Happy

202 23 0
                                    

Gadis Gryffindor dan pemuda Slytherin itu berjalan berdampingan. Pandangan murid murid Hogwarts tak henti hentinya terlepas dari mereka berdua. Entah karena heran atau apapun alasannya. Yang pasti, mereka tak menghiraukan hal itu.

Sesampainya di lapangan Quidditch, Hermione melambaikan tangan ke arah Harry dan Ron-mereka membalasnya. Namun, Draco hanya diam membisu.

Hermione fokus menonton latihan mereka. Namun Draco sedang sibuk membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Seketika, Hermione melirik ke arah Draco yang sedang memasang wajah seriusnya. Dipandanginya lekat lekat wajah putih Draco. "Malfoy, mengapa wajahmu sangat tampan?" Gumam Hermione dalam hati.

Tiba tiba, tanpa Hermione dan Draco sadari, bola bludger mengenai kepala Hermione, hingga membuat Hermione pingsan. Sontak, Draco langsung membopong tubuh Hermione ke rumah sakit Hogwarts.

Satu jam lamanya, Hermione belum kunjung sadar. Draco dan kedua sahabat Hermione; Harry dan Ron, duduk di tepian ranjang Hermione. Hari sudah semakin menggelap, namun Hermione belum kunjung sadar.

Draco mempersilahkan Harry dan Ron untuk pergi ke asrama. Draco berjanji akan menjaga Hermione. Ron sedikit tidak percaya pada Draco, namun Harry berusaha meyakinkannya.

Di ambang pintu rumah sakit, Ron terus saja mengoceh tanda khawatir.

"Bloody hell Harry! Bagaimana jika si Ferret itu tidak menjaga Hermione dengan baik?"

"Sudahlah Ron, percayakan padaku. Aku bisa menjamin jika Hermione akan baik baik saja bersamanya."

"Ckkk."

Di tepian ranjang, Draco terus menerus berdoa agar Hermione cepat sadar.

Sepertinya Tuhan menjawab doa Draco. Beberapa menit kemudian, lengan Hermione yang berada di genggaman Draco bergerak dan perlahan Hermione mengerjapkan matanya.

"Granger, kau sudah sadar?"

Hermione masih setengah sadar. Setelah sepenuhnya sadar, Hermione beranjak dari tidurnya dan duduk di atas ranjang.

"Apa yang terjadi padaku, Malfoy?"

"Bola bludger menghantam kepalamu. Kau tak apa apa?"

"Kepalaku sangat sakit, Malfoy.." Hermione meringis.

Draco sangat terpukul melihat kondisi Hermione.

"Ayo kita kembali ke ruangan. Aku akan menggendongmu." Draco beranjak dari duduknya, kemudian menunjukkan posisi akan menggendong seseorang dari belakang.

Hermione berdiri dengan perlahan lahan, kemudian mulai mengaitkan tangannya di pundak Draco.

"Sudahlah Malfoy, aku berat.." Canda Hermione ketika Draco sedang menggendongnya.

"Tidak kok. Siapa yang bilang?"

"Aku."

"Tidak Granger, kau tidak berat."

Draco berjalan dengan perlahan menuju ruangan Headboy dan Headgirl.

"Granger, apa kepalamu masih terasa sakit?"

Tak ada jawaban.

"Granger?"

Tak ada jawaban. Draco menghentikan langkahnya, kemudian melihat ke arah Hermione. Ternyata gadis itu tertidur. Sejenak, Draco memandangi wajah Hermione lekat lekat, dan tanpa ia sadari, senyuman mengembang kembali di wajah tampannya itu.

Sesampainya di ruangan mereka, Draco segera mengucapkan kata sandinya. "Granger cantik."

Draco membawa Hermione ke kamar Hermione yang berhiaskan lambang Gryffindor. Draco melepaskan sepatu Hermione, kemudian menyelimutkan dirinya, dan membiarkan gadis itu tertidur pulas.

Di tepian ranjang Hermione, Draco mengelus tangan Hermione, kemudian menciumnya. "Selamat malam Granger! Semoga lekas pulih!"

Draco berlalu pergi, kemudian menutup pintu kamar Hermione.

"Astaga, mengapa aku mencium lengan Hermione??" Draco mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Sebenarnya Hermione tidak benar benar tidur. Ia beranjak dari posisi tidurnya kemudian duduk di ranjang sedangnya itu.

"Astaga Malfoy! Kau membuat jantungku berhenti berdetak untuk sejenak." Hermione menggigit ujung selimut berwarna putihnya itu. Ia merasa gemas sendiri.

PatronousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang