IL 05 - Dibaperin Hantu

304 35 0
                                    

Jangan suka fitnah hantu atas kelalaian manusia.

=IndigoLove=


Jantungnya berdegup kencang saat sebuah lengan memeluk perutnya erat. Bahkan pundak kanannya serasa ditimpa dagu seseorang. Aura dingin disekitarnya tiba-tiba menghangat saat sebuah bisikan mengalun lembut di telinganya.

"Jangan suka menolak sesuatu yang akhirnya kau inginkan," bisiknya pelan diakhiri tiupan yang membuat Natha meremang.

Ia masih mematung mendengar bisikan lembut itu. Entah kenapa tubuhnya terasa kaku dengan jantung berdebar kencang. Tak pernah ia merasa seperti ini sebelumnya.

Menghiraukan suara siulan beberapa makhluk atau angin yang tiba-tiba berembus kencang membuat Natha memejamkan matanya. Menikmati waktu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Perasaan nyaman dengan sengaja hinggap dalam hatinya.

Lamunannya terhenti saat Dilan yang awalnya menatap lucu gadis yang berdiam dalam dekapan nyamannya ini kembali bersuara.

"Mau sampai kapan diam dalam pelukan gue?" tanyanya membuat Natha tersentak kaget.

Secepat mungkin ia melepaskan pelukannya kemudian berjalan keluar ruangan dengan kepala menunduk. Bodo amat dengan beberapa sosok yang menertawainya.

Badannya tiba-tiba terasa panas hingga membuat pipinya memerah seperti tomat. Di belakangnya Dilan sedang menertawai ekspresi salah tingkahnya yang terlihat begitu lucu dan menggemaskan.

Tanpa menunggu apa-apa lagi, ia melayang ke arah Natha menggenggam tangan gadis itu membuat sang empunya tersentak kaget.

"Lepas!" Natha mencoba berulang kali melepaskan genggaman Dilan yang terasa erat tetapi sangat nyaman itu.

"Gak mau. Kalau gue lepas lo bakal di ajak mereka ke dunianya, emang lo mau?" tanya Dilan menakuti gadis itu meski ia tahu gadis itu tak memiliki rasa takut sama sekali.

Natha menatap sekeliling yang mulai ramai dengan makhluk-makhluk aneh sehingga membuatnya merinding. Ia melihat jam di tangan kirinya yang memegang lilin. Jarum jam hendak menunjukkan pukul dua belas malam. Pantas saja banyak hantu yang berkeliaran, karena menurut beberapa mitos intensitas kekuatan mereka akan lebib kuat saat tengah malam hingga seperempat malam.

"Jangan modus lo!" Ia membiarkan tangan kanannya berada dalam genggaman hangat Dilan membuat pria itu tersenyum girang.

"Ngapain modus sama manusia?" ujarnya memilih berjalan menggunakan kakinya daripada melayang.

"Ngipiin midis simi minisii," cibir Natha membuang lilin yang hampir habis.

Gadis itu terpaksa mencari tanpa penerangan hingga pukul tiga pagi nanti. Kalau saja setan magang ini tak merecokinya mungkin ia sudah mendapat tiket bebas ujian itu.

"Lilin sudah habis tapi tiket belum ketemu," gumamnya kesal.

Melihat wajah kesal gadis itu membuat Dilan terkekeh gemas. Tangannya meraup wajah bulat Natha mencubit gemas kedua pipi tembemnya itu.

"Gemes banget, sih? Jadi pengen cium, eh!" Ia kembali terawa saat melihat raut terkejut dari wajah Natha.

"Jangan gemes-gemes nanti gue sayang, gimana?" tanyanya menarik tangan Natha agar berjalan kembali menuju tempat yang belum mereka kunjungi.

Natha hannya bisa terdiam dengan tungkai melangkah ringan mengikuti kemana Dilan melangkah. Mengabaikan dinginnya angin malam yang menelusuk masuk menyentuh kulitnya, ia masih saja memikirkan ucapan Dilan tadi.

Menghela napas ia berusaha mengenyahkan segala pikiran tentang pria di sampingnya ini.

Tangan Dilan merogoh saku bajunya mengeluarkan sebuah coklat yang ia ambil dari minimarket depan. Hasil curian dengan si tuyul yang akan ia suruh bayar saat memiliki uang nanti.

Kepala Natha mendongak menatap Dilan dengan kernyitan bingung tercetak jelas di wajahnya. "Coklat Dilan?"

Dilan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Biar lo punya mood bagus terus dapetin tiket bebas ujian itu dengan mudah," ujarnya tersenyum manis.

Senyuman itu mampu menyihir Natha dalam sekejap. Seperti terkena ilmu magis Natha ikut tersenyum dengan tangan yang membuka bungkus cokal pemberian Dilan itu.

"Natha, gue mau pergi dulu ya? Lo jangan rindu, berat. Gak akan kuat biar gue saja," ujarnya tersenyum manis dengan tangan yang menepuk puncak kepala Natha sebelum akhirnya pergi menghilang dalam kedipan mata.

Demi Tuhan, Natha sedang dibuat baper oleh hantu. Gila memang, jangan sampai ia jatuh hati pada makhluk lain selain manusia. Akan aneh sekali rasanya nanti.

=IndigoLove=

INDIGO LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang