10 - Don't Cry

588 110 20
                                    

"AKU sudah mengetahui semuanya." ucap Joyla lalu mengembuskan napas. Sekuat tenaga ia berusaha menahan isak tangis.

Yoongi terdiam sambil menatap wajah Joyla dengan ekspresi terkejut. Jangan bilang gadis ini sudah mengetahui rahasia besar tentang kehancuran keluarganya.

Yoongi menghela napas sejenak, berusaha meredakan emosi yang ingin meledak.

Yoongi dan Joyla sedang duduk berdua di balkon kamar sambil menikmati secangkir teh. Ini rencana Joyla untuk mengajak lelaki itu mengobrol dengan alasan ingin melihat bintang.

"Kamu sudah terlalu jauh Ola, kembali ke tempatmu." ucap Yoongi dengan nada dingin.

Joyla tak boleh mengetahui kelemahannya, karena gadis itu hanya kekasih palsu. Joyla bukan siapa-siapa dalam hidupnya, jadi tak seharusnya ia melangkah sejauh ini.

"Om pasti merindukan Ayah kan? Merindukan kehangatannya." Joyla menatap tepat pada kedua mata Yoongi, mencoba menyelami perasaan lelaki itu dari sana.

'Tolong berhenti Ola, jangan mengatakan apapun lagi dari bibirmu itu. Aku tak merindukan pria tua itu, tidak sama sekali. Aku justru membencinya.' —Suara hati Yoongi.

"Seseorang pasti melakukan kesalahan dalam hidup ini. Tapi kesalahan itu selalu bisa dimaafkan." Joyla kembali berujar tanpa mengalihkan atensinya dari Yoongi.

Yoongi menggeleng, tak setuju dengan pernyataan Joyla barusan. Tidak semua kesalahan dapat dimaafkan begitu saja, termasuk kesalahan sang ayah.

"Bunda saja bisa memaafkan Ayah." Joyla meraih tangan Yoongi dan mengusapnya dengan lembut. "Om, sudah saatnya berdamai dengan kenyataan. Kalau Bunda saja bisa menerimanya dengan lapang dada, Om juga harus bisa."

"Tidak semudah itu Ola."

Joyla menggeleng pelan. "Om tau, aku nggak bisa menerima kenyataan ketika Papi pergi begitu cepat. Aku bahkan membenci hujan karena ia datang dan membawa Papi pergi."

Yoongi hanya diam sambil menatap kedua mata bulat milik Joyla.

"Tapi Om berkata semua itu bukan kesalahanku ataupun hujan, tapi karena Tuhan lebih menyayangi Papi." ujar Joyla lalu menghela napas sejenak.

"Om boleh marah pada Ayah karena sudah menyakiti Bunda dengan menduakan Bunda selama ini. Tapi rasanya percuma Om marah pada Ayah, karena kenyataannya Bunda dan Ayah memang nggak bisa bersama."

"Biarkan Bunda berpisah dengan Ayah dan mencari kebahagiannya. Yang perlu Om lakukan hanyalah tetap berada di sisi Bunda, karena Bunda itu nggak butuh apapun selain kasih sayang dari anak-anaknya."

Joyla meneteskan air mata, kedua tangannya terangkat untuk menarik tubuh Yoongi dan memeluknya dengan erat. "Enggak perlu merasa malu, menangislah supaya perasaan Om lebih baik."

Yoongi membalas pelukan Joyla, meletakkan kepalanya di bahu gadis itu. Perlahan air matanya menetes. Ini hal yang memalukan, tapi Yoongi tidak bisa memasang topengnya lagi di hadapan Joyla.

Gadis ini sudah mengetahui semuanya sekarang, luka yang selama ini disimpannya seorang diri.

Joyla mengusap punggung lebar Yoongi, melakukan hal yang biasa lelaki itu lakukan padanya saat ia menangis.

Joyla hanya diam, menunggu lelaki dalam pelukannya ini untuk tenang dan bicara padanya. Keduanya larut dalam suasana sedih.

Joyla yang berpisah dengan papinya saat menyelamatkannya dan Yoongi yang membenci ayahnya karena menduakan sang bunda. Mereka berdua terjebak dalam takdir kejam Tuhan.

Mereka berdua dipertemukan dalam keadaan memiliki luka yang selalu mereka sembunyikan di balik sikap mereka.

Joyla dengan sikap menyebalkannya dan Yoongi dengan sikap dinginnya. Tapi hari ini, luka keduanya terbuka dan terasa sangat perih.

✔️My Sugar [JOYGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang