Bab 12

94.8K 5.1K 162
                                    

Ran yang sudah memasuki bulan ke 9 pun merasa kalau kaki nya bengkak dan sakit. Bahkan calon ibu itu sekarang menjadi cerewet, Aldero yang merupakan suami nya menjadi kebingungan. Seperti sekarang ini Aldero yang tengah lelah bekerja dan Ran menyuruh nya macam-macam, pria itu sampai membentak Ran.

"Apa lagi Ran?! Aku ini capek, kamu itu yah sekarang cerewet banget sih! " Bentak Aldero sembari mengacak rambut nya frustasi. Ran yang semula merengek menjadi diam, ia menahan mati-matian agar air matanya tak keluar. Ia menggigit bibir nya menahan isak tangis. Aldero yang merasa bahu Ran bergetar langsung merasa bersalah.

"Ran, maaf aku tidak bermaksud begitu" Ucap Aldero merasa bersalah, ia merangkul pinggang Ran agar istrinya itu berada dalam dekapan nya tapi yang ia dapat malah tepisan dari tangan indah itu.

"Mas Alder jahat sama Ran. Aku mau tinggal di rumah ibu aja, jangan harap yah Alder bisa liat anak kita" Ujar Ran kesal lalu kaki nya melangkah menuju ke kamar nya yang berada di lantai atas, tangan nya menarik koper di atas lemari dan mengisi koper itu dengan baju nya.

"Ran! " Teriak Aldero ingin mencegah Ran tapi perempuan itu sengaja menulikan pendengaran nya.

Perjalanan yang ditempuh Ran hanya 40 menit, ia mengetuk pintu rumah ibu nya.

"Ibu, ini Ran" Panggil Ran seraya meringis, tiba-tiba perutnya merasa sakit. Tangan nya terulur mengelus perut buncit nya.

"Ran, kamu kenapa?" Tanya Yana setelah membuka pintu rumah nya dan mendapati sang anak ada di depan pintu, untung saja ia cepat menangkap Ran kalau saja ia terlambat sedikit bisa-bisa Ran sudah terjatuh di tanah.

"Sakit bu, perut Ran sakit" Rintih Ran menahan rasa sakitnya, sedangkan Yana sibuk celingak-celinguk.

"Dimana suamimu Ran? Kenapa kamu malah datang sendiri? Kamu tidak sedang bertengkar kan? " Tanya Yana khawatir sekaligus bingung.

"Nanti Ran jawab bu, tapi Ran udah ga kuat lagi"

Tak lama kemudian suara mesin mobil terdengar dan rupanya benar saja itu adalah Aldero, ia memang menyusul sang istri.

"Ran, ayo kita ke rumah sakit" Ucap Aldero khawatir, ia menggendong tubuh Ran dengan hati-hati.

Sesampainya di rumah sakit, Ran merasa kalau sakitnya malah bertambah. Ia mencengkram jemari Aldero sembari sesekali memaki.

"Ini semua gara-gara mas Alder! Dasar om mesum jahat! " Maki Ran karena rasa sakit yang mendera nya.

Sedangkan Alder menghiraukan semua makian Ran, keringat dingin mengucur deras membasahi tubuh nya dari tadi yang bisa ia lakukan hanya berdoa.

Ran yang tengah berjuang melahirkan anak pertama nya ditemani oleh Aldero, tangan Ran mencakar lengan Aldero untuk menyalurkan rasa sakit nya.

"Mas! Sakit! " Teriak Ran karena merasa sangat sakit.

Entah mengapa lama kelamaan pandangan Aldero menjadi kabur dan...

Bruk.

Aldero pingsan bersamaan dengan lahirnya sang anak.

"Oek... oek... oek" Tangisan bayi Ran dan Aldero menggelegar di dalam ruangan persalinan, Ran menghela napas lega. Ia masih berusaha mengatur napas nya agar teratur.

"Suster tolong bawa bapak ini ke ruang istirahat" Ucap dokter yang menangani Ran, hampir saja dokter itu melupakan keberadaan Aldero yang masih tergeletak pingsan di lantai.

"Hahahaha" Ran masih bisa tertawa walau sakit masih di rasa nya, ia tak bisa menahan tawa nya ketika melihat suaminya tergeletak pingsan.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang