4. Kanojo?

2.9K 421 165
                                    

Misi kemarin sudah berakhir. Katanya berhasil, tapi [Name] tidak dapat mengingat apapun. "Yang penting kau baik baik saja." Begitulah kata Okami. Apakah okami juga mengkhawatirkan [Name]?. Ya, entahlah. [Name] juga tak mau ambil pusing soal itu. Karna itu dia berniat mengambil udara segar Pagi ini.

Kekasih. Kata kata itu terngiang dalam kepalanya sejak Nobara mengucapkan kata itu. Semenjak [Name] sadar, dia bersama Nobara di rumah sakit. Dan Nobara mengajaknya mengobrol tentang 'Girls-Talk'.

Flashback.

"[Name]. Apa kau punya Kekasih?" Itulah pertanyaan yang terlontar dari gadis di sebelahnya. "Hum...Tidak, bukankah sendiri lebih bebas?" Jawab [Name]. "Huum. Para lelaki jama sekarang hanya melihat dari fisik. Kalau saja mereka melihat dari Sifat pasti aku sudah dieperbutkan semua Lelaki!.Walau aku juga bagus dalam Fisik..." Nobara sepertinya memiliki tingkat Kepedean diatas Rata rata..sementara [Name] hanya tertawa seraya bergumam. "Kau benar."

Hingga dia terpikirkan tentang Seseorang. 'Apa Inumaki Senpai juga hanya memandang fisik?'

Now.

"Apakah Senpai juga memandang fisik ya..." gumam [Name]. "Yo!apa yang kau lakukan disini [Name]?" Seseorang menepuk bahu [Name] dari belakang. "Oh, Nobara..Mungkin merenungkan diriku yang belum pernah ounya kekasih dan hanya bisa ngehalu.." balas yang ditanya. "Kalau begitu ayo kita ke Mall!!" Teriak Nobara. "H-hah?Ya..boleh juga sih!" [Name] pun menerima ajakan Nobara. "Kalau begitu ayo!!"
"S-sekarang?!Baiklah.."

-
13 : 43 PM
[Name] Pov.

Kami sekarang akan menyebrang jalan. Tapi di seberang aku melihat pria yang tak asing bagiku bersama dengan....Gadis yang juga tak asing bagiku. Oh! Itu Inumaki Senpai dengan gadis yang kemarin menyelamatkan kami.

Kami berniat menyapa mereka. Tetapi, saat kami sudah dekat dengan mereka..gadis itu berkata pada Senpai,
"Gadis bernama [Name] itu memang tak berguna kan?dia hanya menjadi beban bagi mu. Tokkun."

Tokkun?Panggilan darimana itu?Itu tidak nyambung dengan Nama Senpai.

"Okaka." Aku memahami ucapan Senpainya. Tapi bagaimana dengan Nobara?

"Dasar Wanita Jalang!" Nobara langsung menendang punggung gadis itu. Sementara Inumaki Senpai sudah menyadari bahwa aku ada disana.

Normal POV

"Konnichiwa!Senpai-Tachi." [Name] memulai dengan salam yang ramah, dikarenakan Dia menyadari bahwa pejalan kaki memperhatikan mereka. "Apa maumu bocah?!gausa sok belagu anjeng!" .g

"Em..anoo Senpai, lebih baik kita selesaikan di tempat sepi.." [Name] tidak ingin mengotori nama SMK Jujutsu. "Apa?apa kau takut dilihat banyak orang?Ha!Pengecut!!" Maki gadis tersebut, tapi segera ditarik oleh Inumaki ke sebuah gang sepi.

"Ekhem. Gomenne Senpai, aku memang hanya beban. Tapi aku tidak pernah memanfaatkan kekuatan kutukan untuk berbuat hal yang salah.." ya. [Name] berniat menyindir, bukan meminta maaf. Tapi walau begitu dia masih mempedulikan harga diri lawan bicaranya.
"Hah?hal yang salah?apa maksudmu?!"
"Kau, Tamura Alisa...Aku benar kan?" Tanya [Name]. "Darimana kau ta--" ucapan gadis yang bernama Alisa itu terpotong oleh perkataan [Name].

"Keluarga Tamura adalah keluarga yang..cukup terpandang seperti keluarga Zen'in. Dan biodata para anggota keluarganya juga terpampang disitu. Termasuk Kekuatan Kutukannya. Awalnya, aku mengira kalau kekuatanmu adalah 'Menetralkan kutukan', Tapi ternyata bukan." Jelas [Name] panjang lebar. "Eh?lalu apa kekuatan kutukannya?" Tanya Nobara. "...Magnet. Kau bisa menarik benda benda yang kau inginkan ke tanganmu. Apa aku benar?"

"Tch." Decih Alisa. "3× Percobaan pembunuhan terhadap manusia. Target sama, Target memiliki pengaruh yang cukup besar pada dunia jujutsu." Sontak wajah Alisa menunjukkan wajah Shock. "Jawablah sialan, oh?atau aku harus menyebutmu Stalker? Membuntutiku semenjak aku datang ke SMA Jujutsu. Menyelinap ke kamar Inumaki Senpai ketika Senpai sedang pergi. Bersembunyi di bawah kasurku seharian penuh. Mengintip jadwal Senpai Hari ini. Kau terlalu menjijikkan brengsek!!" Yang terdapat dalam pikiran Alisa kali ini hanyalah, "Inumaki tidak boleh percaya."

"T-Tokkun Jangan percaya pada anak ini!! Dia hanya membual!!" Bantah Alisa. Namun Inumaki hanya menatapnya dengan tatapan tajam, Tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh teman masa kecilnya dulu. "Apakah menurutmu orang yang memberitahuku akan percaya padamu??K-kau terlalu naif sialan, Ahahaha!!" [Name] tertawa seolah olah dia adalah penjahat yang menang. Ya, Inumaki adalah orang yang bisa bersikap tenang di situasi apapun.

Termasuk saat Inumaki melihat Alisa mengambil sesuatu dari sakunya menggunakan kutukannya. Dia menggunakan jarinya sebagai isyarat pada [Name]. Wajahnya tetap tenang.
"Tunggu, bagaimana kau bisa mengerti isyaratnya?" Tanya Nobara.

Lalu [Name] berjalan ke arah Inumaki, Memeluk tangannya, "Bagaimana bisa sepasang kekasih tak mengerti satu sama lain?" Jawab [Name]. Sementara Inumaki?Mukanya...datar.., Tetapi jika kalian lihat di balik kerahnya yang menutupi mulutnya. Terdapat senyuman tipis dgn dilengkapi semburat merah.

"T-Tokkun?..Benarkah itu..?" Lirih Alisa. "Shake." Jawaban singkat Inumaki membuatnya pasrah. Dan dia langsung berlari seraya menangis. [Name] merasa ada yang mengelus kepalanya. "Kerja bagus." Ucap Inumaki seraya mengelus kepala Adik Kelasnya, atau Pacarnya. [Name] otomatis memeluk 'Senpai' nya itu. Setelah itu fushiguro datang, dia memiliki janji dengan Inumaki. Tapi yah, karna sudah pada berkumpul jadi mereka ber-4 pergi bersama.

Skip.y

Malam hari itu, keduanya merasa lega. Tak ada yang menguntit kemesraan mereka lagi.g
"Huft...Aku lega, walau agak sedih..." ya wajar. [Name] baru mengetahui kematian Sahabat karibnya sejak SMP itu.. "Takana?" Tanya Sang lelaki di sampingnya. "Daijoubu desu yo, Senpai!" Jawab sang empu. "Jangan panggil aku 'Senpai' terus." Akhirnya Sang lelaki mengucapkan kata kata selain Isian Onigiri. "Ha'i Toge-San!" [Name] terlihat biasa saja, tapi dalam hatinya ia menahan rasa malu yang...segunung. "Arigatou, Aoki-Chan."
"Hanya itu?" Jawab [Name]. "Eh?" Inumaki tampak tak mengerti.

[Name] mem-pout kan bibirnya, mengharap bahwa kekasihnya ini mengerti jika ia juga ingin dipanggil dengan Nama depannya. Dan yang ia dapatkan...lebih dari itu. inumaki mengira [Name] menginginkan sebuah ciuman, jdi...ya...gtu..

Dari bibir, turun ke leher. Tangan masih setia mendekap pinggang. Menyisakan bekas biru-keunguan di leher [Name]. Lagipula pikir Inumaki, 'Bibir seperti itu terlalu menggoda!' Sementara [Name] masih terbengong. "Ada apa sayang?Kau mau lebih?kalau mau kita bisa lakukan di--" ucapan Inumaki terpotong oleh bantahan [Name]. "S-Senpai...AHO!BAKA!!ECCHI!!" Sementara Inumaki hanya kebingungan dan [Name] sudah berlari ke kamarnya menahan rasa malu🗿.

Dah. Gaada nganu nganuan, kelen belom sah🗿

Eto..Senpai!! [Inumaki X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang