Shy

414 43 4
                                    

Dua bulan sudah berlalu. Kini saatnya murid murid Hogwarts memulai aktivitas mereka kembali. Hermione masih berada di dalam gerbong sendirian. Ia melihat ke arah luar jendela. Berharap agar sahabat sahabatnya bisa segera datang.

Tiba tiba, seseorang membuka pintu gerbong kereta. Pemuda itu berdiri mematung. Ia memakai jas berwarna hitam, seperti pada tahun ke enam. Pemuda itu angkat bicara.

"Maaf, apa aku boleh duduk disini? Gerbong yang lainnya sudah penuh."

Hermione menatap pemuda itu. Hermione tahu betul, sebenarnya gerbong kereta belum penuh seluruhnya. Namun Hermione mempersilahkan pemuda itu untuk duduk bersama dengannya.

Tak lama, Ron dan Harry datang. Ron duduk berhadapan dengan Hermione, dan Harry duduk berhadapan dengan pemuda itu.

Ron berbisik kepada Hermione.

"Bagaimana ia bisa ada disini?" Ucap Ron pelan pelan.

"Sudahlah Ron!!" Balas Hermione.

Harry berusaha untuk menghibur pemuda yang ada di hadapannya itu.

"Hei Draco, bagaimana kabarmu?"

"Lumayan baik, Pottah!"

Harry, Ron dan Hermione menyadari satu hal. Wajah Draco masih terlihat kusut. Ditambah dengan kedua matanya yang membengkak.

"Sudahlah Draco, yang lalu biarlah berlalu. Jangan pernah sesali itu kembali ya.." Ucap Harry prihatin.

"Sangat sulit untuk tidak menyesali kejadian itu. Terlalu banyak teman teman yang harus dikorbankan. Aku menyesal.." Suara Draco perlahan terdengar parau.

"Menangislah jika kau masih ingin menangis. Biar hatimu merasa lega. Menangis bukan berarti kau itu lemah, Draco.." Harry membalasnya.

Air mata Draco perlahan terjatuh. Semakin deras, dan suara sesenggukkannya semakin mudah untuk didengar. Hati Hermione merasa teriris melihatnya. Hermione memberikan sapu tangan miliknya untuk mengusap air mata Draco.

"Kalau sudah sampai Hogwarts, tidak ada alasan lagi untukmu menangis ya! Belajarlah dengan tekun! Jangan pikirkan hal hal itu lagi. Siapa tahu kau bisa membalap rankingku." Hermione menimpali. Draco menatap kedua manik mata Hermione, kemudian mengangguk paham.

Hermione membaca baca buku catatannya. Draco yang duduk di sebelahnya, tak sengaja melihat isi catatan itu. Pandangan Draco hanya terfokus kepada gaya tulisan milik Hermione. Kemudian Draco merogoh sepucuk surat yang ada di dalam tasnya. Tulisannya cocok dengan tulisan Granger, pikirnya.

"Granger.." Ucap Draco.

"Ya, Malfoy?" Hermione menengok ke arah Draco.

Draco memberikan sepucuk surat itu ke Hermione. Hermione terkejut sekaligus malu. Pipinya semerah tomat saat ini. Ia tak tahu harus ber-alibi seperti apa.

"Itu tulisanmu kan?"

Belum sempat menjawab, Ron menyahut surat itu dari genggaman Hermione. Ron mengangguk, Harry pun mengangguk.

"Terimakasih banyak Granger.." Draco tersenyum kepada Hermione, sembari menatap kedua manik mata Hermione.

"Sama sama Malfoy. Aku hanya tak ingin melihatmu sedih saja."

"Terimakasih sekali lagi!" Sontak Draco mendekap tubuh Hermione. Ketika Draco baru tersadar, ia langsung melepas dekapannya itu.

"Maaf..." Sambung Draco.

Ron dan Harry tersenyum jahil kepada Hermione. Pipi Hermione sudah benar benar semerah tomat. Ron dan Harry tahu bahwa sahabatnya itu mengagumi sosok Draco sejak tahun ketiga.

Mereka sampai di Hogwarts. Pria bertubuh tinggi itu sudah berdiri di depan gerbong kereta. Menyambut murid murid Hogwarts, dan menuntun murid murid tahun pertama. Siapa lagi kalau bukan Rubeus Hagrid. Ron dan Harry sudah pergi lebih dulu. Hermione dan Draco masih tertinggal di dalam kereta. Hermione pergi lebih dulu, kemudian diikuti oleh Draco.

"Granger.." Ucap Draco. Hermione menyamakan langkahnya dengan Draco.

"Ya Malfoy?"

"Maafkan sikapku selama ini ya. Jika dipikir pikir, sikapku sudah terlalu kejam. Apalagi dengan menyebutmu.." Ucapan Draco terhenti.

"Sudahlah Malfoy. Jadikan hari lalu sebagai pembelajaran, dan hari ini sebagai perubahan. Lagipula aku sudah memaafkanmu."

"Terimakasih Granger."

"Omong omong, aku juga minta maaf karena pernah memukul wajahmu di tahun ketiga."

"Hahaha tak apa Granger, aku pantas mendapatkan itu." Draco dan Hermione terkekeh.

"Omong omong, pukulanmu sakit juga ya.." Mereka tertawa.

Harry, Ron, Luna dan Neville sudah menunggu di kereta Thestarls. Hermione mulai menghampiri sahabat sahabatnya. Namun, langkah Draco terhenti. Hermione kembali menghampiri Draco.

"Ada apa Malfoy?"

"Aku tak pantas berada di satu kereta denganmu dan mereka."

"Sudahlah Malfoy! Ayo!" Hermione menarik lengan Draco. Draco hanya mengikuti saja.

Di atas kereta Thestrals mereka saling tertawa dan berbagi cerita selama liburan. Namun Draco terdiam. Ia melamun sepanjang perjalanan. Ada banyak hal yang ia pikirkan. Terlalu banyak luka dan penyesalan yang ia simpan.

PatronousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang