“Wow! Cantik sekali …. “ Setiap yang melihatku pasti memuji, dengan mata berbinar, dan senyum sumringah, terkadang ada liur yang ditahan. Begitulah penampakan yang terlihat di luar. Aku begitu indahnya, cantik dan molek dalam sejuta pesona. Kemurnian dan kecerahan menjadi daya tarik luar biasa. Aku mengagumkan. Apa mereka tahu, bagaimana aku ditempa sampai bisa begini? Sakitnya tubuh menahan ribuan belati, bahkan aku pernah dibelah dua. Kekerasanku sebelumya dikupas, hanya untuk menampilkan kesempurnaan menarik perhatian.
Dulu, Sultan sangat menyayangiku. Tiap hari aku membuat binar di matanya. Bahagia menjadi milikku saat memandangnya bekerja. Sentuhannya memabukkan, belaiannya melenakan. Aku di tempatkan di singgasana khusus, mengalahkan sang ratu. Kenikmatan tak pernah berumur panjang. Musim berganti dalam siklus kehidupan. Seseorang menculik dan merampasku. Aku saksi betapa perang menghabiskan banyak hal. Menyakitkan. Mereka membawaku pergi jauh dari tanah asal.
“Kotor dan penuh kutukan.” Begitu kata seorang Raja di benua yang berbeda menyebutku. Ia menyindirku menghabiskan uang karena tidak bisa menghasilkan apapun untuknya. Sang Raja ingin menjualku, sayangnya tak ada yang melirikku sama sekali. Aku terdampar. Aku hanya sekelas upeti tanpa arti. Aku hanya bisa menangis dari sebuah ruang kaca yang menjadi penjara. Aku ingin pulang, tapi tak tau harus bagaimana.
YOU ARE READING
Pentigraf - Kisah Kisah Pendek
Ficción GeneralTulisan tiga paragraf menggambarkan cerita tak banyak kata