PROLOG

18.6K 525 10
                                    

Tiana Prameswari gadis desa berusia 18 tahun, yang mendapatkan beasiswa disalah satu terkenal Universitas di Jakarta. Hanya tinggal beberapa bulan lagi dia bisa memasuki bangku perkuliahan.

Tiana yang hanya seorang anak petani biasa yang hidup sederhana, ingin membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya. Impian sudah didepan mata tapi bagaimana ketika kesalah pahaman terjadi dan mengakibatkan kesalahan fatal yang harus merenggut impian dan masa depannya.

Sore itu Tiana baru pulang dari rumah Sari temannya dengan berjalan kaki karna rumah Sari dan Tiana tak terlalu jauh letaknya kalau melewati jalan persawahan. Saat ditengah jalan tiba-tiba turun hujan, Tiana memutuskan untuk meneduh dulu kalau tidak dia akan basah kuyup karna guyuran air hujan.

"Kenap harus hujan dulu sihh mbok ya nanti dulu to" Gerutu Tiana sambil berlari mencari tempat yang bisa digunakan untuk berteduh, Tiana menemukan gubuk yang bisa dia jadikan sebagai tempat berteduh.

"Untung ada gubuk" Kata Tiana sambil masuk diatas gubuk untuk berteduh. Tak lama saat Tiana berteduh ada seseorang juga yang ikut berteduh.

Saat melihat orang disampingnya ternyata seorang laki laki tampan, dengan rahang tegas, dan berkarismatik. Tapi sepertinya bukan orang kampung sini pikir Tiana.

"Ganteng sihh tapi kenapa serem gitu sihh mana ini hujan gak reda-reda lagi. Kalau gue diapa apain gimana dong?". Batin Tiana sambil menggeleng gelangkan kepalanya mencoba menepis pikiran kotornya.

*****

Hari ini Derren harus pergi untuk meninjau proyek pembangunan pabrik terbarunya. Sebelum berangkat duda 2 anak ini harus melalui beberapa drama dengan anaknya terlebih dahulu.

"Ayah pergi dulu ya sebentar, kalian disini dulu sama oma dan opa. Nanti malam ayah jemput kalian lagi dirumah oma". Derren memberi perngertian pada kedua anaknya Kenzi dan Kenzo. Karan ini pertama kalinya Derren meninggalkan kedua anaknya bersama oma opanya. Bukannya tak percaya sama mama papanya sendiri, tapi Derren memang lebih suka membawa kedua anaknya untuk ikut jika dia ada pekerjaan keluar kota bahkan ke luar negeri. Karna Derren tak ingin jauh jauh dari anaknya ini. Derren harus rela menitipkan kedua anaknnya karna Kenzi anak sulungnyq masih dalam kondisi pemulihan dua hari lalu Kenzi harus dirawat dirumah sakit karna penyakit Typus.

"Iya yah kita gpp kok sama oma opo dulu" Jawab Kenzi

Sibungsu cemberut karna tidak di ajak ikut ayahnya pergi. Tingkah Kenzo yang cemberut sambil menggembungkan kedua pipi bakpaunya itu justru mengundang tawa geli orang orang yang melihatnya. Tak tekecuali sang Ayah oma dan opa.

"Kenzo gak injinin ayah kerja?". Tanya Derren pada Kenzo yang dari tadi hanya cemberut sambil memalingkan wajahnya tak mau melihat sang ayah. Derren mencoba meraih bungsunya itu.

"Zo au kut yah"Jawab Kenzo dengan mengeluarkan jurus andalannya popy eyes dah hal itu justru membuat Derren gemas dan mencium kedua pipi si bungsu.

"Gak bisa sayang tapi lain kali Ayah ajak abang sama adik. Sekarang ayah punya tugas buat Zo, Zo mau bantu ayah?" Jawab Derren memberi pengertian Kenzo pelan pelan.

"Gas pa, yah?"tanya Kenzo penasaran dengan mata berbinar. Kenzo memang suka kalau dia beri tugas dia merasa sangat dibutuhkan oleh orang lain.

"Kenzo bantu ayah ya, jaga abang sampai ayah pulang. Biar abang cepet sembuh, bisa Zo?". Dengan mata berbinar Kenzo menganggukkan kepalanya dengan semangat sampai membuat kedua pipi bakpaunya bergoyang goyang dan membuat orang yang ada dikamar itu terkekeh geli melihat kelakuan si bocah.

"Au yah, Zo aga bang Zi ja. Yah gi ja cana?". Jawab Kenzo tersenyum senang. Dengan memberikan kepercayaan kepercayan kecil seperti kepada anak, akan membuat rasa tanggung jawab pada anak tumbuh sedikit demi sedikit dan sang anak akan merasa dibutuhkan karna ada memberikan kepercayaan padanya.

Tiana PrameswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang