Happy reading!!
Saat ini Dande dan keluarganya sedang makan malam di meja makan. Baik Dande maupun orang tuanya sibuk dengan makanan masing-masing. Hanya suara sang Maminda yang terdengar saat bertanya apakah ingin nambah atau tidak?.
Dande adalah anak kedua dari pasangan Sakir dan Asfa. Sedangkan anak pertama Sakir dan Asfa bernama Dandileon Asfaka, sekarang dia sedang berkuliah di Newyork.
"Dek, bantuin maminda nyuci piring, ya? Jangan kabur duluan. Anak gadis enggak boleh kayak gitu," perintah maminda.
Padahal dalam benak Dande, Dande sudah ingin cepat-cepat ke ruang keluarga, untuk mengambil laptop, lalu menonton drakor. Tapi disayangkan sekali, harapan Dande pupus oleh jiwa cenayangnya sang maminda.
Dande memang memanggil Ibu dan Ayah nya dengan sebutan Maminda dan Papinda, karena menurut nya yang lebih beda itu, lebih oke.
"Iya-iya, Nda." pasrah Dande cemberut.
"Jangan maju gitu dong bibir nya. Anak gadisnya papinda itu harus senyum terus, biar tambah cantik, nanti banyak yang suka loh," hibur Sakir pada anak nya. Dande membalas dengan senyuman terpaksa lalu mengangguk malas.
"Nah, cantik itu. Yaudah bantuin maminda sana!. Papinda mau nonton duluan"
"Fyuhh , capek deh." Dande beradegan menepuk kening ala film.
Dande berjalan ke arah maminda, yang sudah sibuk mencuci piring.
Saat tiba disamping maminda, Dande langsung mengambil alih dengan membilas yang sudah di sabuni oleh Maminda nya.
"Nda," panggil Dande. Asfa memandang ke arah putri satu-satu nya.
"Apa?"
"Maminda pernah jatuh cinta nggak?" tanya polos Dande.
"Kamu ini Dan, ada-ada aja pertanyaannya. Ya, jelas pernah lah. Itu papinda kamu dulu cinta pertama dan terakhir maminda," jelas Maminda.
"Oh, ya? Berarti maminda enggak ada suka cowok lain dulu, gitu?"
"Ya, kalau suka sih banyak. Cuman suka lihat gantengnya cowok aja, sampai sekarang aja maminda suka lihat orang ganteng dan rapi gitu." Dande meringis saat mendengarkan ungkapan jujur maminda.
"Ihh, untung aku keturunan papinda, coba kalau maminda, behhh, pasti aku punya marga Dandelina Asfari pg²," ungkap Dande.
"Pg²?" tanya maminda bingung.
"Iya, pg² itu tuh, playgirl and pakgirl," jelas Dande.
"Heee, ngawur kamu! Maminda 'kan bilang suka bukan cinta. Bedain dong," sarkas Maminda Asfa.
"Sama aja!" balas Dande.
Beberapa menit kemudian, piring-piring sudah terletak rapi di rak piring. Dande dan Asfa mengelap tangan nya yang basah.
"Maminda, rasanya jatuh cinta itu gimana?" tanya Dande penasaran. Maminda melihat putri bungsunya.
"Kenapa? Lagi fall in love kamu?," tanya Maminda Asfa.
"ehh, e-nggak kok," balas gugup Dande.
"Heleh, masih bau kencur aja jatuh cinta'an," ejek maminda.
"Aishh, Maminda ini lohhh," sebal Dande.
Asfa memilih tidak membalas ucapan Dande, dan malah berjalan ke arah Sakir yang sedang asik menonton sambil memakan Popcorn.
"Enak yah, nonton tv sambil makan gitu. Santai banget lagi tuh ngabisin sendiri," ucap Asfa menyindir ke Sakir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang 3
Novela JuvenilOsis dan Ekskul Basket harus bersengketa karena ruang 3. Ruang sekretariat terluas itu diperebutkan Dande dan Panji untuk timnya masing-masing. Karena ruang terluas hanya tersisa satu, masing-masing dari keduanya bersaing merasa berhak atas ruangan...