Ep 6

918 80 9
                                    

pp POV 

tidak terasa sudah hampir 5 bulan aku dan billkin menjadi dekat. aku sering menemaninya membeli buku, mengantarnya pulang setiap selesai les, terkadang aku menjemputnya disekolah, dan terkadang aku juga diajak kumpul dengan teman temannya, katanya sih "teman ku harus jadi teman mu juga, dan sebaliknya" makanya aku sering mengundangnya kumpul dengan teman teman ku juga. aku juga sering berkunjung kerumah kin, sekedar hanya menjemputnya untuk pergi keluar atau bermain main dirumahnya.

aku sangat suka bermain dirumah nya. rumah kin sangat besar dan nyaman. ayahnya seorang pengusaha sukses di bangkok. perusahaan ayahnya bergerak di bidang furniture yang sudah di export ke luar negri.kata ayahnya kin dia pernah bekerja sama dengan perusahaan ayahku jadi ayah kin sedikit mengenal ayahku.

dan satu lagi yang membuat aku nyaman berkunjung kerumah kin, seluruh keluarga nya sangat hangat dan baik kepadaku. aku diterima dengan baik dikeluarga ini, bukan hanya sebagai teman kin tapi juga sebagai salah satu anak dari orang tua kin dan adik dari kedua kakanya,aku sempat iri dengan kin, bagaimana bisa dia mempunyai kehidupan yang sangat sempurna. orang tua yang hangat, kaka yang tampan2, dan menjadi anak bungsu yang di manja di keluarganya. tapi kin hanya bilang
"aku juga iri denganmu" 
"iri kenapa?"
"ibuku lebih sering membicarakan betapa manisnya kamu dan sering memuji mu didepan ku dari pada memuji anak kandungnya sendiri"
hahaha yaa itulah Kin si tukang mengeluh dan tukang iri. padahal aku yakin ibunya sangat bangga dengannya yang sangat pintar dan tampan.

hari ini di minggu siang yang hujan ini aku berkunjung kerumah Kin, aku meminta kin untuk mengajari ku beberapa materi bahasa inggris untuk ulangan ku di sekolah dan dia meminta ku untuk datang kerumah nya. dirumah terdapat taman kecil yang indah.disana tempat kita menghabiskan waktu berdua. untuk bermain game bersama, untuk belajar bersama atau sekedar mengobrol bersama, aku sangat bahagia ketika aku bersama Kin, se akan akan dunia ku hanya berpusat kepadanya.

tingtong (suara bel)
"selamat siang" salam ku pada kak pim, asisten rumah tangga sekaligus asisten ibunya kin 
"oh pp, naik aja p, Kin dikamarnya, tadi sudah kasih pesan kalo pp datang disuruh naik aja"
"oh oke ka, terima kasih"
"oke"

aku menaiki tangga dan b=pergi kekamar billkin, kamar nya ada di ujung lorong lantai 2
"Kiin , billkin buka pintunya"
saat pintu terbuka aku melihat billkin mengenakan celana sangat pendek dan baju kaos berwarna putih dengan rambut yang masih basah dan tercium aroma sabun dari arah kamar mandinya, sepertinya dia baru selesai mandi. oh Tuhan hatiku.

"kenapa baru dateng, aku sengaja mandi tadi pagi aku kira kamu datang pagi"
"aku kan juga punya kehidupan dirumah bukan hanya kamu saja yang ada di hidup ku" jawabku sambil berjalan masuk dan duduk di sofa kecil yang berada dikamarnya
"tapi tidak berlaku di hari minggu,karna hari minggumu sudah menjadi hari mingguku, jadi kamu hanya boleh bertemu aku dan keluarga mu di setiap hari minggumu" jawabnya tegas dengan tatapan yang dapat membunuhku secara perlaha
"mana bisa begitu, memang kamu siapa? bisa ngatur2 hidup aku"
"aku guru bahasa inggrismu, jadi kamu gak boleh ngebantah atau silahkan mencari guru bahasa inggris yang lainnya"
"okee, aku akan mencari guru yang lain, yang lebih tampan dari mu dan lebih bisa membebaskan ku pergi kemanapun" ucapku sambil bangun dari tempat ku duduk dan bersiap siap untuk meninggalkan billkin
"aah, oke oke jangan pergi" pinta billkin sambil menarik tangan ku dan menyuruh ku duduk kembali di sofa nya.
aku tidak benar2 ingin pergi karna memang benar kata billkin, hari mingguku sudah menjadi hari minggunya, karna setiap minggu aku pasti pergi dengannya, bahkan aku lebih sering bertemu dengan nya sekarang dari pada bertemu dengan keluargaku. 

"kita mau belajar dimana kin?"
"disini aja enggak masalah kan?"
"enggak kok" sebanarnya sangat sangat masalah, belajar di kamarnya membuat jantungku tak terkendali dan aku kehilangan nafasku secara perlahan. astaga otak ku tolong fokus pada ujian mu dulu baru boleh berfikir kemana mana.  ditambah lagi dia hanya menggunakan celana pendek dan kaos putih itu, astaga pp fokus, pp bisa, pp kuat, hayo semangat.

"gitu pi, sudah ngerti kan?" tanya billkin padaku yang masih berfikir hal yang aneh2 
"iyah iyah ngerti kok" jawabku dengan tatapan yang masih mengarah ke celana pendeknya
"kenapa pi? kamu laper? mau aku beliin makana?"
"enggak kin, enggak laper kok"
"terus kenapa?" 
"gpp kin, ini udah selesai kan ?"
"iyah udah selesai kok, mau nonton tv?"
"iyah boleh"
"sebentar aku ambil minum sama makanan kecil dulu dibawah ya buat kamu, kamu pilih pilih aja mau nonton apa"
"okee"
lalu billkin keluar dari kamar  dan aku tiba2 merasa ereksi di bagian tubuh bawahku, bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan? kenapa sih hanya melihat Kin memakai celana pendek dan kaos putih saja membuat ku ereksi, oh Tuhan apa yang harus aku lakukan, semakin membayangkan wajah kin semakin membuat bagian bawahku berdiri tegak dan membesar. 

aku langsung lari kearah kamar mandi, untung kamar kin ada kamar mandinya aku tidak bisa membayangkan kalau kamar mandinya diluar dan aku harus keluar dari kamar dulu dan bertemu dengan penghuni rumah kin dalam keadaan bagian ditubuhku ada yang lebih besar dari biasanya. aku harus cepat menyelesaikan pekerjaan ku dan keluar dari kamar mandi tanpa jejak dan barang bukti sedikitpun. aku tidak mau billkin tau aku melakukan ini, apalagi sampai billkin tahu alasan aku ereksi hanya karna melihatnya.

tiba2 pintu kamar mandi di ketok sangat keras dan terdengar suara billkin dari luar kamar mandi
"pp ngapain kamu?"
dan itu suara billkin ....

bersambung.. 


selamat hari minggu teman teman , hari ini full pp POV ya, karna aku mau nunjukin sisi pp nya, sisi pp yang suka duluan sama billkin, bagaimana dia menyimpan perasaan ke billkin, jujur aku lebih suka menulis versi pp yang bercerita, kalau kalian gimana? lebih suka billkin yang cerita atau pp? 

jangan lupa vote dan komen yaaa , semoga kalian sukaa, terima kasih

Story About Billkin PPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang