Bagian 2 •Aestetik atau Aestetok?•

26 13 9
                                    

Happy reading!

"Enggak, emang apa?" tanya Dande penasaran. Saka melihat intens ke arah Dande sambil memajukan kepalanya, hingga membuat Dande memundurkan secara refleks.

"Lo apaan sih?! Enggak usah maju-maju dong kepalanya, mau gue smackdown itu kepala?!!," sarkas Dande, tapi Saka sama sekali tidak menggubris ucapan Dande.

Saka semakin bertindak dengan mengulurkan tangan nya ke arah kening Dande. Tentu saja Dande tidak terima dan ingin menangkis tangan nakal Saka, tapi gerakannya jauh lebih lambat dari Saka, karena Saka terlebih dahulu memegang kedua pergelangan tangan Dande dengan tangan kirinya nya lebih besar dari tangan Dande.

"Bentar, Dan. Ada mahluk salah planet ini," ungkap Saka ambigu.

"Apasih maksud lo?! Mahluk apa? Salah planet apa lagi?. FIX, SELAIN BELOK, LO JUGA GILA!!. LEPASSS!" bentak Dande. Tapi, tetap saja Saka tidak menggubris amukan Dande, mata nya masih fokus pada kening Dande.

Beberapa detik kemudian, Saka melebarkan matanya tepat tatapan nya dikening Dande, lalu detik berikut nya Saka menatap mata Dande. Dande terkejut tentu saja.

"Apa?" lirih Dande. Saka mulai mengendurkan pegangan nya pada pergelangan tangan Dande, hal itu membuat Dande bertambah takut.

Saka mulai mundur, lalu, "DANDE BERKUTU, IHH JOROK BANGETT SIHH!"

Dande yang awal nya takut, kini berubah menjadi melongo. Heran saja melihat Saka. Pikir Dande, ada apa?

Para murid yang lain mulai mendekat penasaran. Salah satu dari murid itu, yang bernama Indri mendekat pada Saka.

"Bener Sak?," tanya Indri.

"Iya bener tau, lihat ini" Saka menunjukan telapak tangan kepada Siswi ber nametag Mei Indri itu. Indri meneliti hal apa yang di tunjuk oleh Saka. Detik berikut nya,

"HEEE!! ITU SEMUTT GOBLOK!! LO GILA APA BEGO SIH? MASA BEDAIN KUTU SAMA SEMUT AJA ENGGAK BISA!!" teriak Indri mengelegar. Saka menggaruk kepala nya yang tak gatal. Sedangkan korban, si Dande, hanya acuh dan malah sudah duduk di kursi nya dengan rapi.

Tawaan murid lainnya yang menyusul, kembali membuat kelas 1 MIPA A bertambah ribut.

"Emang ada apa sih, Gin? Kok kayaknya pada nggak ada guru masuk ke kelas?" tanya Dande masih dengan ke heranannya. Agin menatap Dande.

"Oh itu, kata nya sih karena sekolah kita mau ulang tahun," jelas Agin. Dande menjawab dengan ber 'oh' ria, tapi detik selanjutnya Dande langsung saja menepuk kening nya dengan tangan kanan nya.

"Ada apa sih ogeb?!" kaget Agin. Dande melotot ke arah Agin.

"Apa woi?!" tanya Agin.

"Hehehe, gue cuman baru ingat aja kalau bentar lagi sekolah ulang tahun." jelas Dande tanpa berdosa. Agin melihat melas Dande. 'Ingin ku membunuh, tapi sahabat sendiri' batin Agin.

"Eh iya Dan, nanti lu pulang sama siapa? Gue pulang sama Opi yah? Lo enggak papa kan?," tanya serentetan, tidak enak dari Agin. Dande menaikkan alisnya, lalu berucap,

"Enggak papa kok. Lagian, nanti gue mau pergi ke toko buku dulu. Novel gue udah habis stock soalnya," jelas Dande santai.

"Lo 'kan udah banyak koleksi novel, bermacam-macam  genre lagi. Enggak sayang duit lu?" tanya heran Agin.

"Enggak lah, gue 'kan emang nabung buat beli novel." jelas Dande.

"Terserah lo, deh." pasrah Agin. Dande terkikik geli.

Dande membuang napas kasar, hal itu tertangkap oleh  Agin. "Kenapa?" tanya Agin.

"Hmm." Dande menaikkan alis nya bingung. "Apanya yang kenapa?," lanjut Dande.

Ruang 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang