Letter

678 60 0
                                    

Pemuda berambut blonde itu sedang termenung di pelataran taman rumahnya nan megah itu. Ia memikirkan tentang banyak hal. Apakah kehadirannya kembali ke Hogwarts akan memperkeruh suasana? Apakah teman temannya akan mengucilkan dirinya? Pertanyaan itu saling beradu di dalam pikiran pemuda berambut blonde itu.

"Draco.." Ucap lembut sang mama, Narcissa. Ia menghampiri Draco yang sedang termenung sendirian.

Kedua manik mata Draco berkaca kaca. Sang mama langsung memeluk erat putra semata wayangnya itu. Draco menangis. Menceritakan tentang segala kegelisahan yang merasuk ke dalam benaknya. Namun Narcissa selalu berusaha untuk menguatkan Draco, dan meminta maaf karena Draco harus terlibat dalam kejadian kejadian itu.

Rumah itu terlalu megah untuk disinggahi hanya untuk dua orang. Lucius Malfoy, papa dari Draco dijatuhi hukuman seumur hidupnya di dalam penjara Azkaban. Hidup Draco semakin memilukan. Ia adalah pemuda yang selalu menyimpan lukanya sendirian.

Tiba tiba, burung hantu datang dengan membawa dua buah surat. Yang pertama dari Hogwarts. Dan yang kedua, tidak tertera nama penulisnya di sana.

Surat pertama itu menyampaikan informasi. Bahwa murid murid Hogwarts akan kembali masuk pada 2 bulan ke depan. Dan surat kedua berisi tentang seseorang yang berusaha menguatkan seorang Draco Lucius Malfoy.

Teruntuk Draco Lucius Malfoy,

Aku tahu ini adalah tahun terberatmu. Aku juga tahu, bahwa sebenarnya kau juga tak ingin terlibat dalam permasalahan rumit ini. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri, karena yang sudah berlalu biarlah berlalu. Aku tahu, kau pasti akan menjadi seseorang yang jauh lebih baik lagi.

Salam Hangat Dariku.

Draco dan Narcissa bertanya tanya. Siapa pengirim surat itu? Draco hanya bisa terharu, karena ternyata masih ada yang memperdulikannya.

"Mama pernah bilang kan, masih ada seseorang yang menyayangimu selain mama. Kamu harus mencari tahu, siapa yang mengirim surat itu, Draco.." Ucap Narcissa sembari memeluk seorang Draco yang sedang menangis terharu.

Draco mengangguk. Isak tangisnya semakin kencang.

Sepertinya sang langit bisa merasakan perasaan Draco. Tiba tiba, hujan turun, kemudian Draco dan Narcissa memutuskan untuk pergi ke kamar mereka masing masing.

PatronousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang