Dua Puluh Lima (Trauma)

8.2K 786 122
                                    


Entah dikolom komentar, pesan, smua terror dari kalian.. luar biasa brou.

Berasa digentayangin hih, mana otak buntu. Tapi apa sih yg gak buat kalian?? /plak

Oke langsung cekidot ~

🌿
🌿
🌿

Jayden POV

"Kalian berdua sama-sama pelacur."

Gak.. gua gak seperti yg lu bilang

"Gak ada sedikitpun rasa cinta gua buat lu, yg ada cuma benci."

Terus kenapa lu selalu disamping gua?

"GUA BENCI WAKTU LIHAT LU GAK SEDIH SEDIKIT PUN, MAKANYA GUA BUAT HIDUP LU SEMAKIN MENDERITA."

Jayden POV End

🌿
🌿
🌿

"ARRRGGHH." sontak perawat yg mendengar langsung berlari kearah ICU tempat Jayden dirawat, mereka langsung panik dan menyiapkan peralatan

"BUNUH AJA GUA.. BUNUH GUAA. GUA GAK MAU HIDUP HIKS. PAPAAA MAMAAA.." Jayden berteriak kalap sambil mengobrak-abrik kasur RS, dia menangis dan berteriak seperti orang kesetanan. Tiga perawat disana segera memberikan suntikan bius agar Jayden bisa kembali tenang

"Pasien Jayden mohon tenang ya.. kamu jangan banyak gerak dulu." ucap salah satu perawat disana, tapi percuma Jayden hanya bisa menangis dan berteriak minta dibunuh. Aryo yg mendengar suara Jayden dari luar langsung mendekat kearah kaca ICU. Dia menatap kosong, sedikit meneteskan air mata saat melihat kondisi sahabatnya. Zidan dan Theo yg tertidur diruang tunggu pun juga ikut terbangun, mereka sontak menghampiri Aryo

"Sudah ke berapa kali dia teriak gitu?" suara Zidan terdengar serak, dari wajahnya sudah terlihat dia kelelahan. Aryo menoleh ke Zidan

"Udah 5 kali dia teriak, gua gak bisa tidur dari kemarin." Theo mengusap lengan Aryo pelan, dia tahu Aryo juga kelelahan. Dari matanya aja udah kelihatan

"Lu istirahat aja dulu, gantian kita yg jagain disini." Aryo menggeleng, dia gak mau ninggalin sahabatnya lagi. Dia mau disini, karna Jayden yg sekarang tidak seperti yg dulu.

Takk.. takk.. takk..

Suara langkah kaki terdengar mendekat, sontak mereka bertiga menoleh. Dan ternyata dokter yg menghampiri

"Bisa bicara dengan keluarga pasien Jayden?" mereka bertiga langsung saling pandang

"Saya walinya." Aryo menunjuk diri dan mendekat, sampai akhirnya mereka berdua ke berada ruangan dokter tadi.

"Jadi begini.. pasien Jayden mengalami luka yg cukup parah. Beberapa tulang rusuknya patah. Lubang anusnya juga terluka hingga mengalami pendarahan dan karna tidak diobati sesegera mungkin, jadi darah itu mengering mengakibatkan infeksi disana dan perlu pembersihan. Ditambah lagi.. sepertinya pasien mengalami trauma, jadi akan sulit menenangkan pasien untuk waktu yg cukup lama." Penjelasan dokter seketika membuat hati Aryo berdenyut sakit. Dia terdiam karna merasa gagal menjadi sahabat yg baik buat Jayden

"Tapi bisa disembuhkan kan dok?" Aryo menatap dokter dengan wajah keruh, dokter tersenyum berusaha menenangkan

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Tapi sebelum itu mohon segera mengurus biaya administrasi agar kami bisa melanjutkan pengobatan selanjutnya." Aryo langsung mengangguk paham dan segera pamit keluar ruangan dokter. Dia langsung mengurus semua biaya Jayden. Setelah itu, Aryo langsung kembali menemui Theo dan Zidan

"Gimana?" Aryo langsung menjawab pertanyaan Zidan dan sontak mereka berdua terdiam. Theo mengusap kasar wajahnya, sedangkan Zidan menatap kearah ruangan ICU lagi

I Love You Bastard [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang