedangkan Aldero menatap Diana dengan datar.

"Ben? Kamu disini? " Tanya Diana antusias, dengan girang ia menghampiri Aldero. Tapi sebelum itu terjadi, Aldero mengangkat tangan nya.

"Stop Diana! Jangan dekat-dekat dengan ku. Dulu ketika aku miskin, kamu hina aku. Ketika aku tidak bisa membeli kamu tas branded yang kamu mau, kamu mempermalukan aku di depan teman arisan mu! Satu hal yang harus kamu ingat KITA SUDAH BERAKHIR! " Tekan Aldero di akhir kalimat, pria itu beralih menatap Ran yang sedang berdiam diri sambil menitihkan air matanya.

"Pergi kalian! Jangan ganggu kehidupan keluarga kecil ku lagi! " Perintah Aldero menatap ibu dan anak yang berdiri di dekat pintu tersebut.

Akhirnya ibu dan anak itu pergi dari sana, lalu menyisahkan Ran dan Aldero di dalam ruangan itu.

"Ran? " Aldero mengambil kedua tangan istrinya lalu mengecup tangan indah itu.

"Aku gak ngerti kenapa semua ini harus terjadi di dalam kehidupan kita. Baru saja kita bergembira menyambut kelahiran Nuel tapi sekarang kesedihan muncul lagi tanpa diminta. Aku kira kegembiraan kita akan bertahan lama... hiks... hiks" Ujar Ran dengan tangisan pilu.

"Kenapa masalah selalu hadir tanpa kuminta?" Batin Ran menahan sesak di dada nya.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang