ᝰ໋᳝݊↳ Hate And Love You ↩ᝰ໋᳝݊
.
..
."Sayang~"
Kening seketika berkerut, (y/n) tahu pasti Gojou selalu ada maunya kalau memanggilnya seperti itu.
"A-apa?" tanya (y/n) gugup.
Gojou terlihat tersenyum lebar kearahnya sembari menyembunyikan tangannya dibelakang. (Y/n) yang duduk dibangku balkon sedikit merinding, apa lagi yang diminta si albino padanya?
"Tutup matamu dulu~"
(Y/n) menggeleng keras, "tidak!"
Gojou sedikit cemberut mendengar penolakan (y/n) dengan cepat Gojou menunduk dan menatap langsung mata (e/c). Gojou yang saat itu hanya memakai kacamata hitam, bisa langsung (y/n) lihat mata ocean khas milik Gojou.
Gojou kembali mengembangkan senyumannya, kedua tangan yang dia sembunyikan tadi menarik tubuh (y/n) kedalam pelukannya. "Aku ada hadiah."
Saat itu juga Gojou meletakkan laptop keatas nakas dan langsung membawa (y/n) berpindah tempat dengan cepat.
Udara dingin menerpa kaki telanjang (y/n). Tangannya mencengkram erat baju Gojou tanpa ada niatan membuka matanya.
"Buka matamu, (y/n)."
(Y/n) sedikit mengomel dan cemberut, perlahan matanya terbuka dan disambut oleh mata Gojou yang menatapnya lekat.
"Apa?" tanya (y/n) kesal.
"Kau tidak lihat pemandangan?"
"Peman-UWAH!!" Tangan (y/n) dengan cepat memeluk erat leher Gojou dan mengalungkan kakinya dipinggang Gojou. "SATORU!!! TURUN SEKARANG ATAU JATAHMU KUKURANGI JADI SATU RONDE!"
Gojou tertawa kecil mendengar pekikan (y/n) yang menurutnya lucu itu. Tangannya menepuk pelan puncak kepala (y/n) yang terlihat akan menangis sebentar lagi.
Bibir persiknya tepat berada didaun telinga kiri (y/n), "lihat kedepan. Ada matahari terbenam yang indah disana."
(Y/n) kalap, Gojou tidak memeganginya dengan benar dan membuat (y/n) terpaksa memeluk Gojou dengan erat. "Kau gila! Aku pasti mati muda!"
Gojou kembali tertawa, tubuh istrinya terlihat gemetar saat ini. Bagaimana tidak gemetar, Gojou membawa (y/n) terbang. Terbang tanpa ada pijakan dibawah kaki. Terlebih istrinya itu mengidap phobia ketinggian.
"Kalau kau mati muda, akan kuhidupakan kau kembali agar bisa bersamaku lebih lama. Akan kucuri jiwamu dari malaikat maut!" ucap Gojou senang.
"Satoru sayang, aku bersumpah akan mengurangi jatahmu kalau kita tidak turun sekarang juga?" pekik (y/n) mengancam.
"Sayang~ kau tahu ancamanmu itu tidak akan bisa berlaku untukku." geli Gojou. "Aduh, aku pegal." Gojou melepaskan pelukan (y/n) dari tubuhnya dan membuat (y/n) terjatuh kebawah.
"Are?"
"ALBINO SIALAAAANNN!!!!" pekik (y/n).
Gojou dengan cepat turun dan menangkap tubuh (y/n) yang tegang menunggu tubuhnya menghantam tanah.
"Aduh aduh, maafkan aku. Habis kau mencengkram bahuku kuat sekali." keluh Gojou.
(Y/n) yang ada didalam gendongan Gojou memukul bahu Gojou, "sialan! Aku membencimu! Huwaaa!"
(Y/n) menangis dibahu Gojou. Gojou yang melihat itu sedikit panik dan berusaha meminta maaf. Acara kejutannya ternyata berjalan tidak lancar.
"Ma-maafkan aku, kumohon jangan membenciku." ucap Gojou gugup.
"Turun!" perintah (y/n).
Gojou patuh dan turun ketanah. (Y/n) segera melepaskan pelukan Gojou dan langsung berjongkok. Kedua tangannya menutup wajahnya yang kembali terisak ketakutan.
"Aduh, maafkan aku. Sepertinya aku berlebihan." kata Gojou dengan tangan yang menyentuh bahu (y/n).
(Y/n) menghempaskan tangan Gojou dan berjalan meninggalkan Gojou. Wajahnya kentara kesal dan memilih tidak mendengarkan permintaan maaf Gojou.
Gojou yang diacuhkan memeluk (y/n) dari belakang tidak peduli (y/n) mengamuk dan mencoba melepaskan diri, "hey hey, lihat! Kita sudah sampai!" ucap Gojou menunjuk kedepan.
(Y/n) berhenti mengamuk dan menatap tajam kedepan, dia sedikit tertegun melihat pemandangan didepannya.
Sebuah bangku taman yang mengarah langsung kematahari terbenam. Dengan bunga-bunga kecil berwarna ungu dan merah muda yang tumbuh disana.
Gojou menunduk dan mengecup sedikit tulang selangka (y/n). "Maaf membuatmu kesal, aku ingin menunjukkan ini padamu."
(Y/n) menunduk merasakan gelenyar aneh ketika Gojou mengecup bahunya, "kau menyebalkan." ucapnya pelan.
"Aku tahu, maafkan aku dan jangan membenciku." jawab Gojou.
Gojou membalik tubuh (y/n) agar menghadap kearahnya. Kedua tangannya memegangi pipi (y/n).
Wajahnya sedikit menunduk dan menciumi kelopak mata (y/n).
"Satoru itu jorok," ucap (y/n) yang merasa Gojou tengah menjilat pipinya yang ada bekas air matanya.
(Y/n) menjauhkan wajahnya dari Gojou dan menatap Gojou yang tersenyum senang dengan lidah sedikit terjulur.
"Tak masalah! Aku suka!" kata Gojou yang langsung dihadiahi tatapan jijik dari (y/n).
"Tidak! Kau tidak boleh menyukai air mata, itu menjijikkan."
"Ahahahah~" gelak Gojou. "Ayo kita duduk kesana!"
Gojou membawa (y/n) kebangku dan duduk disana. Gojou menepuk pahanya meminta (y/n) duduk diatas pahanya. (Y/n) sedikit merona melihat itu dan menggeleng menolak permintaan Gojou.
Gojou yang tidak tahan langsung menarik (y/n) kearahnya dan memangku (y/n), memeluknya dari samping dan meletakkan dagunya dibahu (y/n).
"Begini lebih nyaman."
(Y/n) tertegun dan membiarkan Gojou mengecupi bahunya, "kita disini sebenarnya untuk apa?"
Gojou mengembangkan senyumannya, "sepertinya kau lupa, ini peringatan satu tahun pernikahan kita!"
"Eh?! Sudah selama itu rupanya!"
.
.
.T
B
C.
.
.San: udah siap masuk konflik dichapter depan? 👀👄👀
.
.
.See you next chapter 😗👌🏻
12 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ ❝Wife❞ (Gojo Satoru x Reader)
Fanfic•*¨*•.¸¸☆*・゚゚・*☆¸¸.•*¨*•.¸¸☆*・ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊. ┊ ┊ ┊ ┊ . ┊ ✿ ┊ ┊ ┊ . ┊ . ┊ .┊. ┊ º ✶ º◇ ┊. ┊ ◇ ✦. ❀ º ✰. Rasanya jadi...