┉⸎ 04

18.6K 1.9K 500
                                    

ᝰ໋᳝݊↳ Betrayal↩ᝰ໋᳝݊

.
..
.

Menguap didepan laptop yang perkusornya berkedip pelan. Minat (y/n) menguap begitu saja. Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Hatinya sedikit gundah menunggu sang suami pulang. Tak biasanya Gojou Satoru belum pulang dijam saat ini.

Gojou, kalaupun benar dia bekerja lembur biasanya dia akan menghubungi (y/n) untuk memberi kabar. Tapi sudah ditunggu selama setengah jam, Gojou masih belum memberikan kabar padanya.

Menutup laptop, (y/n) berjalan keluar mengeratkan jaket abu-abu yang dipakainya. Uap dingin muncul perlahan dari hembusan nafas. Matanya meliar menuju tempat Gojou berkerja.

Kaki beralaskan sendal jepit bulu rumahan yang bahkan lupa dia ganti. (Y/n) jadi meringis sedikit melihat hasil keteledorannya.

Rambutnya diikat tinggi dan menyisakan anak rambut kecil disekitar wajahnya. Tangannya mendorong pagar besi dan masuk kedalam halaman sekolah SMA Jujutsu.

Kakinya melangkah menuju lorong kelas, sepi. Ya jelaslah, toh sudah jam tujuh malam.

Kaki jenjangnya membawa (y/n) kedepan pintu kepala sekolah, Masamichi Yaga. Mengetuk pelan kayu mahoni coklat hingga interupsi suara yang memperbolehkannya masuk.

"Permisi." kepalanya menyembul menatap Yaga yang sibuk bersama boneka-boneka yang (y/n) tahu itu boneka yang bisa menggunakan kekuatannya Yaga.

(Y/n) sendiri cukup akrab dengan dunia Jujutsu, jadi dia tidak akan terlalu terkejut melihat roh terkutuk atau benda-benda mati yang tiba-tiba saja bergerak.

"Oh! Gojou-san, ada apa?" tanya Yaga.

(Y/n) sedikit mengerjap membuka lebar pintu ruang kepala sekolah, "itu... Satoru, aku mencari Satoru."

Yaga memiringkan kepalanya, "are? Bukannya dia sudah pulang sejak tiga jam yang lalu? Dia pulang satu jam lebih cepat dari jadwal."

Kening (y/n) semakin berkerut tak senang.

"Mungkin dia pergi membelikanmu sesuatu." ujar Yaga mencoba agar membuat (y/n) tidak terlalu khawatir.

(Y/n) mengulas senyum tipis, "oh... Bisa saja ahaha..." tawanya gugup. "Jaa, aku pergi dulu. Permisi Masamichi-san."

Yaga mengangguk dan kembali menutup pintu ruang kepala sekolah. Kakinya kembali melangkah, rumah keluarga Gojou tidak terlalu jauh dari SMA Jujutsu, hanya butuh sekitar empat puluh lima menit berjalan kaki.

(Y/n) menatap keramaian, barangkali matanya bisa menemukan pemuda berambut putih platina. Tapi sekali lagi hatinya ditelan kekecewaan, Satoru-nya tidak ada sepanjang mata memandang.

Kepalanya mendongak menatap langit malam berbintang dengan bulan sabit yang menggantung.

Kakinya kembali melangkah menuju rumah tradisional keluarga Gojou. Tapi langkah kakinya terhenti begitu mendengar suara tawa orang yang dia cari-cari sejak tadi.

Sebuncah kesenangan melesat, secepat datangnya secepat itu juga perginya. Matanya menatap datar Gojou yang tengah digelayuti manja oleh beberapa wanita berpakaian seksi.

"Satoru..." lirihnya. Wajahnya menggelap tak senang.

Inikah yang dilakukan Gojou selama tiga jam? Tak memberi kabar sama sekali dan malah bermain dengan beberapa wanita? Kemana prinsip pria itu ketika mengucap sumpah setia padanya?!

(Y/n) ingin menjerit kesal, tapi tak bisa mengingat dia adalah seorang public figure. Dia harus menjaga image nya sebagai penulis terpelajar.

"Satoru." panggilnya mengulas senyum tipis tapi tidak dengan matanya yang terlihat tak berekspresi, cenderung menyembunyikan apa yang dia rasakan.

Gojou yang merasa dipanggil pun hanya melirik sebentar dan kembali berbicara dengan para wanita jalang pemegang gelar pelakor bagi (y/n).

"Bajingan sialan itu, sepertinya harus kusunat habis adik kecilnya." batin (y/n) yang mendadak psycho.

(Y/n) mengambil batu seukuran dua jari jempol nya. Memasang aba-aba gerakan dan melemparnya tepat dibelakang kepala Gojou hingga menimbulkan kegaduhan.

(Y/n) kembali mengulas senyum dan berjalan ketempat gaduh dan mendorong beberapa wanita itu menjauh.

"Permisi, nona-nona." ucapnya santai masih dengan senyum tipis diwajah. "Aku harap kalian tak keberatan aku membawa pulang suamiku."

Mendengar ucapan dalam, terlebih (y/n) yang perlahan menghilangkan senyum diwajah manisnya membuat para wanita yang tadinya tengah bersenang-senang tadi seketika menelan ludah.

Dengan wajah masam, (y/n) menarik kaki Gojou menuju kerumah. Meski tubuh (y/n) terhitung mungil dibandingkan tubuh Gojou, kekuatannya bisa disandingkan dengan Zenin Maki kalau dalam hal marah.

Menarik tubuh Gojou adalah hal kecil baginya.

Disepanjang perjalanan menarik kaki panjang Gojou beserta tubuhnya, bibir (y/n) tak henti-hentinya mengabsen umpatan dalam delapan bahasa yang dia ketahui.

"Sialan kau, dasar bajingan. Albino sepertimu benar-benar harus kupotong chinpo mu agar tidak kepikiran untuk selingkuh." umpat (y/n).

Brak.

Saking kesalnya, (y/n) menendang pintu rumah hingga engselnya lepas. Tangannya melepaskan Gojou yang masih setia pingsan.

(Y/n) meletakkan Gojou diruang tengah dan berjalan menuju kamar mandi. Mengambil segayung air dan langsung menyiramkannya ketubuh Gojou.

"BANGUN SIALAN!"

Gojou yang disiram seketika bangun tapi kembali keposisi tidur karena kepalanya berdenyut sakit.

"Ittai!" ringis Gojou yang masih tak sadar (y/n) sudah mengeluarkan amarahnya.

"Ada apa sih, (y/n)? Kenapa kepalaku terasa sakit?!"

(Y/n) mencebik kesal dan menatap Gojou datar, "aku yang melemparmu dengan batu." tantang (y/n).

Gojou langsung berdiri dan menatap (y/n) bingung. "Kenapa kau melempariku dengan batu?!"

Jari telunjuk (y/n) menunjuk dan menekan sedikit dada Gojou, "kenapa kau berselingkuh?" tanya balik (y/n).

Gojou seketika gugup, "a-aku tidak selingkuh!" ucapnya.

(Y/n) menaikkan alis kirinya, "suaramu tidak meyakinkan, lalu menurutmu kenapa wanita-wanita dengan pakaian kurang bahan bergelayut manja dilenganmu hah?!"

Gojou seketika kicep, "tunggu dulu! Aku bukannya seling-"

"Aaa?! Kau mau bilang kau tidak selingkuh tapi membiarkan wanita-wanita itu menggatelimu?!"

Gojou berusaha memegang tangan (y/n), "dengarkan aku dulu-"

"Ti.da.k!"

(Y/n) berjalan meninggalkan Gojou tapi Gojou kembali menangkap pergelangan tangan (y/n). Menatap mata (e/c) yang berair dan siap menumpahkan air matanya.

Hati Gojou terasa sedikit sakit melihat mata (e/c) itu menangis. (Y/n) melepaskan cekalan tangan Gojou.

Plak.

"Kau bajingan Satoru."

.
.
.

T
B
C

San: syalala~~~ //kabur

.
.
.

See you next chapter 😗👌🏻

6 Desember 2020

✔ ❝Wife❞ (Gojo Satoru x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang