Part 10 : Manja

234 17 3
                                    

Bagas menahan kantuk yang menderanya. Menyetir dalam keadaan mengantuk sungguh berbahaya, tapi membayangkan Cantika yang tidak terpenuhi ngidamnya akan membuat Bagas merasa bersalah.

Meski ia tidak mengandung buah hati mereka setidaknya ia harus memenuhi keinginan bumil itu. Lagian demi anak istri apa sih yang enggak?

Bagas terkekeh geli saat ini ketika ia menyadari tidak lagi melajang dan sebentar lagi memiliki anak. Tidak pernah terpikirkan baginya untuk menikah muda.

Ternyata ada satu plan yang tidak terduga terjadi pada hidupnya. Dan ia merasakan dampak fatal dari itu. Kini ia harus berpikir keras, bagaimana nantinya anak dan istrinya? Tidak mungkin baginya untuk menerima uang dari ayahnya, ia sudah bukan menjadi tanggung jawab orang tuanya lagi.

Tidak ada lagi waktu untuk berleha-leha dan bermain-main seperti anak remaja pada umumnya.

Kini ia yang harus bertanggung jawab bagi anak dan istrinya. Bagas memijit keningnya, apa yang harus ia lakukan? Ijazah SMA saja belum punya. Apakah akan ada orang yang menerimanya untuk bekerja?

Setelah 10 menit mencari toko yang masih buka untung saja ia menemukan minimarket 24 jam. Ia membelokkan mobil ke arah minimarket itu.

Sangat sepi sekarang, tentu saja karena sudah tengah malam. Bagas masuk ke dalam minimarket dan pergi ke jajaran susu bubuk dijual. Ia lupa menanyakan apa merk susu yang biasa dibeli Cantika.

Bagas berjalan melihat susu dengan merk yang berbeda berjejer rapi. Namun, tanpa pikir panjang ia langsung meraih susu untuk ibu hamil. Rasa coklat sesuai pesanan Cantika.

Saat Bagas sudah tiba di rumah. Ia melihat siluet tubuh Cantika di meja makan, Cantika seperti membentuk abstrak dengan jarinya di meja makan.

Tanpa berniat untuk menganggu Cantika, Bagas segera mengeluarkan susu dari plastik belanjaan dan menyeduhkan susu hangat untuk Cantika.

"Udah sampe?" tanya Cantika basa-basi. Bagas menghampiri Cantika dan menyodorkan minuman susu coklat hangat tersebut.

"Susu buat ibu hamil."

Cantika hanya menggangguk, saat mencoba untuk pertama kali meminumnya Cantika mengerutkan kening.

Bagas melihat raut wajah Cantika yang awalnya bingung menjadi sedikit terkejut lalu kembali seperti biasa.

"Rasanya gak beda dari susu biasanya."

Bagas tersenyum tipis lalu mengacak pelan rambut Cantika. "Lucu banget sih lo," ucap Bagas yang seratus persen berhasil membuat gelayar aneh di hati Cantika.

"Apaan sih lo? Dari tadi ngacak rambut gue mulu, mana kalau ngomong ngelantur."

Cantika segera menghabiskan minumannya dengan cepat-cepat. Tidak ingin berlama-lama dengan Bagas.

"Pelan-pelan kalau minum, nanti kesedak. "

Baik Bagas benar, setelah mengatakan itu Cantika tersedak. Rasanya mantap, air susu itu keluar dari mulutnya dan keluar juga dari hidungnya.

"HAHAHAHAHA..."

Bukannya menolong Cantika untuk mengambil tisu, Bagas tertawa puas melihat Cantika yang belepotan.

Cantika dengan mata melotot memandang ke arah Bagas, ia ingin marah tapi sungguh rasa malu lebih mendomimasi.

Cantika mengambil tisu lalu menutup mulut dan hidungnya. Rasanya sangat perih ketika air itu keluar dari hidungnya.

Ini sangat menjijikan... dan memalukan. Masih dengan Bagas yang menertawakan Cantika, mata indah berwarna hitam itu hampir mengeluarkan air mata. Bagas sontak terdiam, ia bingung ketika Cantika sebentar lagi akan menangis. Terlihat wajah Cantika yang sudah memerah menahan tangis.

Missing Her Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang