PART 1

476 53 30
                                    

HAPPY READING ♡

Duduk manis di meja makan menikmati masakan sang Bunda yang selalu menjadi makanan favoritnya. Ana tidak sendiri ia bersama ketiga keluarganya dengan Bunda bernama Karin, Ayah bernama Indro. Dan Kakak laki-lakinya bernama Glen.

"Ana Glen. Bagaimana sekolah kalian?"

Tidak diragukan lagi, Ayah dari Anatasya putri ini sangat mengedepankan pendidikan putra-putrinya. Sang pemimpin keluarga sangat tegas apabila berbicara mengenai pendidikan. Maklumlah sang Ayah adalah pengusaha sukses yang dulunya hanya tamat SMA. Maka dari itu Ayah Indro ingin kedua anaknya bisa lebih sukses darinya dengan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya tentunya.

Keduanya menghentikan aktivitas makannya.

"Aman, yah." Jawab keduanya membuat sang Ayah tersenyum.

"Glen, masih suka bolos?"

"Masih yah," Bukan Glen yang menjawab justru Ana menjawab pertanyaan dari sang Ayah yang ditujukan untuk Kakaknya, karena ia yakin sang Kakak akan berbohong dengan bermacam-macam alasan klasiknya.

Mata Glen melotot, "E... enggak, yah. Ana aja sok tahu,"

"Orang Ana pernah lihat Kakak nongkrong di warungnya Bu Sumi waktu jam pelajaran. Iya kan?" Kata Ana sambil memasukkan nasi goreng ke mulutnya.

Glen berucap dalam hati. Sial.

"Glen." Sang Ayah mengeluarkan suaranya membuat Glen susah payah menelan ludah.

"Maaf, yah. Iya, Glen masih suka bolos pelajaran. Tapi sekarang udah jarang kok," kata Glen dengan muka menyesal sesekali melirik Ana yang tengah menikmati nasi gorengnya. Mukanya itu loh kaya nggak ada dosa.

"Ayah lebih suka kamu jujur dari pada bohong. Tapi bukan berarti hal yang kamu lakuin itu bener, glen." Kata Ayah Indro.

Iya, yah. Glen minta maaf." Kata Glen sambil menunduk.

"Baiklah. Ayah juga pernah berada diposisi kamu seperti sekarang. Jangan diulangi lagi ya." Kata Ayah Indro. Glen sedikit lega mendengarnya.

"Udah, cepet dihabisin makanannya," teriak Bunda Karin membuat mereka menatap wanita cantik yang tengah berada ditempat cuci piring.

"Bunda makannya udah?" tanya Ana.

Udahlah, emang kalian nunggu debat dulu baru makan." Jawaban Bunda Karin membuat mereka tertawa mendengarnya.

☆☆☆

Motor vespa berwarna hitam yang di tumpangi oleh sepasang Kakak beradik melaju di jalanan yang saat itu sedang ramai. Bersanding dengan kendaraan umum yang berlalu lalang membelah jalanan.

"Ana." teriak Glen dibalik helm nya.

Ana yang tengah memandangi jalanan seperti mendengar samar-samar suara sang Kakak, "Iya," teriak Ana.

"Gue putus sama Avi," kata Glen suarannya tidak sekeras tadi.

Ana mengernyitkan dahi. Tidak jelas menangkap ucapan Glen.

"Haha iya yuppy aku habis," teriak Ana sambil tertawa.

Glen melongo dibalik helm nya, "Budeg nih orang," gumam Glen yang lebih memilih diam diperjalanan. Sesekali melirik sang Adik di spion kaca yang tengah tersenyum entah untuk siapa.

ANASTORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang