San up sekarang, karena komen sama vote kalian itu mood booster banget, do'akan untuk besok! (≧∇≦)/
.
.
.ᝰ໋᳝݊↳ Who? ↩ᝰ໋᳝݊
.
..
.Ketukan kasar (y/n) keluarkan, mendengus kesal lantaran dirinya dikunci dikamar oleh Gojou.
"Satoru! Keluarkan aku!" pekik (y/n) menggedor pintu. "Kok aku dikurung!? Aku salah apa?!!!"
"...."
Hening, kening (y/n) sudah dipenuhi oleh perempatan urat dan hampir meledak kekesalannya.
Sehari setelah bangun diranjang rumah sakit, (y/n) langsung diboyong Gojou menuju kediaman besar keluarganya. Dan dikunci dikamar tanpa bisa bergerak keluar melihat taman.
Kakinya melangkah menghantam pelan papan tatami dan duduk diatas futon. Tangannya mengambil ponsel miliknya dan mengetik nomor Gojou.
"Keluarkan aku sialan!" pekik (y/n) begitu sudah tersambung pada nomor Gojou.
"Sst! Nanti dulu! Istirahat sana! Kalau sudah masuk bulan kelima baru kukeluarkan."
Kening (y/n) menekuk tajam, sedari kemarin Gojou terus mengatakan hal-hal yang sama sekali tidak dia mengerti.
"Hah?!?! Kau mau mengurungku berapa lama disini?!"
"Hanya dua bulan lagi, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk jadi kukurung saja dikamar~~"
"Tunggu!!! Setidaknya beri aku sesuatu untuk dibaca!" ucap (y/n) cepat sebelum Gojou menutup teleponnya.
"Okee~~ Sepuluh menit kubawakan novel dan buku-buku literatur kesukaanmu!"
(Y/n) menghela nafas kasar dan mengacak surainya. Bibirnya menekuk keatas sembari menunggu kedatangan Gojou. Sekitar sepuluh menit sudah lewat, (y/n) masih menunggu kedatangan pria berambut putih platina itu.
Pintu kamarnya terbuka, (y/n) langsung berlari dan menubruk Gojou yang membawa sebuah tas ditangannya, "sialan! Lepaskan aku Satoru!"
Tangannya langsung menarik kerah seragam hitam Gojou, mendorongnya menjauh dari pintu tapi gagal karena Gojou sudah lebih dulu memeluk pinggangnya erat.
"Berisik, ah!" ucap Gojou santai dan masuk kedalam kamar. Tangannya meletakkan tas berisi buku-buku yang diinginkan (y/n) dan tangannya yang satu lagi memeluk erat tubuh (y/n).
(Y/n) terus memberontak dan memukul-mukul kecil dada Gojou.
"Pukulanmu tidak berasa," kata Gojou. "Ah! Kau harus makan lebih banyak lagi."
(Y/n) seketika membelalakkan matanya, kepalanya langsung menggeleng cepat dan mengingat apa saja yang sudah dia makan setiap dua jam sekali, mulai dari makanan ringan hingga berat, dan semua itu adalah makanan dan cemilan sehat yang membuatnya seketika mual ingin muntah.
"Tidak tidak tidak! Aku sudah kenyang! Tolong berhenti memaksaku memasukkan makanan-makanan itu kedalam mulutku! Aku bisa muntah nanti !"
Pekikan dan jeritan (y/n) dihiraukan Gojou, Gojou justru menaruhnya diatas futon kembali dan langsung bergerak mengunci pintu kamar.
"Dasar gila!" jerit (y/n). Dia sudah tidak tahan dikurung dikamar meski baru dua hari. "Kau mau aku mati karena stress dikurung terus?!"
Gojou menatap (y/n) datar lalu berjongkok menyamakan tingginya. Jari Gojou menjepit hidung (y/n) pelan, "setidaknya keamananmu terjamin kalau aku seperti ini."
(Y/n) menggeleng kasar melepaskan jepitan jari Gojou dari hidungnya. Tangannya menarik Gojou mendekat, "jelaskan! Kenapa kau mengurungku!"
Gojou menghela nafas, "kau bahkan lebih tidak peka dibandingkan aku, kau itu sedang hamil. Jadi jangan berpikir bisa keluar satu langkah saja dari kamar ini."
(Y/n) terdiam mengerjapkan matanya pelan. Kepalanya memiring tidak mengerti ucapan Gojou. "Hah? Aku... Apa?"
Gojou duduk dan menarik (y/n) kepangkuannya lalu meletakkan kepalanya diceruk leher (y/n), "Hamil. 3 bulan, dan kandunganmu sedikit rawan."
Gojou memeluk (y/n) yang perlahan menghentikan pemberontakannya. Tubuh (y/n) terasa kecil dan hangat, dan Gojou menyukai itu. Tangannya yang lain melepaskan kacamata hitam miliknya dan meletakkannya dilantai.
"Tapi," ucap (y/n) membuat Gojou membuka matanya kembali. "Setidaknya biarkan aku jalan-jalan ditaman, aku kesepian dikamar terus sendirian."
Gojou menatap (y/n) yang memasang pandangan sayu, menghela pelan dan semakin mengeratkan pelukannya, "baik. Hanya sampai taman, itu batas toleransiku."
Sebuah senyuman lebar tersungging, (y/n) membiarkan Gojou dengan bebas mengusap kan hidungnya dibahu (y/n). Perlahan (y/n) bisa merasakan telapak tangan Gojou yang lebar mengelus pelan perutnya.
"Kalian berdua," bisik Gojou pelan tepat ditelinga (y/n) dan mengecupnya. "Milikku."
.
.
.Aster kecil berwarna ungu terlihat tumbuh merumpun dan bergerombolan. Kaki (y/n) yang polos terasa sangat kontras merasakan bebatuan sendimen yang dipotong datar agar tidak melukai kaki yang berjalan diatas mereka.
Sedikit bersenandung kecil, mata (y/n) menatap jauh kedalam taman yang ada dikediaman Gojou. Beberapa tetua juga orang dewasa terlihat keluar dari pendopo dan menatapnya yang hanya mengenakan dress musim panas sepanjang betis.
"Nyonya," ucap salah satu tetua. "Ada apa sampai kemari?"
(Y/n) mengulas senyum tipis, "aku hanya sedang berjalan-jalan dan menikmati pemandangan."
Tetua itu menunduk dan menatap kaki (y/n) yang tanpa alas kaki. "Dengan seperti itu? Kaki anda bisa terluka. Yura, ambilkan alas kaki untuk nyonya."
(Y/n) sedikit melambaikan tangannya, "tidak, tidak apa-apa! Aku serius, aku lebih nyaman seperti ini." ucapnya menolak tawaran sang tetua.
Tetua itu mengambil tangan (y/n) dan mengusapnya pelan, seulas senyum juga muncul dibibir sang tetua. "Kalau begitu saya pamit dulu, semoga anda menyukai tamannya."
(Y/n) menatap tangannya yang tadi disentuh tetua, matanya kembali melihat kearah tetua dan gerombolannya pergi berjalan menjauh.
"Satoru tidak pernah bilang ada orang tua disini, jadi mereka siapa?" tanyanya pelan mengamati tangannya, wajahnya mendatar.
"Tetua tadi kulitnya sedingin es, seperti mayat saja. Itu sedikit membuatku takut." ucapnya yang kemudian kembali berlalu menuju taman.
.
.
.T
B
C.
.
.San: kemarin siapa yg bilang bakalan ada kdrt ha? Kaget aku liat komen kalian para readers, pikirannya kemana-mana 🤣🤣🤣
.
.
.See you next chapter 👀👄👀👌🏻
18 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ❝Wife❞ (Gojo Satoru x Reader)
Hayran Kurgu•*¨*•.¸¸☆*・゚゚・*☆¸¸.•*¨*•.¸¸☆*・ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊. ┊ ┊ ┊ ┊ . ┊ ✿ ┊ ┊ ┊ . ┊ . ┊ .┊. ┊ º ✶ º◇ ┊. ┊ ◇ ✦. ❀ º ✰. Rasanya jadi...