Cantika terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 6 malam.
Cantika tadi saat baru tiba merasa sangat mengantuk. Jadi, ia memilih untuk tidur saja tanpa menyapa orang tua Bagas.
Cantika keluar kamar dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum. Ia melihat sekeliling.
"Orang tua lu dimana?" tanya Cantika pada Bagas yang sedang menonton di ruang keluarga.
"Lagi ada acara. Belum pulang dari tadi," kata Bagas.
"Jadi cuman ada kita berdua disini?"
Bagas menggeleng.
"Biasanya juga ada mbak, di kamar belakang."
Cantika menghela napas lega.
Cantika berjalan ke arah ruang keluarga dan pengharum ruangan tiba-tiba menyemprot secara otomatis.
Cantika yang mencium bau menyengat itu pun merasa tiba-tiba mual. Dan ia berlari menuju wastafel.
"Eh lu gak papa can?" tanya Bagas panik.
"Gue lemas gas."
Canrika terduduk. Bagas dengan cekatan menggendong Cantika.
"Eh eh," kata Cantika yang kaget karena sikap Bagas.
"Lu duduk sini." suruh Bagas padanya.
Bagas membawanya ke sofa ruang keluarga. Dan Bagas menuju kamar orang tuanya.
"Coba ini."
Bagas menyodorkan test pack milik Bundanya yang masih disimpan. Di lemari milik Bundanya tentu saja. Bagas tahu karena ia pernah disuruh ambil test pack di lemari itu.
"Apa-apaan ini maksudnya?" tanya Cantika.
"Test buat kehamilan."
"Lu mikir gue hamil gitu?" tanya Cantika dengan amarah.
"Semua gejala yang lo alamin persis sama kayak Bunda waktu hamil dulu. Dan apa lu ingat kapan terakhir datang bulan?"
Cantika terdiam. Ia sudah telat dua minggu.
Cantika tiba-tiba menangis. "Bagas gue takut."
Bagas memeluk Cantika erat. Tidak ada perlawanan dari Cantika.
"Gue takut Bagas." Kali ini Cantika memukul-mukul dada Bagas.
"Gue bakal tanggung jawab can, gue janji."
Cantika menatap mata Bagas. Mata yang teduh.
Cantika menarik napasnya.
"Oke gue akan coba."
Di dalam kamar mandi Cantika sangat takut untuk melihat hasilnya. Ia keluar kamar mandi setelah ia merasa siap. Namun, ia masih tidak sanggup melihat hasilnya.
Saat keluar kamar mandi, Bagas dengan cepat berdiri dan menghampiri Cantika. Bagas saat ini sangat cemas.
"Lo aja yang lihat."
Bagas meraih test pack itu. Ia melihat garis dua yang berwarna merah. Artinya, Cantika hamil. Hamil anaknya.
Mata Bagas terasa panas. Tubuhnya meluruh ke bawah dan terduduk di sofa. Cantika yang melihat sikap Bagas tanpa sadar air matanya menetes.
"Positif ya gas?" tanyanya parau.
"Cantika." Tatapan Bagas sangat sendu.
Entah bagaimana respon Bagas, antara senang dan sedih bercampur. Ia senang Cantika hamil dan ia sedih kenapa Cantika harus hamil diusianya yang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Her
RomanceCantika Abigail adalah seorang perempuan manis yang kini tengah mengandung anak yang bukan dari kekasihnya. Cantika hanya mencintai Jacob. Tapi anak yang dikandungnya ini adalah milik sahabatnya. Malam itu seharusnya ia tidak datang menemui sahabat...