"Kamu lucu!" Begitu katamu saat melihat aku cemburu. Cemburu itu tanda cintaku padamu, tanda hati ini milikmu. Kamu pikir cemburu adalah lelucon ketidakmampuanku berakal sehat. Kamu bilang, memilikimu bukan berarti membatasi pergerakanmu.
Walaupun aku lucu menurutmu, kamu tetap saja selingkuh di belakangku. Jadi, lucuku bukan alasan untuk tetap setia. Ternyata lucu saja tidak cukup, perlu sesuatu yang beda untuk mengikatmu. Mungkin skincare berharga jutaan. Mungkin body plastik yang bombastis. Mungkin kenyamanan fasilitas high-class layanan purnanikah yang memuaskan. Aku takcukup lucu untuk semua itu.
"Aku cuma main-main." Kalimatmu berusaha meyakinkan diriku saat obrolan mesra pada pesan di ponsel tertangkap basah mataku. Pasti bukan kali ini saja kamu begitu. Obrolanmu yang mesra menandakan sudah biasa melakukan itu. Rayuan duren pada perempuan kesepian. Mirip yang kau lakukan dulu kepadaku. Jurus yang sama.
YOU ARE READING
Pentigraf - Kisah Kisah Pendek
General FictionTulisan tiga paragraf menggambarkan cerita tak banyak kata