"Morning cantik," sapa seseorang dengan suara berat dan suara serak khas orang bangun tidur. Cantika membuka matanya dengan cepat dan refleks mendorong seseorang yang saat ini memeluknya.
"HEH JANGAN KURANG AJAR YA!" bentak Cantika dengan napas tercekat. Cantika menatap tubuhnya dan menghela napas lega ternyata bajunya masih lengkap.
Tapi, sekarang masalahnya adalah Bagas dengan kurang ajar memeluknya. Cantika berusaha melepas rangkulan erat Bagas pada tubuhnya.
"Lepasin atau gue teriak!" ancam Cantika. Namun, Bagas tidak bergeming.
"Lagian kalau teriak emangnya apa yang bakal terjadi? Ingat can, kamu istri aku. Wajar dong aku meluk kamu."
Shit, keberanian darimana sampai-sampai gue berani ngomong gini. Batin Bagas bersuara.
Bagas melepaskan pelukannya saat Cantika memukul-mukul dadanya. Bagas meringis sambil mengukung tangan Cantika ke atas.
Sekarang Bagas dan Cantika saling menatap. Bagas menatap mata sayu milik Cantika yang indah, lalu beralih ke bibir tipis berwarna merah muda. Bagas mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri. Cantika tercekat, napas Bagas terasa sangat nyata.
"Bagas jangan coba-coba mendekat," peringat Cantika.
Namun, lain hal dengan Bagas pria itu hanya menyisakan sedikit saja jarak. Hal ini tentu saja membuat Cantika merasa tidak nyaman dan takut. Ini sungguh menakutkan, mata Bagas terlihat berbeda saat menatapnya sekarang ini.
"Bagas tolong berhenti," ucapnya dengan bergetar.
Cantika pun menyundul dahi Bagas dengan keras.
"Gila sakit!" teriak Bagas dan mengelus dahinya.
Cantika menghela napas lega, hampir saja ia terbuai dengan tatapan teduh Bagas dan bau menenangkan milik Bagas. Sungguh gila, apa yang akan dilakukan Bagas padanya? Itu sedikit membuatnya takut.
Untung saja Cantika bergerak cepat. Cantika segera berlari ke arah kamar mandi dan memilih untuk mandi. Mencuci wajahnya yang terasa sangat panas. Apa yang salah pada Cantika? Kenapa wajahnya memerah seperti ini? Tidak mungkin bukan Cantika terjatuh pada pesona sahabatnya -ah atau mantan sahabat-itu? Iya, tidak mungkin.
Bagas menatap pintu kamar mandi dengan tersenyum miris. Ini diluar dugaannya, melakukan tidakan implusif yang membuatnya merasa bersalah. Seharusnya, ia tidak memperlakukan Cantika seperti tadi dan membuat Cantika takut.
Tapi entahlah, tubuhnya bergerak begitu saja tanpa aba-aba. Otaknya tidak berkerja sama dengan hatinya. Sungguh bertolak belakang.
Bagas mengacak rambutnya. Ia turun dari ranjang dan memilih untuk memasak sarapan untuk mereka. Ini adalah hari pertama mereka melakukan aktivitas dengan status yang mereka sandang sekarang.
***
Cantika memakan nasi gorengnya dengan anggun lalu meminum susu ibu hamil yang menarik perhatiannya. Rasanya enak ketika dimulutnya beradu nasi goreng dan susu rasa coklat tersebut.
Pergerakan tidak terduga berasal dari Bagas membuat Cantika tersentak. Lelaki itu bergegas ke wastafel lalu memuntahkan yang baru saja tadi dia makan. Nasi goreng telur kesukaan mereka berdua dan tentunya buatan Bagas.
"Lo sakit?"
Bagas hanya menjawab dengan menggeleng. Ia masih terus mengeluarkan isi perutnya, membuat Cantika akhirnya memijat tengkuk Bagas.
Bagas lalu berkumur dan berjalan dengan lemas ke kursi.
"Ini udah ketiga kalinya lo muntah."
Pasalnya Bagas ini sudah muntah sekali saat memasak tadi dan kedua kalinya ketika ia di kamar mandi. Cantika mendengar semuanya dan bersikap acuh saja. Tapi kali ini, ia sedikit kasihan dengan Bagas yang pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Her
RomanceCantika Abigail adalah seorang perempuan manis yang kini tengah mengandung anak yang bukan dari kekasihnya. Cantika hanya mencintai Jacob. Tapi anak yang dikandungnya ini adalah milik sahabatnya. Malam itu seharusnya ia tidak datang menemui sahabat...