Bab 22

92.8K 3.4K 50
                                    

Setelah hari dimana Ran memberi kesempatan kepada Aldero, pria itu berusaha sebaik mungkin untuk merubah diri nya dan ia benar tak pernah mengunjungi Diana lagi.

Hari ini nampak sekali Aldero sibuk mendekorasi, ia sudah merencanakan sebuah rencana secara matang. Dan sekarang ia sedang menelpon pihak toko bunga special untuk membuatkan satu bouquet bunga berisi bunga-bunga kesukaan sang istri.

Dari arah tangga, Ran turun menghampiri Aldero yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil memangku laptop nya. Ngomong-ngomong setelah hari itu juga Aldero langsung mengajak Ran pulang ke mansion lama mereka.

"Sayang" Panggil Ran manja, hal ini terulang lagi belakangan ini. Aldero sebenarnya ingin melumat bibir istrinya yang entah mengapa hari ini terlihat begitu menggoda tapi ditepis nya jauh-jauh. Ia ingin membuat kejutan yang menurut nya ini bisa beresiko untuk nya.

"Aku sedang lelah Ran, pergilah menjauh dari ku" Ujar Aldero dengan wajah dibuat lesu. Ia menepis tangan halus Ran.

Ran yang diperlakukan seperti itu langsung menatap Aldero dengan tatapan tak mengerti, tanpa basa-basi ia bertanya kepada Aldero.

"Kamu kenapa sih sayang? " Tanya Ran dengan suara lembut nya. Aldero tergoda dengan itu, ia memalingkan wajah nya menatap laptop.

"Aku sudah bosan sama kamu Ran" Jawab Aldero yang berhasil membuat jantung Ran serasa berhenti berdetak.

"Apa? Jadi selama ini kamu gak berubah? Kamu memang brengsek Aldero. Dasar pak tua brengsek! " Maki Ran setelah itu pergi dari sana.

"Hah... aku takut tidak bisa membujuk nya nanti malam. Matilah aku" Gumam Aldero merasa gelisah setelah kepergian Ran.

***

Malam pun tiba Ran masih mengurung diri nya di dalam kamar, sedangkan Aldero mondar-mandir di depan pintu kamar mereka. Ia merapikan tuxedo hitam nya lalu menyugar rambut nya yang sudah dipakaikan pomade.

"Semoga dia mau" Batin Aldero singkat.

Tok... tok... tok...

"Ran aku masuk yah" Ucap Aldero dengan suara lembut. Pria itu masuk ke dalam kamar mereka, Ran yang melihat suaminya berpenampilan rapi terkejut dan mulai memikirkan hal-hal negatif.

"Kamu mau kencan sama cewe lain? Kenapa kamu harus bilang? " Ucap Ran sebelum Aldero mengatakan apapun. Mulut Aldero menganga lebar tak habis pikir dengan jalan pikir Ran.

"Bukan Ran... aku malah ingin mengajak kamu ke suatu tempat. Ayo bersiap" Ajak Aldero sembari menggendong tubuh Ran agar bangun dari tempat tidur.

"Aku tidak mau mas" Tolak Ran sambil meronta.

"Tidak ada penolakan Ranika Edelyn" Jawab Aldero menatap Ran dengan tajam.

Dengan terpaksa akhirnya Ran mengikuti kemauan Aldero, dengan make up seadanya dan dress sederhana ia mengikuti langkah Aldero.

"Kita mau kemana?" Tanya Ran memecah keheningan saat mereka di dalam mobil. Aldero hanya membalas dengan senyuman tipis lalu menjawab.

"Kita lihat saja yah nanti juga kamu tau" Jawab Aldero singkat lalu tak lama kemudian mobil mereka berhenti di sebuah villa. Ran terheran dengan tujuan mereka pergi.

"Ke villa? Mau apa? " Batin Ran bertanya-tanya, saking sibuk bertanya pada diri nya sendiri ia sampai tak sadar bahwa suaminya sudah membukakan pintu mobil untuk nya dengan mengulurkan tangan nya.

"Ayo"

"Hm... baiklah"

Sepanjang mereka masuk ke dalam private villa mereka jalanan yang mereka lewati penuh ditaburi oleh bunga tapi sayang nya tidak ada penerangan sedari mereka berjalan.

Tiba-tiba lampu menyala dan rupanya di dalam villa tersebut sudah ada ibunya beserta putra nya.

"Ibu, Nuel? Kalian ada disini?" Tanya Ran bingung pasalnya kedua orang itu setaunya masih berada di Belanda.

Aldero tersenyum tulus, lalu menghampiri Ran dan berbisik pelan.

"Surprise! Happy birthday my wife. Kamu ingat yang tadi pagi? Itu juga hanya sandiwara ku untuk memberi mu kejutan" Bisik Aldero tepat di depan telinga Ran.

Ran berbalik badan lalu menubruk tubuh nya ke dada bidang suaminya itu.

"Thanks hubby... thanks" Bisik Ran balik sambil menangis haru.

"Urwell wifey" Jawab Aldero.

"Mau berdansa? " Tanya Aldero lebih mengajak. Ran hanya mengangguk dengan masih tersenyum lebar.

"Kamu tau aku tidak pernah menyangka kalau kamu akan menjadi istri ku, bahkan rasa cinta ku pada mu datang dengan sangat cepat Hanya kamu yang berhasil menempatkan ruang kosong di hati ku" Ucap Aldero sembari berdansa dengan Ran.

Ran hanya tersenyum malu-malu, pipi nya merona merah mendengar ungkapan suaminya.

"Percayalah Ran, aku tidak pernah bosan pada mu apalagi berniat untuk berpaling dari mu. Di sini... kamu akan selalu ada di sini" Lanjut Aldero sembari menunjuk hati nya.

"Iya aku percaya" Jawab Ran singkat.

"I love you wifey"

Ran tanpa ragu juga mengungkapkan perasaan nya.

"I love you too hubby" Aldero terkejut mendengar ungkapan istrinya baru kali ini istrinya mengucapkan i love you kepada nya. Pria itu langsung merengkuh pinggang Ran lalu menarik tengkuk perempuan itu untuk melumat bibir merah muda itu.

"Ayo Ran kita buat adik untuk Nuel" Bisik Aldero setelah mereka selesai berciuman.

"Nuel... kamu mau punya adik tidak? " Tanya Aldero sekarang beralih menuju sang putra kecil nya.

Nuel bertepuk tangan dengan riang, kepala nya mengangguk antusias. Mata bening nya berbinar bahagia.

"Kamu lihat itu? " Tanya Aldero lagi, Ran akhirnya mengangguk pasrah lalu Aldero menggendong Ran dengan hati-hati menuju kamar mereka di villa itu.

End.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang