Bagian 16 • Cerita di Kantin dan Perpustakaan

4 1 0
                                    

Happy reading!

"Kamu mau makan apa?" tanyanya,  saat Al dan Dande sudah duduk di kantin.

Jam istirahat sudah berbunyi. Al menempatkan janjinya yang sudah dia buat bersama Dande. Setelah istirahat, ia langsung saja bergegas ke kelas Dande, menunggu Dande keluar dari kelasnya.

Dande tampak memikir. "Hm, nasi goreng aja deh. Minumananya jus Alpukat," jawabnya riang. Terbayang di benaknya jus alpukat yang menggoda.

"Okei. Bentar, ya. Aku pesan dulu." Al beranjak ke stand kantin, memesan makanannya dan Dande.

Sedangkan Dande duduk terdiam, menatap punggung Al yang berjalan. "Kok Al hari ini tumben, ya? ajak makan bareng. Biasanya untuk senyum aja masih nahan. Aneh ih." monolognya. Keheranannya masih di ambang kali, eh di pikiran.

Yang ngambang di kali, kuning-kuning, ya.

Sibuk memikirkan hal yang membuatnya heran, ia memutuskan untuk mengenyahkan hal tersebut. "Bodo ah, kali ini mau nikmati waktu dulu, hehehe."

Dande mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin.

"Dande."

"Bau-bau enggak enak nih," gumam Dande pelan. Napasnya ia hembus dengan pelan.

"Woi." Tanpa izin dan persetujuan, Panji duduk di hadapan Dande. Sedangkan Dande tampak mencoba tak menggubris.

"Hei!" panggil Panji lagi. Ia mantap Dande dengan dengan alis terangkat.

"Lo tau enggak, kalau limbad berbuat baik, namanya jadi limgood. Keren, 'kan?" ucap Panji terus. Dande yang tadi tampak tak tertarik, kini menatap Panji.

"Kalau udah tua, namanya jadi limbah? Gitu?"

"Hahahaha, anjir. Gue ngakak. Lo kocak anjir," balas Panji sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Dih, cowok ketawanya besar. Ngakak, ya.

"Apaan? Lo aja yang humornya receh," sahut Dande singkat.

Panji membasahi bibir bawahnya, lalu mengelus dagunya. "Emang lo enggak suka gue lawakin gini? Humor ini, kocak."

"Sorry, humor lo bukan selera gue." Dande manatap sinis Panji.

"Wow."

"Dan," panggil Al yang baru saja tiba. Ada nampan yang berisi beberapa makanan, dua porsi nasi goreng, jus alpukat dan jus jerukpun ada di atas nampan tersebut.

Tatapan Al mengarah ke arah Panji, sebelum ia memutuskan, lalu menatap Dande lagi. Diletakannya nampan tersebut, lalu mengambil tempat di sebelah Dande.

"Wah, makasih minumannya. Tau aja gue suka jus alpukat." Lagi, tanpa izin, Panji meminum jus tersebut. Dande dan Al melotot kecil.

"Iss, itu, 'kan punya gue sama Al. Nyerobot aja lo!" desis Dande tak terima. Enak saja Panji ini, sudah menganggu, mengambil hak milik lagi.

"Gue manusia, bukan robot. Jadi yang bener itu nye-manusia."

"Apasih lo? Garing!"

"Biarin."

"Diem deh lo."

"Hm."

"Iss."

Al menatap kedua manusia tersebut heran, lalu menatap sepenuhnya pada Dande. "Udah, Dan, enggak papa."

"Nah, tuh enggak papa kata ketos." Perkataan Panji menyulutkan emosi Dande. Kalau saja tidak ada Al di sini, sudah habis ia. Dande yakin itu.

"Ada apa?"

Ruang 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang